Ceramah Master Cheng Yen: Terjun ke Tengah Masyarakat untuk Membimbing Semua Makhluk dan Menjalin Jodoh Baik


“Master pernah berkata bahwa jika ingin hidup sehat, kita harus aktif bergerak. Oleh karena itu, kelas perawatan jangka panjang selalu dimulai dengan kegiatan senam kesehatan. Selain menjaga kesehatan jasmani, kami juga berusaha menjaga jiwa kebijaksanaan mereka. Dengan menonton program ‘Lentera Kehidupan’, Dharma akan mengalir di ladang batin mereka,”
kata Chen Xiang-ning, Dokter TIMA.

“Kami juga memperkenalkan konsep pelestarian lingkungan Tzu Chi. Para lansia juga selalu membawa celengan bambu. Selain itu, kami juga mendorong mereka untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan di Tzu Chi Kedah,” lanjut Chen Xiang-ning.

“Setelah satu tahun pelaksanaan kelas perawatan jangka panjang, beberapa peserta mulai tergerak untuk menjadi relawan. Tahun ini, enam orang dari mereka telah menyelesaikan kelas pengenalan dan memulai pelatihan,” pungkas Chen Xiang-ning.

Saya sangat berharap Bodhisatwa sekalian dapat menjalin jodoh baik secara luas seperti yang saya lakukan. Ini tidak hanya untuk kehidupan sekarang, melainkan juga dari kehidupan ke kehidupan. Begitulah cara kita meneladan Buddha dengan mempelajari Dharma dan meneladan Sangha dalam menyebarkan Dharma.

Saya adalah anggota Sangha. Jadi, saya meneladan tujuan Buddha datang ke dunia dengan terjun ke tengah masyarakat. Untuk meneladan Buddha dan memahami prinsip kebenaran hidup di dunia, saya sungguh-sungguh mempelajari ajaran Buddha dan terjun ke tengah masyarakat. Dengan demikian, terciptalah jalinan jodoh yang mempertemukan kita semua.

Hendaknya kita bersama-sama menciptakan jalinan jodoh berkah untuk menghimpun energi positif. Jangan biarkan energi negatif merasuki kita. Tubuh manusia bisa terserang flu. Dalam bahasa Jepang, flu disebut "energi negatif". Jika energi negatif masuk, tubuh menjadi sakit dan memerlukan obat untuk menyeimbangkannya kembali. Jadi, mikrokosmos harus membersihkan energi negatif dan memperkuat yang positif. Dunia ini adalah makrokosmos.

Hendaknya setiap orang belajar dengan baik dan bersungguh hati dalam memperpanjang jalinan kasih sayang Bodhisatwa. Saya sering berkata bahwa kita harus meneladan Buddha dan Bodhisatwa. Belakangan ini, kalian sering melihat tulisan "belajar" dan "sadar". Di antara kedua kata itu, ada sebuah garis, yaitu Jalan Bodhisatwa yang harus ditapaki. Hanya dengan begitu, barulah kita bisa tersadarkan.


“Pada tahun 2006, pasien kasus ini kehilangan pekerjaannya. Sejak itu, pasangan suami istri tersebut hanya bisa melakukan pekerjaan serabutan untuk menghidupi empat anak mereka. Seiring dengan memburuknya kondisi ekonomi keluarga, emosi pasien ini pun makin buruk dan mulai menarik diri dari lingkungan,”
kata Lin Jun-sheng, Dokter TIMA.

“Dia juga menolak menerima bantuan dan justru mencari pelarian dalam kepercayaan untuk meminta penghiburan kepada dewa-dewa. Akibatnya, hubungannya dengan istri dan anak-anak makin renggang. Pada tahun 2021, istrinya mengajukan bantuan ekonomi kepada Tzu Chi. Pada bulan Oktober 2022, akibat luka di jari kaki pasien ini mengalami infeksi dan diabetesnya tidak terkendali, ia terpaksa menjalani amputasi,” lanjut Lin Jun-sheng.

Lin Jun-sheng melanjutkan “Ketika pertama kali tim medis Tzu Chi mendekatinya, karena watak dan emosi yang tidak terkendali, TIMA mengalami kesulitan untuk membantunya merawat luka dengan baik. Jadi, kami memilih untuk mendengarkannya dengan sepenuh hati tanpa menghakimi dan tanpa membantah pandangannya. Perlahan-lahan, kami mulai membagikan ajaran Master dan kisah-kisah Tzu Chi agar pelan-pelan terserap ke dalam hatinya.”

“Enam bulan kemudian, lukanya sembuh total. Pada bulan Juli 2023, dia secara inisiatif berkata pada relawan Tzu Chi bahwa dia ingin menjadi orang yang bisa membantu orang lain. Dia pun bergabung dalam kelas pelatihan relawan dan ikut mengunjungi keluarga penerima bantuan lainnya,” pungkas Lin Jun-sheng.

Orang yang sakit tidak mampu keluar dari penderitaannya sendiri sehingga kalianlah yang harus melangkah masuk untuk melenyapkan penderitaan mereka. Inilah wujud cinta kasih. Dengan cinta kasih ini, hendaknya kita melangkah di jalan yang benar. Jalan yang benar ialah Jalan Bodhisatwa.

Kita harus selalu melangkah di jalan yang benar agar tidak tersesat ke arah yang keliru. Ketika seseorang sakit, kita harus memberi obat yang tepat. Hanya obat yang sesuai dan baiklah yang dapat menyelamatkannya. Begitu pula dalam hubungan antarmanusia. Untuk bisa saling berhadapan, kita perlu memiliki kesempatan yang baik. Hanya ketika memiliki kesempatan yang baik, barulah kita bisa bertemu dengan orang baik.


Dunia ini memiliki banyak orang baik. Orang baik pun perlu memiliki kesempatan untuk bisa belajar menjadi baik. Tanpa kesempatan itu, ia mungkin tetap berjalan dalam kebingungan dan terbawa oleh arus dunia yang penuh kekeruhan dengan arah yang menyimpang.

Kita telah memiliki jalinan jodoh untuk bertemu orang baik. Ketika dapat menerima perkataan seseorang, berarti kita memiliki jalinan jodoh yang baik dengannya. Orang baik pun memerlukan jalinan jodoh baik. Kita tidak hanya perlu bertemu dengan orang baik, melainkan juga dengan orang yang bisa menuntun kita ke arah yang benar. Inilah yang disebut dengan jalinan jodoh baik, yaitu ketika ada orang yang baik, ajaran yang baik, dan jalinan yang baik.

Bodhisatwa sekalian, setiap orang memiliki potensi untuk menginspirasi dan menuntun orang lain. Jika bisa berbuat demikian, seseorang bisa disebut sebagai Bodhisatwa. Semua orang bisa menapaki Jalan Bodhisatwa karena pada dasarnya memiliki hakikat kebuddhaan. Buddha sejatinya berada di dalam hati kita. Saat membangkitkan niat yang baik, pada saat itu juga kita tengah membangkitkan hati Buddha.

Hati Buddha harus diwujudkan dengan menapaki Jalan Bodhisatwa. Hanya dengan begitu, barulah kita bisa memahami dan melihat hakikat kebuddhaan dalam diri kita serta menyadari kebenaran ajaran Buddha. Hendaknya semuanya bersungguh hati dalam menapaki Jalan Bodhisatwa dan mewujudkannya dalam tindakan. Segala hal selalu dimulai dari langkah pertama.

Dalam hidup ini, semua orang bisa menjadi orang baik. Namun, apakah langkah yang diambil sudah sesuai? Oleh karena itu, kita harus meneladan Buddha dalam menggunakan kebijaksanaan untuk mengajar sesuai kondisi. Hendaknya semua orang membangun tekad dan ikrar untuk menjadi penyelamat bagi orang lain.


Saya senantiasa bersyukur setiap hari karena adanya jalinan jodoh yang membuat saya dapat mengenal begitu banyak orang. Berkat jalinan jodoh yang baik, ketika orang-orang melihat saya, mereka akan merasa sukacita dan percaya dengan perkataan saya. Oleh karena itu, saya selalu berusaha menjadi penyelamat bagi orang lain dengan menghibur dan menasihati mereka. Ketika bersedia mendengarkan, mereka pun akan terselamatkan dari penderitaan.

Saya berharap kita semua dapat belajar untuk menjalin jodoh baik dengan orang lain. Dengan begitu, kalian akan bertemu dengan orang-orang baik. Hanya dengan menjalin jodoh baik, kalian bisa mendengar suara penderitaan dan bisa mengajak orang-orang baik untuk turut membantu mereka yang menderita.

Orang-orang yang baik pun bisa menghibur dan membantu orang yang menderita dengan cinta kasih. Meski kita tidak bisa membantu secara langsung, kita bisa menginspirasi orang baik lainnya untuk membantu mereka yang menderita. Begitulah cara kita membentuk jalinan jodoh untuk membantu orang lain.

Menjalin jodoh baik secara luas dan membimbing semua makhluk
Meneladan Buddha dengan terjun ke tengah masyarakat dan menciptakan berkah
Menjernihkan batin dan melihat hakikat sejati di Jalan Bodhisatwa
Mengajar sesuai kondisi dan menjadi penyelamat bagi orang lain

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 18 Oktober 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 20 Oktober 2025
Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -