Membedakan yang Benar dan Salah

Kini berbagai negara di dunia terus mengungkit tentang bencana yang terjadi akibat kondisi iklim. Kita sungguh harus mawas diri dan berhati tulus. Selain berhati-hati terhadap bencana alam kita juga harus menenangkan hati manusia. Kemarin kita melihat tayangan tentang RS Tzu Chi Guanshan dan Yuli. Para dokter, perawat, dan relawan Tzu Chi menjangkau orang-orang di wilayah pegunungan dan pedesaan. Mereka selalu keluar rumah sakit untuk menjangkau warga yang membutuhkan pelayanan medis. Selama melakukan kunjungan, mereka melihat banyak lansia dan orang yang menderita penyakit. Semua itu sungguh membawa penderitaan.

Insan Tzu Chi dan para dokter kita bukan hanya mencurahkan perhatian, mengantarkan obat dan barang bantuan secara rutin, tetapi juga membantu memandikan pasien serta membersihkan rumah mereka. Melihat penderitaan orang-orang, mereka tidak menyerah, malah sebaliknya semakin meneguhkan tekad. Saat melihat rumah warga yang bobrok, mereka akan bekerja sama dengan insan Tzu Chi untuk membantu membangun kembali ataupun membantu merenovasi rumah warga agar para warga memiliki rumah yang layak.

Inilah yang dilakukan oleh insan Tzu Chi dari tahun ke tahun. Mereka selalu mengemban misi amal dan misi kesehatan secara bersamaan. Setiap orang membangkitkan tekad dan melakukan tindakan untuk membantu sesama. Setelah melihat penderitaan orang lain, mereka membangun tekad besar dan Empat Ikrar Agung Bodhisattva. Mereka berikrar untuk membimbing semua makhluk yang menderita. Di saat yang bersamaan, mereka juga terus menebarkan benih cinta kasih di dalam hati setiap orang dengan harapan cinta kasih setiap orang dapat bertunas. Inilah semangat di balik misi Tzu Chi.

Sungguh, hal-hal yang harus kita lakukan di dunia ini sangatlah banyak. Kita membutuhkan kesungguhan hati dan cinta kasih setiap orang untuk membentangkan jalan. Tentu saja, dalam menghadapi semua makhluk, bagaimana cara kita menenangkan hati manusia dan membimbing mereka ke arah yang benar? Untuk mewujudkan itu, kita harus sangat berhati-hati dalam setiap tindakan. Sebagai insan Tzu Chi, kita harus menaati sila dan memegang teguh arah tujuan kita. Banyak orang bertanya kepada saya, “Bagaimana cara Master mengurus Tzu Chi?” “Apa sistem yang diterapkan?” Saya selalu menjawab, “Sila sebagai sistem dan cinta kasih sebagai manajemen.” Saya hanya berharap setiap orang bisa menaati sila agar tidak berjalan menyimpang dan setiap orang bisa membuka hati untuk mengasihi semua makhluk di dunia. Inilah yang selalu saya katakana kepada orang-orang.

Puluhan tahun sudah  saya meninggalkan keduniawian. Selama 50 tahun lebih ini, saya selalu sangat berhati-hati dalam setiap tindakan, ucapan, dan pikiran saya. Setiap hari, saya menghadapi begitu banyak orang yang menderita di dunia. Ada orang yang mengalami penderitaan batin, ada orang yang menderita penyakit fisik, dan ada pula orang yang menderita secara fisik sekaligus batin. Selain itu, juga ada bencana alam dan bencana akibat ulah manusia. Bagaimana cara kita menghadapi berbagai penderitaan di dunia ini? Karena itu, kita harus terus memperpanjang tali cinta kasih. Kita harus terjun ke tengah masyarakat agar bias menyebarkan cinta kasih di dunia, bukan hanya di Taiwan. Saat warga Taiwan memiliki cinta kasih yang cukup, maka cahaya cinta kasih di Taiwan ini akan bersinar terang sehingga bisa mendatangkan keharmonisan bagi masyarakat di Taiwan dan negara-negara lain di dunia. Kita sering melihat warga Taiwan yang mengembangkan cinta kasih di negara lain.

Kita bisa melihat kondisi di Malaysia. Sejak akhir tahun lalu hingga awal tahun ini, Malaysia dilanda banjir besar. Relawan Tzu Chi di seluruh Malaysia tetap bersatu hati untuk menyebarkan cinta kasih. Mereka terus menjalankan program bantuan, memberikan pendampingan, dan lain-lain. Kini, mereka telah mulai menjalankan proyek untuk membangun tempat tinggal bagi para warga. Relawan Tzu Chi Malaysia memberdayakan sumber daya setempat. Sebelum menjalankan proyek bantuan, mereka selalu berdiskusi dengan saya lewat konferensi video ataupun pulang langsung ke Taiwan. Saya hanya berbagi dengan mereka tentang semangat dan filosofi Tzu Chi. Kini semangat dan benih Tzu Chi telah tersebar ke Malaysia. Para murid saya di Malaysia telah memperpanjang tali cinta kasih di sana.

Pada saat memberi bantuan, mereka juga berbagi tentang kisah Tzu Chi dan bagaimana awal mula Tzu Chi berdiri dengan semangat celengan bambu. Kini, kita bisa melihat konsep pelestarian lingkungan Tzu Chi telah tersebar ke Malaysia. Setelah menonton tayangan Da Ai TV tentang upaya pelestarian lingkungan dan bagaimana masalah sampah di Taiwan teratasi, seorang guru sekolah terinpirasi dan mulai melakukan tindakan nyata. Saat baru mulai mengumpulkan barang daur ulang, murid-muridnya pernah memberinya julukan “Guru Sampah”. Meski demikian, dia tetap tabah dan terus melakukannya. Kini, usahanya telah memperoleh pengakuan. Dia telah mewujudkannya lewat tindakan nyata. Dia berkata bahwa dia tergugah oleh tayangan di Da Ai TV Taiwan. Berkat usaha kerasnya dalam menyosialisasikan kegiatan daur ulang, kini para murid di sekolah itu mulai ikut serta melakukan daur ulang. Singkat kata, orang tua murid, kepala sekolah, dan insan dari dunia pendidikan juga telah mengakuinya. 

Bodhisatwa sekalian, masalah di dunia tidak habis dikerjakan oleh satu orang saja. Sama halnya,beras di dunia ini tak habis dimakan oleh satu orang. Setiap orang yang memiliki cinta kasih hendaknya bekerja sama untuk mengembangkan cinta kasih guna membantu orang-orang di dunia. Dengan demikian, setiap orang di dunia akan menerima cinta kasih kita, memahami prinsip kebenaran, dan membangkitkan cinta kasih. Saat cinta kasih memenuhi dunia ini, maka akan tercipta kedamaian. Semoga dengan prinsip kebenaran yang kita pahami, kita bisa membuka jalan di dunia dan menyebarkan cinta kasih ke berbagai tempat.

Melakukan kunjungan kasih ke rumah pasien

Menjadikan cinta kasih sebagai pola manajemen dan sila sebagai sistem

Melenyapkan kerisauan lewat kegiatan daur ulang

Membedakan yang baik dan salah dan mempraktikkan ajaran kebajikan

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal  17 Maret 2015

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -