Ceramah Master Cheng Yen: Tim Medis Melayani dengan Kehangatan dan Budaya Humanis


“Kami sangat merindukan Dokter Hong-bin. Agar dia dapat tenang, tim THT akan meneruskan tongkat estafetnya,” kata dr.
Chien Sou-hsin Kepala RS Tzu Chi Taichung.

“Saat terbaring sakit, Dokter Wu memberi saya banyak tugas. Salah satunya, beliau berharap saya dapat mengambil alih program implantasi koklea. Jadi, pada bulan Agustus, beliau mengutus saya untuk menjalani pelatihan di pusat implan koklea terbesar di dunia. Beliau juga meminta saya untuk melanjutkan kuliah. Beliau berkata jika beliau adalah lulusan dari NTU, maka saya juga harus lulus dari NTU. Oleh karena itu, saya melanjutkan penelitian saya di NTU (National Taiwan University). Saya telah memenuhi harapannya,” kata dr. Xie Cheng-you Spesialis THT.

“Tahun lalu, saya mendapatkan peringkat pertama. Saya akan mewariskan kebijaksanaan dr. Wu Hong-bin dan dr. Xu Quan-zhen serta meneruskan semangat pengembangan implan koklea yang mereka harapkan. Selama 6 bulan terakhir, setiap hari Selasa, dr. Xu Quan-zhen akan membimbing saya melalui prosedur bedah langkah demi langkah. Selain prosedur operasi harus memenuhi standar tertentu, dr. Xu, saya, dan tim juga mulai berpartisipasi dalam konferensi internasional untuk meningkatkan keterampilan kami. Kami berharap dapat mempromosikan implan koklea ini,” lanjut dr. Xie Cheng-you.

“Kami tidak ingin setelah kepergian dr. Wu, semua orang tidak mengetahui bahwa RS Tzu Chi Taichung memiliki program implan koklea. Selain itu, dr. Wu juga menitipkan kepada saya untuk mengembangkan departemen tuba Eustachius. Membangun pusat tuba Eustachius adalah tujuan kami di masa depan sebagai ciri khas rumah sakit ini,” pungkas dr. Xie Cheng-you.


Ketika kembali ke Taichung, saya sangat merasakan perasaan yang mendalam karena merindukan dr. Wu Hong-bin. Beliau tidak akan ada lagi di hadapan kita selamanya. Namun, saya percaya bahwa beliau akan selalu ada dalam ingatan kita. Beliau telah membantu banyak anak tunarungu hingga bisa mendengar dan berbicara dengan jelas. Saat ini, mereka telah menjalani kehidupan yang baik. Ya, ilmu medis adalah hal terpenting di dunia. Inilah metode menakjubkan yang dapat melenyapkan penderitaan.

Dunia penuh dengan penderitaan. Namun, tidak ada penderitaan yang melebihi penyakit. Orang sakit memerlukan dokter yang baik. Dokter yang baik adalah yang terpenting. Dalam Empat Misi Tzu Chi, misi kesehatan sangatlah penting. Selain penyakit fisik, ada juga penyakit batin manusia. Jadi, dokter yang baik sangatlah diperlukan.

Saya sering mengatakan bahwa seorang dokter harus merawat pasien dengan cinta kasih. "Berjodoh dengan dokter yang baik adalah berkah pasien." Orang dahulu mengatakan, "Ketika orang sakit memiliki jalinan jodoh dengan dokter, obat apa pun yang diminum akan berkhasiat. Jika tidak ada jalinan jodoh, obat yang bagus pun tidak akan ada khasiatnya." Jadi, cinta kasih dan kasih sayang sangatlah penting.


“Pada tanggal 30 Desember, diadakan Pemberkahan Akhir Tahun di Taichung. Ketika melihat kursi Master yang kosong, saya menyadari bahwa ini berbeda dengan apa yang saya bayangkan sebelumnya. Meski sebelumnya pernah membayangkan hal ini, tetapi ketika hal itu benar-benar terjadi di hadapan kita, rasa dan dampaknya dalam hati kita sangat berbeda. Saat kita berseru bersama-sama, kami sangat berharap Master dapat melihat bahwa insan Tzu Chi Taiwan wilayah Tengah memiliki arah yang sama selamanya, yaitu mengikuti Master dan kita akan bekerja dengan kesatuan serta keharmonisan. Bagaimanapun, ketika kami berlutut dan melihat kursi Master yang kosong, kami sangat merindukan Master,”
kata dr. Chien Sou-hsin Kepala RS Tzu Chi Taichung.

“Saya telah bergabung dengan Tzu Chi selama 36 tahun dan itu adalah pertama kalinya saya tidak melihat Master saat Pemberkahan Akhir Tahun. Dampaknya lebih besar dari yang saya bayangkan. Tentu saja, kami semua telah membangun tekad dan ikrar untuk menghargai jalinan jodoh dengan Master. Ketidakhadiran Master saat itu menyadarkan kami akan pentingnya sikap menghargai dan ketekunan. Suatu hal tidak boleh hanya dipikirkan saja, melainkan harus dipraktikkan,” pungkas dr. Chien Sou-hsin.

Rumah sakit ini penuh dengan cinta kasih. Pada dokter dan perawat sudah seperti satu keluarga. Kepala RS telah sepenuh hati membimbing setiap dokter, perawat, dan staf untuk saling mengasihi. Dengan cinta kasih yang berkesadaran, hendaknya kita semua membangun ikrar agung dan terus berpegang teguh pada tekad untuk melayani dalam misi kesehatan. Semua tenaga medis menganggap pasien seperti keluarga dan dapat turut merasakan penderitaan yang pasien hadapi.

Badan misi kesehatan kita melayani pasien dengan cinta kasih yang tulus bagaikan keluarga sendiri dan bagaikan merawat penyakit sendiri. Melihat tubuh pasien yang sakit, hati kita juga merasa sakit. Dengan rasa tidak sampai hati, kita mengasihi dan melindungi mereka. Kasih sayang ini sangat dapat dirasakan oleh pasien.


Setiap kali mengunjungi Taichung, saya selalu mendengar kisah-kisah yang penuh kehangatan dan cinta kasih dalam dunia medis. Ini sangat menyentuh. Saya berharap bahwa misi kesehatan kita terus melayani dengan kasih sayang dan cinta kasih. Kita juga dapat memadukan pelayanan budaya humanis dengan perkembangan yang ada. Misalnya, kita dapat mengembangkan pelayanan medis melalui telekonferensi sehingga dapat membantu pasien yang jaraknya jauh. Namun, untuk lansia yang hidup sebatang kara, bagaimana caranya agar kita dapat berinteraksi dengan mereka?

Para lansia mungkin seusia dengan saya. Mereka terkadang merasa sangat kesepian. Hendaknya kita mengembangkan cara untuk dapat lebih dekat dengan mereka, membantu mereka, dan merawat mereka dengan lebih baik. Hendaknya kita semua lebih tekun dan bersemangat. Kita bukan ingin bersaing dengan orang lain untuk mendapatkan keuntungan, melainkan berusaha untuk mengembangkan kebaikan serta meningkatkan kualitas pelayanan kita. Masih ada ruang bagi kita untuk terus maju.

Saya sangat berterima kasih kepada kepala rumah sakit, wakil kepala rumah sakit, dan staf medis yang telah bekerja dengan satu hati dan satu tekad untuk bersumbangsih bagi mereka yang menderita. Terima kasih. Hal yang membuat saya lebih berterima kasih ialah terkadang, saya melihat Kepala Rumah Sakit secara langsung berkunjung ke rumah pasien untuk mencurahkan perhatian. Hal ini telah menyentuh hati saya. Saya sangat beryukur. Banyak hal yang patut disyukuri.

Waktu terus berlalu. Lihatlah botol ini, dahulu saya menggunakannya untuk membagikan biji saga. Kini, Kepala Rumah Sakit yang memberikannya kepada saya. Dahulu, saya memberikan dua butir biji saga kepada setiap tenaga medis. Namun, saat ini giliran Kepala Rumah Sakit yang memberikannya kepada saya. Saya ingin meneruskan simbol cinta kasih dan kepercayaan ini untuk kalian semua. 

Dokter yang baik melenyapkan penderitaan pasien
Berpegang teguh pada tekad untuk bersumbangsih dengan tulus
Menganggap pasien sebagai keluarga dan melindungi para lansia
Mengembangkan budaya humanis dengan kesatuan hati

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 19 Januari 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 21 Januari 2024
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -