Melindungi Kehidupan dan Melestarikan Lingkungan

Kemarin, kita melihat bayi kembar dari Filipina yang dibawa ke Hualien. Sepasang kakak beradik ini akan segera diperbolehkan untuk keluar rumah sakit. Saat tiba di Hualien, dada dan organ hati mereka menempel.  Ibu mereka sangat kelelahan saat menggendong mereka. dr. Chang lalu menggendong mereka dan dapat merasakan rasa lelah yang dirasakan sang ibu. Itulah kondisi saat mereka baru datang ke Hualien. Tim medis dari berbagai departemen terus merawat mereka sejak mereka masuk ke RS kita. Tim medis dari berbagai departemen terus melakukan simulasi untuk mencari cara yang paling aman bagi sepasang kembar siam ini agar mereka dapat berhasil dipisahkan. Ini sungguh membuat orang tersentuh.

Kita telah melihat dua orang bayi yang berusia lebih dari setahun ini baru mulai belajar berjalan. Saya percaya tidak ada masalah bagi mereka untuk berjalan. Hanya saja, saat mereka kembali ke Filipina, kita masih harus berkoordinasi dengan RS setempat. RS setempat akan bekerja sama dengan kita untuk memantau perkembangan sepasang bayi ini. Kini kita juga dapat melihat sifat dari masing-masing bayi itu sangat berbeda Yang satu lebih pemalu dan selalu ingin dekat dengan ibunya, sedangkan yang lain lebih mudah bergaul.

Meski awalnya mereka menempel satu sama lain, tetapi mereka memiliki sifat yang berbeda. Ini bergantung pada jalinan jodoh yang mereka buat dan tabiat yang mereka pupuk dari kehidupan lampau. Meski tubuh mereka menempel, tetapi mereka juga memiliki sifat dan tabiat masing-masing. Jadi, dalam melatih diri saat ini, kita harus sungguh-sungguh memupuk kebiasaan baik dan jangan membiarkan tabiat buruk terbawa ke kehidupan mendatang. Sebaliknya, kita harus membawa Dharma ke kehidupan mendatang agar kita tahu jalan mana yang harus kita tempuh.

Kemarin, datang juga seorang anak muda bernama Jing-han yang berasal dari Penang. Ayahnya adalah seorang tukang batu yang mengalami gagal ginjal. Di Penang, Tzu Chi membantunya untuk menjalani cuci darah. Ibu dari anak muda ini bekerja di TK Cinta Kasih di Penang. Namun, anak muda ini sendiri menderita ankilosing spondilitis yang semakin lama semakin parah dan tidak bisa diobati di sana. Karena itu, dia datang Ke Hualien. Saya berterima kasih kepada tim dokter tulang kita yang telah sepenuh hati menjalankan operasi penggantian sendi baginya. Kini anak muda itu sudah tampak sehat. Kini dia harus menjalani fisioterapi. Dia juga berikrar bahwa sepulangnya ke Malaysia, dia akan sepenuh hati ikut dalam kegiatan daur ulang dan berpartisipasi dalam kegiatan Tzu Chi agar menjadi orang yang bisa membantu sesama.

Melihat kasus seperti ini, saya sangat bersyukur. Saat saya hendak membangun RS di Hualien, Bapak Hong Lao-dian, Bapak Cao Zhong-zhi dan Profesor Chen Can-hui sangat mendukung saya. Bapak Hong Lao-dian mendonasikan uang untuk pembangunan ruang perawatan intensif, sedangkan dua buah elevator medis pada proyek tahap pertama didonasikan oleh Bapak Cao Zhong-zhi. Singkat kata, mereka telah memberikan banyak dukungan bagi rumah sakit kita. Saya juga berkata kepada mereka bahwa selain kamar pasien, kita juga membutuhkan fasilitas riset bagi para dokter. Karena itu, mereka mulai giat menggalang dana.

Sebagai tanda terima kasih kepada orang-orang yang mendonasikan satu juta dolar NT ke atas, saya mengangkat mereka sebagai komisaris kehormatan. “Pada saat itu, Master sudah selesai membangun rumah sakit,  tetapi setiap bulannya, harus menanggung kerugian 6 juta dolar NT. Ini tentu tidak bisa terus dibiarkan. Jadi, suatu hari saya berkata kepada Bapak Cao bahwa saya berkata kepada Bapak Cao bahwa kita harus mencari cara dengan menggerakkan perkumpulan komisaris kehormatan ini untuk menjaga kelangsungan rumah sakit kita,” ucap Hong Lao-dian.

Banyak hal di masa lalu yang patut untuk dikenang. Seiring berjalannya waktu, kita mewujudkan Jalan Bodhisatwa di dunia dan membawa cinta kasih yang hangat bagi umat manusia. Demikianlah berkah di dunia kita tanam seiring waktu. Namun, waktu juga bisa mengakumulasi berbagai emosi negatif yang dapat berujung pada bencana akibat ulah manusia.

Kita dapat melihat sebuah universitas di Kenya diserang oleh sekelompok militan kemarin. Mereka masuk ke area kampus dan menembaki orang. Motif dibalik serangan ini adalah balas dendam terhadap pemerintah Kenya yang mengirimkan tentara ke Somalia. Jadi, di dalam pikiran mereka entah sudah berapa lama terpupuk rasa dendam. Akumulasi sedikit demi sedikit kebencian dapat menyebabkan tragedi yang begitu mengerikan. Melihatnya, hati saya sungguh merasa sedih. Jadi, di dunia ini, segala sesuatu bermula dari pikiran. Benar, pikiran.

Kini populasi manusia di bumi terus meningkat. Akibatnya, tingkat konsumsi dan jumlah sampah juga meningkat. Ini juga telah menjadi masalah bagi zaman sekarang. Kita telah melihat Rusia. Sejak era 1980-an, untuk meangani masalah sampah, Rusia membuka banyak tempat pembuangan akhir. Namun, tingkat pertambahan populasi manusia membuat peningkatan jumlah sampah melebihi kapasitas pembuangan akhir. Akibatnya, banyak orang mulai membuka tempat pembuangan sampah ilegal. Melihat seriusnya masalah sampah di Rusia, saya tetap berpendapat bahwa kita harus membuat lebih banyak orang memahami pentingnya menghargai sumber daya alam dan memanfaatkan kembali sumber daya yang masih bisa digunakan. Pengetahuan dan kesadaran tentang hal ini harus terus ditingkatkan. Jadi, kita harus lebih giat lagi.

Yang kita lakukan masih belum cukup, maka kita harus berintrospeksi. Namun, Bodhisatwa sekalian, para relawan lansia, para relawan daur ulang, saya sangat berterima kasih kepada kalian. Saya sungguh berterima kasih. Tanpa relawan-relawan ini, bagaimana mungkin kita bisa belajar dan memahami kebenaran dari kegiatan daur ulang? Jadi, saya sungguh berterima kasih kepada seluruh relawan yang telah melakukan daur ulang dan melindungi bumi. Taiwan begitu kecil. Kita hanya berusaha untuk memulai agar lebih banyak orang meneladani konsep pelestarian lingkungan ini. Banyak hal yang menanti untuk kita lakukan. Kita harus lebih giat. Janganlah memandang kecil suatu kebajikan, lalu tidak melakukannya. Jadi, saya harap kita semua dapat menganggap penting pelestarian lingkungan.

Mengatasi kesulitan untuk membangun rumah sakit demi semua makhluk

Melampaui batas negara dalam memberi pelayanan medis

Kebaikan dan kejahatan dipelopori sebersit niat

Melestarikan lingkungan dan menghargai sumber daya alam

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 3 April 2015

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -