Ceramah Master Cheng Yen: Terjun ke Tengah Masyarakat dan Membimbing Semua Orang dengan Metode Terampil


Saya sangat senang dapat setiap tahun menghadiri Pemberkahan Akhir Tahun di Kaohsiung karena saya dapat merasakan cinta kasih yang melimpah dan terus bertumbuh. Orang-orang yang penuh dengan cinta kasih terus bermunculan di tempat ini. Inilah berkah di dunia. Berkah yang kita ciptakan di dunia ini terlihat sangat indah. Energi kebaikan terus melimpah. Dharma Tzu Chi adalah Dharma yang diterapkan di dunia dengan terjun ke tengah masyarakat dan membimbing semua orang ke arah yang sama, yaitu melayani masyarakat. Tidak ada pengajaran khusus lainnya selain ini.

Untuk melayani masyarakat dan dunia, setiap orang perlu memahami kebenaran sejati. Para Buddha di tiga masa datang ke dunia untuk membimbing semua makhluk. Metode apa yang digunakan? Mengajari semua orang untuk menjadi orang baik dan melakukan perbuatan baik. Enam Paramita dapat dipraktikkan dalam puluhan ribu cara. Apakah Enam Paramita itu? Semuanya tentu sudah memahami ini dengan jelas. Dana, sila, kesabaran, semangat, konsentrasi, dan kebijaksanaan.

Kita semua paham mengenai berdana, yaitu bersumbangsih tanpa pamrih. Menjalankan sila berarti berada dalam aturan yang telah ditentukan. Namun, saat ini, kondisi yang ada di dunia makin hari makin membuat kita khawatir. Kita harus memiliki pola pikir bahwa kita memiliki tanggung jawab atas masyarakat saat ini. Jika semua orang seperti saya, setiap hari pasti akan memikirkan bahwa apa pun yang terjadi di masyarakat, kita memiliki tanggung jawab atas hal itu. Apa yang perlu kita lakukan? Kita perlu mengedukasi orang lain.


Kita semua mempunyai tanggung jawab untuk membimbing semua makhluk hidup. Untuk membimbing, tidak dapat dilakukan oleh saya sendiri dengan membabarkan Dharma kepada banyak orang. Dengan pengetahuan dan kebijaksanaan kalian, kalian dapat menyebarkan Dharma kepada teman-teman dan orang-orang di sekitar yang berjodoh.

Ketika mendengar "Olahraga di Tepi Danau", bagaikan pergi ke suatu tempat untuk bersenang-senang di pagi hari. Ketika berolahraga di pagi hari, apakah relawan melakukannya demi kepentingan sendiri? Ternyata, relawan memiliki maksud untuk menjalin jodoh dengan banyak orang dan menginspirasi mereka. Inilah tanggung jawab. Mereka telah menerapkan metode yang tepat untuk membimbing orang-orang ke jalan yang benar. Inilah yang dilakukan insan Tzu Chi di dunia, yaitu melayani demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk.

Ajaran Buddha diarahkan pada hati setiap orang. Namun, dalam ajaran Tzu Chi, selain hati setiap orang, ajaran juga diarahkan bagi masyarakat. Hendaknya kita terjun ke tengah masyarakat dan membawa bantuan secara langsung bagi mereka yang menderita agar terbebas dari penderitaan. Makhluk hidup tidak hanya mencakup manusia, hewan juga merupakah makhluk hidup yang bernyawa. Oleh karena itu, hendaknya semua orang menghormati semua kehidupan.

Buddha ingin mengajar, membimbing, dan menyelamatkan semua makhluk. Mengajar berarti mendidik, sedangkan menyelamatkan berkaitan dengan kehidupan, yaitu membantu mengatasi kemiskinan dan penderitaan. Inilah yang disebut menyelamatkan atau menolong mereka yang sakit dan kurang mampu. Inilah yang Buddha ingin kita lakukan di dunia.


Kegiatan olahraga di Kaohsiung dimanfaatkan untuk menyebarkan Dharma di tengah masyarakat. Pada pagi hari, semua orang membawa ketulusan hati untuk berhimpun di sana dan membahas ajaran Buddha. Mendengar hal ini, saya merasa sangat senang. Jika bergantung pada para bhiksu dan bhiksuni untuk membimbing semua makhluk, jumlahnya sangat terbatas. Namun, jika orang-orang dalam keluarga, tetangga, dan komunitas dapat mengikuti kegiatan olahraga, mereka dapat bertemu setiap pagi untuk mengucapkan kata-kata baik dan menginspirasi semua orang melakukan hal baik. Dengan demikian, dunia akan seperti surga dunia atau tanah suci.

Surga adalah tanah yang suci. Jika kita bisa berbuat lebih banyak hal baik bagi dunia, dunia akan menjadi tanah suci. Oleh karena itu, Dharma harus diterapkan di dunia dengan membimbing dan menginspirasi semua makhluk. Dengan demikian, semua orang dapat menyucikan hati serta melenyapkan noda dan kegelapan batin. Inilah arah kehidupan kita.

Bodhisatwa sekalian, hendaknya kita sepenuh hati meningkatkan energi kebaikan yang telah tercipta di Kaohsiung melalui kegiatan olahraga pagi. Relawan di sini sangat antusias. Mereka mendengarkan Dharma, menyebarkan Dharma, dan berbicara tentang Dharma. Mereka terus merangkul setiap lapisan masyarakat. Hal ini membuat saya merasa senang.


Dalam perjalanan kali ini, saya terus memberi tahu semuanya untuk menghargai jiwa kebijaksanaan kita dan menginventarisasi nilai kehidupan. Usia saya telah lanjut dan jiwa kebijaksanaan Tzu Chi harus diteruskan. Jadi, saya harus senantiasa menyerukan kepada semuanya untuk mewariskan dan menyebarkan Dharma tanpa henti.

Kehidupan fisik memiliki segmen atau batasan, yaitu kelahiran dan kematian. Seumur hidup adalah satu segmen. Berapa lama kehidupan kita bergantung pada sebab dan kondisi yang kita tanam di kehidupan lampau. Ini menentukan seberapa panjang jalinan jodoh kita di dunia dan apakah kita kita akan bertemu benih baik atau buruk. Dengan benih karma baik, kita terlahir sebagai manusia.

Ada orang yang terlahir di keluarga kurang mampu dan menderita. Meski dilahirkan di keluarga seperti itu akibat adanya jalinan jodoh dengan orang tua saat ini, tetapi orang tua telah memberikan tubuh ini kepada kita dan merawat kita hingga dewasa. Kita tetap harus bersyukur atas budi luhur orang tua. Namun, seiring berjalannya waktu, bagaimana kita menjalani hidup tergantung pada diri kita.

Di dunia ini, bagaimana seharusnya kita menjalani hidup, apa yang ingin kita lakukan, dan arah mana yang ingin kita tuju, semua bergantung pada diri kita sendiri. Untuk memahami hal ini, hendaknya kita melatih diri.   

Menciptakan berkah dengan cinta kasih dan menghimpun energi kebaikan
Menyelamatkan semua makhluk dengan praktik Enam Paramita
Melenyapkan penderitaan dan memberikan kebahagiaan dengan kebenaran sejati
Menciptakan tanah suci di tengah Masyarakat

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 11 November 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 13 November 2023
Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -