Ceramah Master Cheng Yen: Terjun ke Masyarakat untuk Bersumbangsih dan Mengembangkan Nilai Kehidupan
“Zaman dahulu, orang-orang sering mewariskan lahan atau sawah kepada anak cucu mereka. Namun, leluhur saya tidak mewariskan apa-apa. Saya hanya melakukan daur ulang setiap hari. Jika saya tidak melakukannya, suami saya akan berkata, ‘Mengapa hari ini kamu tidak keluar untuk menjaga warisan leluhurmu?’ Kini, saya tidak perlu mengkhawatirkan anak-anak saya, juga tidak perlu mengkhawatirkan masalah finansial. Jadi, saya bisa bertahan dengan hidup hemat dan merasa sukacita dengan melakukan daur ulang,” kata Li Qian-ying, relawan berusia 73 tahun.
“Saya menjalankan empat permata dari Master, yakni makan dengan bahagia, tersenyum dengan sukacita, tidur dengan tenang, dan bersumbangsih dengan sehat. Jadi, makin bersumbangsih, saya makin sehat,” pungkas Li Qian-ying.
“Saya sangat bersyukur kepada Master dan para relawan atas pendampingan dan perhatian kalian selama lebih dari 30 tahun ini sehingga saya dapat terus bersumbangsih hingga kini. Dalam kesempatan ini, saya ingin berterima kasih kepada istri saya yang bersusah payah menarik saya ke dalam Tzu Chi sehingga saya dapat bersumbangsih tanpa mundur,” kata Xu Shui-tian, relawan berusia 87 tahun.
“Saat ada yang bertanya kapan saya akan pensiun, saya berkata, ‘Tidak ada kata pensiun dari Tzu Chi. Di Tzu Chi juga tidak ada dana pensiun. Namun, dengan sungguh-sungguh bersumbangsih, pencapaian saya makin banyak dan hal yang saya lakukan pun makin lancar.’ Saya sangat bersyukur kepada Master,” pungkas Xu Shui-tian.
“Selama ini, saya datang untuk melakukan pembersihan setiap minggu dan menjaga kantor ini dengan baik. Saya mulai menggarap ladang berkah dari 30 tahun lalu dan hingga kini, saya masih melakukan semuanya. Saya melakukannya dengan gembira. Kini, penglihatan saya tidak baik karena mengalami degenerasi makula. Saya telah mewariskan tanggung jawab fungsionaris daur ulang kepada generasi muda. Saya sangat bersyukur ada yang mewarisi misi,” kata Xu Lin Man-li, relawan berusia 85 tahun.

Saya sangat senang mendengar kisah yang kalian bagikan karena semua itu merupakan pengalaman kalian. Kalian menceritakan hal yang benar-benar kalian lakukan. Kalian berbagi dengan suara yang lemah lembut, tetapi saya tahu bahwa kalian telah banyak bersumbangsih. Karena itu, saya sangat bersyukur pada kalian.
Sesungguhnya, kalian sudah sangat senior. Saya tahu bahwa kalian telah mengikuti langkah saya selama puluhan tahun, dari 20-an, 30-an, hingga 40-an tahun. Kalian semua sudah sangat senior. Sejak saya mendirikan Tzu Chi, kalian terus bersumbangsih bersama saya sehingga saya dapat berfokus pada misi Tzu Chi.
Saat saya ingin membangun rumah sakit, saya yakin bahwa banyak di antara kalian yang bekerja keras untuk memberikan dukungan. Setelah membangun rumah sakit pertama, kita berangsur-angsur membangun rumah sakit lain. Secara keseluruhan, kini kita memiliki 9 fasilitas medis. Ini berkat dukungan kalian.
“Sejak tahun 1990, Master memberikan pidato di Sekolah Menengah Kejuruan Shin Min dan beberapa dari kami mulai bersumbangsih. Makin bersumbangsih, kami makin tertarik,” kata Xu Shu-lan, relawan berusia 76 tahun.
“Saya tidak memiliki keterampilan khusus dan tidak bisa membaca. Meski tidak terampil dalam banyak hal, saya bisa melakukan hal yang benar. Seperti ajaran Master, saya giat melakukan hal yang benar,” kata Lin Xiu-luan, relawan berusia 72 tahun.
“Sejak mengikuti langkah Master, saya terus bersumbangsih tanpa henti. Saat ini, meski kondisi kesehatan saya kurang baik, saya tetap terus melakukan daur ulang tanpa melewatkan satu hari pun,” kata Xu Jin-hai, relawan berusia 96 tahun.
“Kami menjangkau 13 desa di Guoxing untuk menyosialisasikan pelestarian lingkungan dan berbagi tentang Tzu Chi. Setelah kita melakukan sosialisasi di setiap desa, orang-orang pun memahami pentingnya daur ulang. Lalu, barang daur ulang yang terkumpul makin banyak. Karena itu, saya pun belajar menyetir agar bisa mengangkut barang dari berbagai tempat bersama relawan kita. Kita melakukannya dengan gembira,” kata Zhang Yu-mei, relawan berusia 80 tahun.

Sesungguhnya, setiap fasilitas kita berasal dari kesungguhan hati dan tetes demi tetes sumbangsih para relawan kita. Jadi, mari kita menginventarisasi perjalanan hidup kita. Dalam perjalanan kali ini, saya berkata demikian di setiap wilayah. Kita harus menginventarisasi kehidupan masing-masing. Apa pun profesi kalian, dengan mendedikasikan diri di Tzu Chi, kehidupan kalian sangat bernilai. Bagi kita, Tzu Chi adalah misi.
Kita menjalankan Tzu Chi dengan semangat misi dan bukan memandangnya sebagai profesi. Kita menjalankan misi tanpa pamrih dan bukan demi mendapatkan keuntungan. Dalam menjalankan misi, kita bersumbangsih tanpa pamrih dan senantiasa mengucap syukur. Kita saling bersyukur dan bersumbangsih tanpa pamrih. Inilah yang disebut menjalankan misi. Setelah misi terjalankan, kita saling bersyukur. Dengan ketulusan dari lubuk hati terdalam, kita bersyukur satu sama lain. Inilah yang mendatangkan rasa sukacita terbesar.
Tadi, saya mendengar kalian berkata bahwa kalian sangat sukacita menjalankan Tzu Chi. Ini benar. Singkat kata, kehidupan saya dan kalian sangat bernilai. Setiap hari, saya sendiri juga merenungkan apakah kehidupan saya sekarang bernilai, sudahkah saya terjun ke tengah masyarakat, dan sudahkah saya bersumbangsih bagi orang banyak. Jawabannya ialah "ya".
Melihat sumbangsih kalian, saya merasa bahwa saya juga harus bersyukur pada diri sendiri yang telah menginspirasi begitu banyak orang. Saya juga bersyukur pada diri sendiri. Begitu pula dengan kalian. Kalian juga harus bersyukur pada diri sendiri. Tanpa kita, kekuatan yang terhimpun akan berkurang. Jadi, kita harus menyadari nilai kehidupan diri sendiri. Tanpa kita, kekuatan yang terhimpun akan berkurang.
Kita harus menjadi orang yang bisa memberikan dukungan penuh. Jadi, dengan bertambahnya diri kita, peningkatan kekuatannya akan sangat signifikan. Jangan berpikir, "Ada atau tidak ada saya, itu tidak menjadi masalah." Jangan demikian. Kita harus memandang penting diri sendiri. Sesungguhnya, bukan hanya diri sendiri, kita harus memandang penting semua orang. Dengan saling memandang penting dan bersyukur, lingkungan sekitar kita akan penuh kebahagiaan.

Melakukan daur ulang sangat melelahkan. Kalian tidak mungkin tidak lelah. Sungguh, melakukan daur ulang sangat melelahkan. Namun, kita dipenuhi rasa pencapaian dan sukacita. Beruntung, kita telah melakukan daur ulang demi Bumi. Saya merasa bahwa pidato saya saat itu sangat bernilai. Tiga puluh lima tahun yang lalu, saya secara spontan mengimbau orang-orang untuk melakukan daur ulang dengan kedua tangan yang bertepuk.
Saya tidak tahu kalimat ini bisa menjadi begitu bernilai. Kini, kalimat ini telah tersebar ke seluruh dunia. Pelestarian lingkungan menjaga kesehatan Bumi. Sesungguhnya, pelestarian lingkungan juga menjaga kesehatan batin manusia. Jadi, satu kalimat yang sederhana mengandung kebenaran yang mendalam.
Bodhisatwa sekalian, jika mempraktikkan ajaran saya, kalian dapat membawa manfaat bagi orang banyak. Ini berkat adanya kebenaran mendalam dalam ajaran saya. Sungguh, setiap kata yang saya ucapkan mengandung maknanya. Karena itulah, ini disebut menyebarkan kebenaran. Jadi, saya juga merasa bahwa kehidupan saya sangat bernilai.
Tanpa kalian yang bersumbangsih secara nyata, saya tidak akan bisa berkata dengan lantang bahwa kehidupan saya bernilai. Berhubung kalian telah melakukan praktik nyata, saya baru berani berkata bahwa kehidupan saya bernilai. Nilai ini berasal dari praktik nyata kalian. Kalian harus bersyukur satu sama lain karena telah saling mendukung pengembangan nilai kehidupan.
Mempraktikkan kekuatan kelembutan secara langsung
Mendedikasikan diri untuk menjalankan misi tanpa pamrih
Melakukan daur ulang dengan kedua tangan yang bertepuk
Mengembangkan nilai kehidupan dengan menjaga Bumi
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 03 Juli 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 05 Juli 2025