Ceramah Master Cheng Yen: Tenaga Medis Membentuk Siklus Kebajikan dan Cinta Kasih


“Tahun lalu, kami memiliki jalinan jodoh untuk merawat seorang remaja berusia 18 tahun yang menderita kelainan metabolisme lipid. Berat badannya hanya 27 kg. Ini adalah penyakit yang langka. Kadar lemak darahnya pun sangat tinggi, termasuk kolesterol, trigliserida, dan gula darah. Dia juga menderita diabetes tipe 1 yang membutuhkan suntikan insulin. Pasien dengan penyakit ini juga akan mengalami hipertrofi jantung yang membuat fungsi jantungnya makin menurun. Oleh karena itu, kami mulai membentuk tim perawatan lintas departemen,”
kata Qiu Xin-hui Kepala Ruang Perawatan Intensif Anak.

“Beruntung, tim kami terdiri atas berbagai ahli, seperti ahli gizi, apoteker, ahli endokrinologi, ahli gastroenterologi, dan ahli mata yang selalu bersama-sama memberikan perawatan bagi pasien tersebut. Kami menyadari bahwa dia mengalami degenerasi makula akibat diabetes yang tidak terkontrol. Dokter mata khawatir jika dia tidak menerima pengobatan, dia akan mengalami kebutaan. Pasien ini sebelumnya pernah merasa putus asa dan mencoba untuk bunuh diri,” lanjut Qiu Xin-hui.

“Pada awalnya, dia tidak memberi tahu apa pun kepada kami. Namun, secara bertahap, dia menyadari bahwa kami benar-benar membantunya dan berusaha meringankan bebannya. Jadi, secara perlahan, dia makin memercayai kami. Dia akhirnya mulai membuka diri untuk menceritakan kisahnya kepada kami. Para pekerja sosial sangat sepenuh hati memperhatikannya, begitu pula dengan psikiater. Saat ini, dia merasa sangat bersyukur atas perawatan dari seluruh tim medis. Kami juga mendoakannya agar dapat menjaga tubuhnya dengan baik dan mengubah kehidupannya dari hitam putih menjadi lebih berwarna,” pungkas Qiu Xin-hui.


Saya sangat bersyukur mendengar bagaimana seorang pasien telah diselamatkan. Saya berharap ketika pasien bertemu dengan dokter, dokter dapat memberikan kepercayaan diri kepada pasien. Inilah yang saya harapkan. Kita memiliki rumah sakit di Hualien, Taipei, Dalin, Taichung, dan lainnya. Saya selalu melihat dan mendengar bahwa setiap dokter bekerja dengan sepenuh hati.

Saya mendengar adanya ikatan yang kuat antara tim medis dengan pasien. Saya juga mendengar hal ini dari pasien yang sebagian adalah insan Tzu Chi. Mereka sangat percaya terhadap rumah sakit kita. Sebagian besar insan Tzu Chi memilih berobat di RS Tzu Chi. Setiap insan Tzu Chi sangat mengandalkan dan memuji rumah sakit kita. Saya sering berpikir bahwa misi kesehatan kita sangatlah bernilai.

Dari Empat Misi Tzu Chi, misi amal membantu orang-orang kurang mampu; misi kesehatan merawat orang sakit; misi pendidikan mendidik anak-anak dan membawa harapan bagi masyarakat; misi budaya humanis mewujudkan keindahan, menyebarkan kebenaran, dan memberikan edukasi kepada masyarakat. Inilah Empat Misi Tzu Chi. Kita semua berharap bahwa kita dapat menjalankan semuanya dengan penuh ketulusan.

Dalam misi kesehatan, tim medis bertanggung jawab untuk melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih. Saya mendengar semuanya telah melakukannya dengan baik. Menyelamatkan pasien dan mengasihi pasien adalah tekad teguh dari para tenaga medis. Berpegang teguh pada tekad dan mempraktikkan kebenaran adalah hal yang saya katakan setiap hari dan berulang-ulang. Ketika saya terus membicarakannya, itu berarti adalah sebuah prinsip kebenaran dan saya tidak dapat menemukan kata-kata lain untuk menggantikannya.

Berkat cinta kasih yang dimiliki, tenaga medis selalu ingin melenyapkan penderitaan orang-orang. Saya yakin inilah alasan mereka memilih menjadi dokter atau perawat. Saya merasa sangat bersyukur. Penderitaan terbesar dalam hidup ialah penyakit. Jadi, dokter dan perawat adalah penyelamat kehidupan pasien.


“Ini adalah anak laki-laki berusia 9 tahun yang telah menelan tutup pensil mekaniknya. Alasan sulitnya mendiagnosis benda asing pada anak-anak ialah karena mereka tidak dapat menjelaskan apa yang terjadi pada mereka. Dia hanya menunjukkan gejala seperti batuk. Jadi, yang pertama menyadari ialah dokter anak. Dokter tersebut menyadari adanya benda asing yang menyumbat,”
kata dr. Fan Yu-jun Spesialis bedah toraks.

“Pada hasil rontgen, dokter menyadari bahwa paru-paru anak ini menjadi sedikit lebih kecil. Jika dokter anak mengabaikan hal ini, anak ini mungkin akan mengalami kerusakan paru-paru pada dua lobus kanan. Di ruang operasi, saluran napas anak ini sangat kecil sehingga kami harus memasukkan selang yang lebih kecil. Ketika kami melakukan hal ini, anak ini tidak dapat bernapas karena kami harus mencabut alat bantu pernapasan untuk memasukkan selang ke dalam saluran napasnya. Jadi, bagi departemen anestesi, menjaga saluran napas pasien adalah hal yang sangat sulit,” lanjut dr. Fan Yu-jun.

“Saya mencoba menjepit dan menariknya dua hingga tiga kali, tetapi saya merasa cara ini tidak akan berhasil. Pada akhirnya, kami menyatukan pikiran dan menemukan ide untuk menggunakan bronkoskop yang fleksibel untuk melihat ke dalam saluran napas, lalu memasukkan alat keras melalui samping selang. Proses ini memakan waktu sekitar 6 jam. Selama proses tersebut, kami dibantu oleh kepala departemen bedah toraks, dr. Xie Min-xiao, kepala departemen bedah, semua perawat di ruang operasi, dan perawat anestesi,” pungkas dr. Fan Yu-jun.


Kita telah mendengar kisah tentang anak kecil ini. Dokter telah menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyelamatkan nyawanya. Kita menyelamatkan nyawanya dengan harapan dia dapat tumbuh sehat dan dapat berkontribusi bagi masyarakat di masa depan. Itulah tujuan kita menyelamatkan nyawa manusia. Dengan menyelamatkan orang-orang di dunia ini, mereka yang diselamatkan dapat berkontribusi bagi dunia. Ini adalah sebuah siklus cinta kasih. Saya merasa sangat terharu.

Setiap kali mendengar laporan dari tim medis, hal yang saya katakan ialah pujian dan terima kasih. Dokter dan perawat telah mendedikasikan diri baik tubuh maupun pikirannya dengan cinta kasih. Mereka tidak hanya meringankan rasa sakit pasien, tetapi juga menenangkan hati mereka. Ini membutuhkan kesabaran dan cinta kasih. Kesabaran dan cinta kasih adalah obat terbaik dalam merawat pasien dan merangkul mereka.

Para tenaga medis hendaknya terus bekerja sama dalam kesatuan dan keharmonisan. Dengan demikian, semuanya dapat saling mendiskusikan kondisi pasien dan memikirkan bagaimana cara menolongnya. Antara dokter dan perawat, antarsesama dokter, dan antarsesama perawat harus sama-sama memahami kondisi mental dan fisik pasien. Ini pasti membawa manfaat besar bagi pasien. Manfaatnya ialah ketika pasien sakit, dokter dapat lebih penuh perhatian sehingga memahami kekhawatiran pasien yang mungkin tidak diutarakan serta tahu bagaimana menghibur mereka.

Saya percaya bahwa dapat bertemu dokter yang baik adalah berkah bagi pasien. Ketika dokter memiliki cinta kasih, pasien akan merasa tenang. Dapat bertemu dokter yang baik adalah berkah bagi pasien. Jika dokter dapat membuat pasien merasa tenang, saya percaya bahwa dokter dan pasien akan membentuk hubungan yang baik.   

Dokter dan perawat melenyapkan penderitaan dengan cinta kasih
Menjaga tekad dan mempraktikkan ajaran
Mendedikasikan diri untuk menyelamatkan kehidupan
Menjadi penyelamat bagi orang lain dan membentuk siklus kebajikan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 31 Maret 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 02 April 2024 
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -