Ceramah Master Cheng Yen: Tekun Mendengar Dharma dan Mengubah Kesesatan Menjadi Kesadaran

“Sekarang saya sudah dilantik (Komite Tzu Chi), ketika saya sudah dilantik saya bertekad mengambil tanggung jawab. Yang pertama misi amal, karena saya tidak mau lagi melihat orang yang meminta bantuan ke Tzu Chi tidak tertolong. Karena saya pernah melihat yang meminta bantuan ke Tzu Chi tidak tertolong dan akhirnya meninggal. (Karena hal itu) jadi saya mau mengambil tanggung jawab itu. Selain itu, saya mau mengambil tanggung jawab di misi pelestarian lingkungan supaya pelestarian lingkungan di Xie Li saya berjalan dengan baik,” kata Agung Taufik Firmansyah Nasution, relawan Tzu Chi dari Indonesia.

“Master, setelah pulang ke Manila, saya akan belajar memasak dan menghidangkan lebih banyak makanan vegetaris yang lezat agar bisa mengajak lebih banyak orang bervegetaris. Master, saya ingin menjadi tangan dan kaki Master untuk menolong lebih banyak orang yang membutuhkan bantuan,” kata Michelle relawan Tzu Chi Filipina.

Dua hari yang lalu, kita mengadakan upacara pelantikan bagi relawan dari 13 negara dan wilayah. Kita membutuhkan penerjemahan dalam lima bahasa karena para relawan dari berbagai negara menggunakan bahasa yang berbeda-beda.

Ada satu sesi yang membuat semua relawan dipenuhi sukacita. Ini berkat pertunjukan Tim Opera Tang Mei Yun. Mereka datang untuk mempersembahkan kisah Buddha Sakyamuni yang berdurasi belasan menit. Beliau lahir, tumbuh besar, serta melihat fase lahir, tua, sakit, dan mati di dunia ini.

 

Demi mencari kebenaran, Beliau memutuskan untuk melatih diri. Dalam pelatihan diri-Nya, Beliau berhasil mengatasi segala rintangan batin. Beliau berhasil mengalahkan Mara di dalam batin-Nya. Setelah mengalahkan Mara, kondisi batin-Nya menjadi tenang. Dalam sekejap, pikiran-Nya menyatu dengan alam semesta dan memahami kebenaran tentang seluruh alam semesta. Selain empat unsur alam, juga ada unsur kelima di dunia ini. Apa unsur kelima itu?

Unsur kelima adalah ruang yang luas, yaitu alam semesta ini. Tanpa ruang yang luas ini, dari mana air berasal? Tanpa ruang yang luas ini, dari mana udara berasal? Jika hanya ada tanah, angin, air, dan api, tanpa cahaya matahari, cuaca akan sangat dingin dan segalanya tidak bisa bertumbuh.

Saat kita melihat sebatang pohon dan bertanya mengapa pertumbuhannya begitu buruk, orang lain mungkin berkata, “Ia kekurangan cahaya matahari.”

Kemarin, saya berjalan di koridor Griya Jing Si dengan diikuti oleh sekelompok dokter dan relawan. Saat berhenti dan menoleh, saya melihat barisan yang panjang. Saya berhenti dan berkata, “Sudah berapa putaran saya berjalan? Sudah berapa ratus langkah?”

Saya merasa bahwa saya sudah cukup berjalan. Saya ingin berhenti dan masuk ke dalam. Lalu, seorang dokter berkata, “Master, pertimbangkanlah untuk berlari.” Ada pula yang menyarankan untuk berjemur cahaya matahari dan lainnya.


Saya berkata, “Mengenai pola hidup, saya tahu bahwa saran kalian sangat bermanfaat bagi saya, tetapi saya tidak bisa melakukannya dan tidak punya waktu untuk itu.” Saya mungkin terlihat seakan-akan memiliki waktu yang cukup, tetapi saya selalu sibuk dengan rutinitas sehari-hari saya dalam ruang yang terbatas.

Berjalan-jalan sangatlah mudah, tetapi saya tidak bisa melakukannya. Begitu pula dengan berdiri atau duduk. Seberapa lama saya berdiri dan seberapa jauh saya berjalan, itu tidak bisa disesuaikan dengan keinginan saya karena waktu saya terbatas.

Meski saya selalu bersyukur dan tahu berpuas diri, tetapi saya tetap kekurangan sesuatu, yaitu waktu. Demikianlah kehidupan, tidak ada seorang pun
yang selamanya tidak kekurangan, juga tidak ada seorang pun yang selamanya merasa puas dengan apa yang dimiliki, baik ketenaran, keuntungan, maupun kebutuhan materi. Inilah kenikmatan yang dikejar manusia.

Setiap orang mengejar kenikmatan yang berbeda. Namun, semuanya merasakan penderitaan. Di dunia ini terdapat hukum alam yang tidak bisa dihindari, yaitu penuaan, penyakit, dan kematian. Kematian tidaklah menakutkan. Selama masih mampu bersumbangsih, kita harus bersumbangsih dengan hati penuh rasa syukur dan tahu berpuas diri.


Kemarin, saya mendengar kisah banyak relawan yang mengubah kesesatan menjadi kesadaran. Dengan membaca Kata Renungan Jing Si atau mendengar Dharma, mereka bisa memperbaiki diri. Ini membuat sangat terhibur. Akhirnya, ada orang yang mendengar ceramah saya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ada seorang relawan laki-laki yang merasa serba salah karena dulunya istri dan ibunya tidak akur. Setelah mengenal Tzu Chi, membaca Kata Renungan Jing Si, dan mendengar Dharma, hubungan istri dan ibunya menjadi harmonis. Seluruh anggota keluarganya telah bergabung menjadi insan Tzu Chi. Ibunya memiliki 16 cucu dan beberapa cicit. Kami berbincang-bincang dengan gembira.

Saudara sekalian, apa yang saya dengar kemarin sungguh membuat saya terhibur. Inilah yang disebut memberi persembahan dengan Dharma. Setiap relawan yang dilantik telah mengikuti pelatihan sebelumnya dan terus memperbaiki diri hingga kini menjadi Bodhisatwa dunia yang sesungguhnya.

Ke mana pun kaki mereka melangkah, mereka membawa berkah ke sana dan menciptakan berkah bagi dunia. Sungguh, saya sangat bersyukur kepada setiap relawan yang menciptakan keharmonisan di sekitar mereka sehingga suasana yang harmonis dapat tersebar ke seluruh dunia.

Masa-masa pelantikan relawan selalu membuat saya sangat tersentuh dan bersyukur.

Melihat penderitaan yang tidak berujung akibat lahir, tua, sakit, dan mati
Menggenggam waktu untuk tekun mendengar Dharma
Mengubah kesesatan menjadi kesadaran dan memberi persembahan dengan Dharma
Menciptakan berkah bagi dunia dengan menjalankan praktik Bodhisatwa

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Oktober 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 30 Oktober 2019

Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -