Melihat Pencapaian Misi Pendidikan

Hari ini adalah hari bersejarah bagi Tzu Chi. Pada tanggal 17 September 1989, kita memulai badan misi pendidikan. Hari itu adalah hari peresmian Akademi Keperawatan Tzu Chi. Meski murid yang mendaftar hanya 107 orang, tetapi ketahuilah bahwa orang yang menghadiri acara peresmian itu berjumlah lebih dari 20.000 orang. Pada saat itu, sarana transportasi menuju Hualien masih belum berkembang seperti sekarang. Dari itu, kita bisa melihat betapa insan Tzu Chi di seluruh Taiwan mementingkan acara ini. 

Tidak terasa 25 tahun sudah berlalu. Selama 25 tahun ini, kita telah membina banyak perawat yang unggul. Semua ini berawal dari sebersit niat. Setelah RS Tzu Chi Hualien selesai dibangun, saya baru menyadari bahwa kita sangat membutuhkan tenaga perawat. Kebetulan, selama beberapa tahun itu, banyak anak perempuan di wilayah timur Taiwan yang mengalami kesulitan mendapatkan pendidikan dan pekerjaan. 

Di wilayah timur Taiwan tidak ada sekolah kejuruan. Untuk mengenyam pendidikan, sebagian besar orang harus pergi ke wilayah barat Taiwan. Karena itu, saya memutuskan untuk mendirikan Akademi Keperawatan di Hualien untuk membina perawat bagi RS kita. kita sangat bekerja keras untuk melewati berbagai kesulitan. Namun, asalkan ada niat, tiada kesulitan yang tak bisa kita atasi. Kita mengatasi satu demi satu kesulitan hingga akhirnya Akademi Keperawatan kita didirikan. 


Dari tayangan ini, kita bisa melihat kerapian murid-murid kita. Lihatlah langkah kaki mereka saat membawa bendera. Untuk melatih mereka hingga demikian tertib, sungguh tidak mudah. Setiap orang berbaris dengan rapi. Ini terus dipertahankan hingga kini. Inilah budaya humanis kita dalam misi pendidikan. Selama ini, kita terus mempertahankan semangat budaya humanis kita. Semua ini sungguh menyentuh hati. Saat melihatnya sekarang, saya tetap merasa tersentuh. 

Kini kita sering mendengar berita tentang kekurangan tenaga keperawatan. Sesungguhnya, selama 25 tahun ini, para perawat yang lulus dari sekolah kita, semuanya mempunyai reputasi yang baik. Sesungguhnya, sekolah negeri atau swasta tidaklah penting. Menurut saya, yang lebih penting adalah budaya humanis. Banyak orang memiliki keterampilan, tetapi tidak memiliki budaya humanis. Inilah masalah di masyarakat masa kini. Jika bisa memiliki pola pikir yang benar, maka kita tidak akan berjalan menyimpang. 


Banyak orang tua yang berpandangan bahwa yang terpenting adalah budaya humanis. Bagaimana kita menjadi pribadi yang baik? Bagaimana kita berinteraksi dengan orang dan menangani suatu masalah? Bagaimana kita mengatur kehidupan sendiri? Inilah yang ingin mereka tanamkan ke dalam diri anak anak mereka. Karena itu, banyak orang tua yang memilih menyekolahkan anak mereka di sekolah Tzu Chi. 

Lihatlah di sekolah kita, ada kakak kelas yang memberikan pendampingan. Ada pula ayah dan ibu asuh Tzu Chi yang menjaga murid-murid kita. Murid-murid kita sungguh memiliki berkah. Saat para orang tua melihat lingkungan kita, mereka pun merasa tenang. Melihat budaya humanis kita, mereka sangat gembira. Inilah misi pendidikan kita. Melihat masalah yang terjadi di dunia, selain yang membuat kita khawatir, ada juga yang membuat kita tersentuh.   


Pascatopan Haiyan di Filipina, kita menggerakkan insan Tzu Chi di seluruh dunia. Hingga kini, kita tidak pernah meninggalkan para korban bencana. Awalnya kita membangun ruang kelas sementara di sana supaya anak-anak dapat segera kembali bersekolah dengan tenang. Insan Tzu Chi di Taiwan membuat kerangka ruang kelas sementara hingga begitu kokoh. Para warga setempat telah melihat cinta kasih para insan Tzu Chi dan merasa sangat tersentuh. 

Kini, kita tengah membangun rumah rakitan sementara bagi para korban yang kehilangan tempat tinggal. Rumah rakitan sementara ini bisa bertahan 10 tahun. Kita juga meminta para warga untuk menjaga kebersihan lahan sendiri. Sepuluh atau delapan tahun kemudian, jika mereka mampu membangun rumah permanen sendiri, maka lahan itu harus dikembalikan kepada pemiliknya dalam kondisi bersih. 

Kita juga menjalankan program bantuan bagi orang yang akan menempati rumah rakitan. Meski mereka membangun rumah untuk ditempati sendiri, tetapi kita tetap harus memberikan upah agar mereka memiliki biaya hidup. Kita meminta mereka untuk mencetak batako. Kita membuat batako dengan menggunakan bambu sebagai kerangkanya. Sesungguhnya, jalan yang terbuat dari kerangka bambu jauh lebih kokoh daripada jalan yang menggunakan aspal atau semen. 


Belasan tahun yang lalu, kita pernah membantu pembangunan jalan di Thailand Utara. Belasan tahun yang lalu, saat membuat jalan, kita menyusun rangka bambu sebelum menuangkan semennya. Lalu, seiring perkembangan wilayah itu, pemerintah lalu menggunakan aspal dan semen untuk memperluas jalan di sana. Namun, pada musim hujan setiap tahun, jalan itu selalu rusak akibat dilintasi kendaraan. Hanya bagian jalan yang kita bangun pada belasan tahun lalu itu yang masih utuh. Karena itu, saya memutuskan untuk meminta para warga di Filipina yang akan tinggal di rumah rakitan sementara membuat batako sendiri dengan rangka bambu. Selain itu, kita membuatnya dalam potongan kecil. 

Dahulu kita membuatnya dalam bentuk panjang. Kini, dengan potongan yang kecil, batakonya pasti lebih kokoh. Kelak, setelah rumah rakitan sementara dibongkar, batako-batako itu masih bisa digunakan kembali di tempat lain dan tanah di sana juga tetap bersih dari puing-puing bangunan. Kali ini, wali kota Ormoc menyediakan 50 hektare tanah untuk kita. Karena itu, kita harus membantu mereka menjaga tanah tersebut.  Para warga membuat batako yang sangat kokoh. 

Inilah yang telah kita lakukan bagi para korban bencana Topan Haiyan. Kita telah membuat sebuah kota yang hampir menjadi kota mati kini pulih kembali. Semua ini bisa tercapai asal kita rela bekerja keras dan mengorbankan waktu. Jadi, waktu, ruang, dan hubungan antarmanusia, semuanya saling berhubungan. Kita harus selalu memanfaatkan setiap momen.

 

Membentuk keindahan dengan tata krama dan sikap hormat

Menggabungkan misi dan minat sehingga memperoleh buah pencapaian dalam pendidikan

Membangun ruang kelas sementara bagi anak-anak

Tidak ragu untuk menciptakan karma baik

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 19 September 2014.

Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -