Giat Menghirup Keharuman Dharma dan Menjalin Jodoh Baik

Saya melihat setiap orang mendengar ceramah pagi dan membuat catatan. Semua catatan kalian ditulis dengan sangat rapi. “Bagaimana bisa kamu menulis dengan begitu rapi?” tanya Master kepada seorang relawan. “Saya menulis pelan-pelan. Saya mencatat ringkasannya terlebih dahulu,” jawab relawan. “Kamu sudah mencatat berapa buku?” tanya Master. Relawan itu menjawab, “Delapan belas buku dan ia mencatatnya mulai dari delapan tahun lalu hingga sekarang.

Suatu hari nanti, saya ingin mengadakan pameran buku catatan kalian dari mendengar ceramah pagi. Selain itu, saya juga ingin memberikan penghargaan kepada peserta yang tekun. Suatu hari, saya akan memberikan penghargaan kepada peserta yang tekun mendengar ceramah pagi. Peserta yang tekun pantas diberi pengakuan. Sejak akhir tahun lalu hingga awal tahun ini, cuaca sangat dingin. Setiap pagi,saya mengangkat kepala melihat langit untuk merasakan cuaca pada hari itu. Meski cuaca sangat dingin, tetapi di saat ini, ada sekumpulan murid saya yang telah bangun sekitar pukul 4 pagi. Mereka menerjang terpaan angin dan hujan demi mendengar ceramah pagi di kantor Tzu Chi.

Saat akan melangkah masuk ke Auditorium Pembabaran Sutra, saya selalu merasakan dorongan semangat. Saya juga berterima kasih kepada murid saya yang berada di luar sana. Mereka sungguh memahami isi hati saya. Melihat mereka begitu tekun mendengar Dharma, bagaimana boleh saya bermalas-malasan? Mereka memberikan kekuatan yang sangat besar kepada saya. Kali ini, saya sudah menyaksikan kesungguhan hati dan ketulusan murid-murid saya dalam mendengar Dharma. Saya juga melihat bagaimana kalian mencurahkan perhatian kepada saudara se-Dharma. Ini membuat saya merasa sangat gembira dan sangat tenang karena orang-orang yang saya kasihi mendapat perhatian dan kasih sayang dari kalian semua.

Selain itu, kita juga harus selalu belajar membina moralitas yang baik. Kita melatih diri untuk diri sendiri. Kita harus berterima kasih kepada setiap orang di organisasi ini yang telah memberikan lingkungan ini kepada kita. Untuk mencapai kebuddhaan, kita harus melatih diri di tengah umat manusia. Tzu Chi merupakan sebuah lingkungan besar bagi kita untuk melatih diri. Karena itu, kita harus senantiasa merasa bersyukur. Insan Tzu Chi sangatlah banyak. Setiap orang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Berhubung kita selalu berkumpul bersama, maka kita hendaknya memandang setiap orang dengan cinta kasih dan welas asih yang setara.

Antarmanusia haruslah saling bersyukur karena Tzu Chi adalah pilihan kita sendiri dan merupakan hal yang paling kita sukai dalam hidup ini. Karena ini merupakan pilihan kita sendiri dan merupakan hal yang paling kita sukai dalam hidup ini, apakah berarti kita harus menapaki jalan ini seorang diri? Jika kita menapakinya seorang diri, maka ia tak akan menjadi Jalan Bodhisatwa yang lapang. Kini kita sudah melihat Jalan Bodhisatwa ini. Kita harus bersyukur karena ada begitu banyak orang di dunia ini yang bersedia membentangkan jalan sehingga kita dapat menapaki Jalan Bodhisatwa yang sudah terbentuk ini. Jalan ini terbentang berkat kerja keras dan kontribusi banyak orang.

Hari ini, kita telah menggunakan cinta kasih  untuk membentangkan Jalan Bodhisatwa di dunia. Setiap orang yang ada di sekitar kita baik di samping, di depan, maupun di belakang kita adalah Bodhisatwa. Karena itu, kita harus saling beryukur. Selain bersyukur, kita juga harus saling menghormati. Bodhisatwa sekalian, bersyukur, menghormati, dan cinta kasih harus dimulai dari diri kita sendiri.

Setiap orang harus memulainya dari diri sendiri. Jangan karena merasa sudah sangat akrab, kita menjadi tak sopan dalam berbicara. Janganlah demikian. Kita harus menjaga keharmonisan, rasa syukur, dan hormat. Tanpa Anda dan dia, saya tidak mampu membangun misi yang begitu besar. Kita semua berkumpul bersama demi mencintai semua makhluk di dunia ini. Karena itu, di tengah umat manusia, kita harus melatih diri untuk berkontribusi dengan sepenuh hati, mengemban tanggung jawab, dan menjaga keharmonisan antarsesama. Inilah praktisi yang sesungguhnya.

Kita harus melatih diri hingga bisa selamanya dikenang oleh orang lain. Jadi, kita harus memanfaatkan hidup ini. Kita jangan menyia-nyiakan waktu kehidupan kita. Selain tidak menyia-nyiakan waktu, kita juga harus menjadi Bodhisatwa dunia. Di dalam kehidupan ini, tidak mudah bagi kita untuk bisa berkontribusi bagi sesama.

Melihat kalian mencurahkan perhatian bagi saudara se-Dharma, saya merasa sangat gembira. Tentu saja, buah yang kita terima pada kehidupan ini berasal dari benih yang kita tanam pada kehidupan lampau. Namun, di kehidupan ini, kita harus menanam benih baik. Kita harus menyebarkan benih baik ini ke dalam hati setiap orang agar saat bertemu lagi di kehidupan mendatang, kita bisa saling memiliki kesan yang baik. Karena itu, saya sering berkata bahwa di kehidupan lampau, saya pasti menjalin banyak jodoh baik dengan kalian. Saya juga berpikir di kehidupan lampau, saya pasti meninggalkan kesan yang sangat baik di dalam hati kalian. Jadi, saya berharap setiap orang dapat terus menjalin jodoh baik dengan semua makhluk.

Kita jangan memutus jalinan jodoh dengan semua makhluk. Kita jangan memutus jalinan jodoh dengan semua makhluk. Kita harus menyadari ketidakkekalan hidup ini. Jika kita hanya mendengar Dharma tanpa bekerja sama dengan orang lain, maka selain tidak bisa membimbing diri sendiri, kita juga tidak bisa menjalin jodoh baik dengan semua makhluk sehingga tidak dapat membimbing mereka. Jika demikian, bukankah sia-sia kita mendengar Dharma seumur hidup ini?

Intinya, saya berharap setiap orang bisa bersungguh hati dan berusaha untuk lebih sering berinteraksi dengan sesama. Saya juga tidak berharap relawan senior selalu berpikir dirinya sangat senior. Setiap orang harus berpartisipasi dalam misi amal Tzu Chi. Meski kita terbagi dalam tim fungsional yang berbeda, tetapi saya tetap berharap setiap orang bisa ikut melakukan kunjungan kasih. Kita bisa saling berbagi pengalaman tentang bagaimana cara kita melakukan kunjungan kasih dan survei.

Ini bukan tentang siapa yang lebih profesional. Sesungguhnya, semua orang belajar dari pengalaman. Tim survei juga jangan berpikir, “Kami yang paling profesional. Saya paling profesional dan hebat. Kalian tidak tahu apa-apa. Jadi, kalian tidak perlu pergi.” Jika begitu, berarti kita telah memutus jalinan jodoh orang lain. Janganlah kita seperti itu. Semua insan Tzu Chi tidak boleh ada seorang pun yang tidak berinteraksi dengan sesama. Semua insan Tzu Chi harus menjangkau semua makhluk. Jadi, kita harus senantiasa bersungguh hati.

 

Merasa terhibur melihat catatan setiap relawan dari mendengar ceramah pagi

Merasakan dorongan semangat melihat semua murid giat mendengar Dharma

Bersungguh hati memberikan perhatian dan menjalankan misi amal

Giat menjalin jodoh baik dengan semua makhluk

 

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita

Ditayangkan tanggal 6 Juli 2014

Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -