Ceramah Master Cheng Yen: Tiap Langkah Bagaikan Emas dan Mewariskan Cinta Kasih Selamanya


“Pascagempa 921, semua relawan Tzu Chi wilayah utara Taiwan bergerak untuk membangun Perumahan Cinta Kasih. Namun, kami sering kali mengambil alat yang salah. Terutama saya. Saya semula bekerja di bidang suku cadang mobil dan sama sekali tidak memahami bidang konstruksi. Meski demikian, semua relawan sangat luar biasa. Semuanya bekerja dengan sepenuh hati,”
kata Li Feng-shi relawan Tzu Chi.

“Perumahan Cinta Kasih dibangun dengan sangat indah dan kokoh. Kami pun telah menyiapkan semua barang yang diperlukan oleh para warga, seperti selimut, beras, dan kecap. Semua yang diperlukan di dalam rumah telah kami siapkan dengan baik. Dari sini bisa diketahui bahwa Master mengetahui penderitaan para korban bencana. Pascagempa, para warga kehilangan semua barang yang ada di rumah mereka. Jadi, kami menyiapkan segala yang mereka butuhkan,” pungkas Li Feng-shi.

“Saat baru pergi ke sana, kami tidak bisa melakukan apa pun dan perlu mempelajari segalanya, termasuk penggunaan berbagai peralatan, seperti cangkul, sekop, dan penggaruk pasir. Sebelumnya, kami tidak pernah menggunakan alat-alat tersebut sehingga harus belajar dari awal. Saat itu, banyak sekolah dibangun dalam waktu yang bersamaan. Meski jumlah relawan sangat banyak, kami kekurangan orang yang ahli dalam konstruksi sehingga kami harus sambil belajar,” kata Liao Nian-ting relawan Tzu Chi.

“Saat itu, kami menghadapi banyak ujian, tetapi juga belajar banyak hal. Apa yang kami tidak bisa, kami akan meminta bimbingan dari perusahaan konstruksi dan kepala proyek di sana. Setiap hari, kami memerlukan tenaga lebih dari 800 orang. Sesungguhnya, pembangunan Perumahan Cinta Kasih di setiap daerah telah diselesaikan dengan baik. Saya berterima kasih atas kerja sama yang harmonis dari semua orang sehingga semuanya dapat terwujud dengan baik,” kata Li Ming-zhong relawan Tzu Chi.

Pahala kalian sungguh tak terbatas. Selama beberapa waktu itu, kehidupan kalian sangat bernilai. Hendaklah kita mencatat sejarah dengan baik. Kisah yang kalian bagikan sangatlah indah dan ini semua akan menjadi sejarah Tzu Chi. Saya berharap kalian dapat mencatat sejarah kalian masing-masing. Saya berharap semua insan Tzu Chi dapat mencatat sejarah masing-masing dan menjadikannya sebagai warisan keluarga. Kalian juga hendaknya berbagi tentang kisah keluarga kalian agar semua itu dapat dicatat. Inilah yang disebut dengan warisan keluarga.


Pada tahun 2001, saat memberikan ceramah, Master berkata bahwa kita harus melakukan dengan sukarela, menerima dengan sukacita. Master juga berkata, ‘Jika sekolah ini memiliki seribu murid dan kita dapat menyelesaikan pembangunan sehari lebih awal, berarti kita untung seribu hari.’ Berkat semangat dan dorongan Master, kami tidak hanya bekerja tanpa terpengaruh oleh cuaca, tetapi juga bekerja sepanjang waktu demi merampungkan pembangunan secepat mungkin,” kata Xu Wen-long relawan Tzu Chi.

“Saya ahli dalam membuat pakaian wanita. Karena itu, banyak orang meragukan kemampuan saya untuk membantu dalam proyek pembangunan. Namun, saya yakin bahwa saya memiliki kekuatan untuk turut mendedikasikan diri. Saya telah membantu dalam pembangunan Perumahan Cinta Kasih, gedung sekolah, RS Tzu Chi Xindian, Kompleks Tzu Chi Sanchong, dan Griya Jing Si. Saat ini, saya masih berada dalam tim Kakak Zhang Shi-wen. Master, tenanglah. Saya akan mendedikasikan hidup saya hingga napas terakhir,” kata Lai Jun-ming relawan Tzu Chi.

Kalian telah membagikan tentang bagaimana kalian menciptakan nilai dalam hidup. Gedung sekolah yang kita bangun juga dapat bertahan hingga waktu yang lama. Sekolah adalah tempat terpenting di dunia untuk melindungi jiwa kebijaksanaan. Entah berapa banyak murid yang telah lulus dari sekolah yang kita bangun kembali. Mengenang masa lalu, setiap langkah yang kita ambil sangatlah berharga. Saya merasa sangat bersyukur.

Hendaklah kita merapikan setiap sejarah yang ada. Jika tidak, apa yang kita bagikan akan berlalu begitu saja. Apa yang kita lakukan pun akan terlupakan begitu saja. Sesungguhnya, masa-masa itu adalah masa-masa yang paling bernilai dalam kehidupan kita karena telah membantu banyak orang tanpa pamrih. Kita bersumbangsih tanpa melekat pada apa pun dan tidak perhitungan. Ini disebut bersumbangsih tanpa pamrih.


Kita bersumbangsih hingga dipenuhi rasa sukacita dan kebahagiaan. Semuanya pasti merasa lelah, tetapi juga merasa sukacita. Kalian telah menunjukkan kasih sayang Bodhisatwa. Kasih sayang ini sangatlah bermakna. Ini sungguh tak terbayangkan. Kalian telah bersumbangsih tanpa pamrih dengan kasih sayang Bodhisatwa. Banyak hal yang patut disyukuri.

Selama puluhan tahun, Tzu Chi telah membantu banyak orang. Ini karena semua orang memiliki cinta kasih untuk menciptakan berkah bagi dunia. Hendaklah kita mengingat kembali perjalanan kita dalam puluhan tahun terakhir dan carilah anggota Tzu Cheng untuk membantu kita mencatatnya. Mereka tidak perlu menulis artikel yang bagus, hanya perlu mencatat kisah-kisah yang telah berlalu. Kalian dapat menceritakannya kepada mereka dan mereka akan membantu mencatatnya bagian demi bagian. Setelah itu, kita yang akan menyusunnya.

Kita harus mencatat setiap kisah tentang jiwa kebijaksanaan kita dan sejarah yang menyentuh tentang setiap keluarga yang bersumbangsih demi Tzu Chi. Di sini, saya melihat data tentang banyaknya bangunan yang dibangun kembali oleh Tzu Chi pascagempa 921. Tzu Chi telah membangun Perumahan Cinta Kasih yang terdiri atas 1.776 unit rumah dan 51 gedung sekolah. Inilah kekuatan besar bagi stabilitas masyarakat.

Berkat bantuan tepat waktu dari Tzu Chi, para warga di wilayah tengah Taiwan dapat memiliki kehidupan yang stabil dan kembali bekerja seperti biasa tanpa rasa khawatir. Ketika mereka sudah siap untuk pindah, kita akan membantu mereka membongkar rumah rakitan sementara. Bahkan, sebuah paku pun akan kita simpan dengan baik karena semua itu dapat digunakan untuk mendirikan depo daur ulang atau ruang kelas sementara. Jadi, kita memanfaatkannya dari generasi ke generasi. Apakah masih digunakan hingga sekarang? (Ya)

Hendaklah kita menghargai setiap barang dan terus menggunakannya untuk membawa manfaat bagi dunia.


“Setelah membongkar rumah rakitan sementara di Perumahan Cinta Kasih, kami mengumpulkan semua material, memberi nomor, dan membawanya kembali ke Taipei dan Taichung. Setiap potong papan, bahkan perlengkapan kecil seperti sekrup pun kami kemas dengan baik,”
kata Li Ming-zhong relawan Tzu Chi.

“Saat kita membutuhkan konblok di Tanzi, saya berkata kepada Shu-ting bahwa kita hendaknya menggunakan konblok yang kita bongkar dari perumahan pascagempa 921 sebagai wujud menghargai sumber daya. Dia berkata bahwa barang itu tersedia. Suatu hari, ketika saya pergi untuk belajar cara memasang konblok, saya melihat bahwa semua konblok itu masih baru dan terikat dengan sangat rapi. Saya bertanya, ‘Mengapa kita menggunakan yang baru?’ Shu-ting berkata, ‘Bukan. Ini adalah konblok yang dikirimkan oleh anggota Tzu Cheng kita.’ Orang yang bisa menjaga barang sangatlah luar biasa. Para anggota Tzu Cheng kita telah melakukannya. Saya merasa bahwa ini bukanlah hal yang mudah,” kata Lin Jing Xian Wakil ketua Yayasan Tzu Chi.

Banyak hal yang patut disyukuri. Hendaklah kalian terus mencatat sejarah Tzu Chi. Cara penulisan tidak menjadi masalah. Yang terpenting ialah mencantumkan nama orang, jumlah orang, dan tempat kejadian. Jika kita dapat mencatat hal-hal ini, hidup kita di era ini tidaklah sia-sia. Hidup ini bagaikan panggung sandiwara. Jadi, di kehidupan sekarang, kita telah memainkan peran yang sangat menarik. 

Memberikan bantuan darurat saat Gempa 21 September 1991
Menstabilkan kehidupan masyarakat dengan kasih sayang Bodhisatwa
Tiap langkah bagaikan emas dan menginventarisasi kehidupan
Mencatat kisah kehidupan dan mewariskan cinta kasih selamanya

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 03 April 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 05 April 2024
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -