Ceramah Master Cheng Yen: Tulus Menyambut Saudara Se-Dharma

“Saya sangat gembira. Kesempatan ini hanya ada setahun sekali. Saya harus menunggu giliran untuk berpartisipasi,” kata Huang Su-chun, relawan Tzu Chi.

“Master berkata bahwa kita harus menabung 50 tahun di “bank usia”. Jadi, sekarang saya hanya berusia 28 tahun. Saya masih muda dan gesit dalam bekerja,” tutur Xu Mao-sheng, relawan Tzu Chi.

Apakah kalian tahu apa yang disebut kebahagiaan? Pada umumnya, orang-orang merasa lelah setelah bekerja keras. Namun, sebagai insan Tzu Chi, kita melakukan segala sesuatu dengan sukarela, benar? (Benar) Jika melakukan dengan sukarela, kita akan dipenuhi sukacita. Dengan sukarela dan sukacita, kita akan merasakan kebahagiaan, benar tidak? (Benar) Jadi, dengan bersumbangsih, kita baru akan merasa bahagia.


Setiap hari, saya juga merasa bahwa hidup saya sangat bahagia. Ini bukan karena saya melakukan sesuatu. Saya tidak melakukan apa-apa. Namun, mendengar kisah yang kalian bagikan, saya sangat tersentuh. Mendengar kisah yang kalian bagikan, saya turut merasakan apa yang kalian rasakan. Siapa pun yang berbagi kisah, saat mendengarnya, saya merasa bahwa saya seakan-akan berada di lokasi. Saya merasa bahwa tubuh saya seakan-akan turut berpartisipasi bersama kalian. Saya seakan-akan turut hadir di lokasi.

“Menjadi anggota tim konsumsi harus bekerja keras, tetapi saya sangat gembira. Saat semua lauk dihidangkan di atas meja, saya sungguh sangat gembira,” kata Huang Fei-ying, relawan.

“Saya sangat gembira bisa menghidangkan makanan dan menjalin jodoh baik dengan banyak orang,” kata Peng Ye-ji, relawan.


Saya sungguh sangat tersentuh. Ini adalah perasaan yang nyata. Setiap kali, saya sangat tersentuh. Saya sangat berharap setiap orang dapat berbagi pengalaman agar semakin banyak orang yang bisa turut merasakannya. Saya berharap setiap orang dapat berbagi tentang apa yang telah dilakukannya. Insan Tzu Chi bisa berbagi tentang Dharma karena setiap orang bersungguh hati mendengar Dharma.

Kalian juga menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya dalam keseharian. Kalian menapaki Jalan Bodhisatwa untuk memperhatikan makhluk yang menderita. Demikianlah insan Tzu Chi mendengar Dharma, membangun ikrar, dan melakukan praktik nyata. Kalian berbagi tentang pengalaman kalian dan Dharma yang kalian dengar saat terjun ke tengah masyarakat dan berinteraksi dengan orang-orang.

Saat ada yang dilanda penderitaan, kita menyadari berkah setelah melihatnya dan berusaha melenyapkan penderitaan mereka. Setelah mendengar Dharma, kita harus mempraktikkannya dalam menjalankan ikrar. Apakah kalian paham? (Paham) Setelah mendengar Dharma, kita membangun ikrar agung. Yang paling mengagumkan adalah membangun ikrar dan menjalankannya, bukan hanya ikrar kosong. Kalian sungguh-sungguh menjalankannya.


Kita harus menjalankan ikrar dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Dengan melakukan hal yang benar setiap hari, kita bisa terus mengakumulasi jalinan jodoh baik. Kita bisa menjalin jodoh baik dengan orang lain karena melakukan hal yang benar. Jika bisa demikian, orang-orang akan kagum dan mengikuti langkah kita.

Kita bisa membimbing dan mendampingi mereka menapaki jalan yang benar dan membawa manfaat bagi masyarakat. Inilah yang disebut memupuk berkah. Kali ini, ada lebih dari 400 relawan yang berperan sebagai tuan rumah untuk mendampingi para peserta kamp di Aula Jing Si Hualien. Semua orang bagai satu keluarga. Tzu Chi adalah keluarga besar. Setelah kamp di Hualien berakhir, saya pun datang ke Taipei. Saya sangat gembira melihat para relawan dari wilayah selatan, tengah, utara, dan timur Taiwan bersama-sama memberi pendampingan dan bersumbangsih. Setiap tim menjalankan tugas dengan baik.


“Kami adalah tim penyusun acara. Halo, Master. Kami adalah tim pemerhati peserta. Halo, Master. Kami adalah tim pelayanan dan konsumsi.”

Kalian adalah tim pelayanan dan konsumsi.

“Halo, Master. Kami adalah tim transportasi.”

Saat tiba di Banqiao, saya melihat banyak orang yang berada di lantai empat hingga lobi dan pintu masuk. Mereka semua adalah relawan. Mereka membagi diri ke dalam berbagai tim dan mengemban tanggung jawab masing-masing dengan sangat baik. Mereka juga mendampingi para fungsionaris kita. Saya juga mendengar bahwa pelatihan relawan muda dan paruh baya berbeda, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Jadi, pelatihan kita tepat sasaran dan materinya sangat menarik. Banyak relawan yang memahami dialek Taiwan. Jika tidak, bagaimana mereka menghirup keharuman Dharma?

Dalam kamp kita, juga disediakan penerjemahan dalam beberapa bahasa. Lewat beberapa kali penerjemahan, para relawan bisa menyerap Dharma ke dalam hati. Saya bersyukur kepada para relawan di Taiwan yang mendukung pencapaian

para relawan dari berbagai negara. Pahala kalian sungguh tak terhingga.

Terima kasih.

Berbagi pengalaman agar orang-orang bisa turut merasakannya

Melatih diri dengan ikrar agung

Berperan sebagai tuan rumah dengan kasih sayang saudara se-Dharma

Mendampingi peserta kamp pelatihandan mewariskan ajaran Jing Si

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 1 Juli 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie

Ditayangkan tanggal 3 Juli 2018
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -