Membina Insan Berbakat untuk Menumbuhkan Cinta Kasih

Badan misi pendidikan Tzu Chi telah berdiri 25 tahun. Misi pendidikan kita diawali dengan Sekolah Keperawatan Tzu Chi. Kemarin, dalam pertandingan olahraga, kita bisa melihat lima orang yang mengangkat bendera. Mereka merupakan murid angkatan pertama Sekolah Keperawatan Tzu Chi. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Peringatan 25 tahun ini membuat kita teringat bahwa beberapa bulan lagi, Tzu Chi akan memperingati ultah yang ke-49. Misi amal Tzu Chi dimulai dengan menyisihkan 50 sen ke dalam celengan bambu. Setelah melihat bahwa wilayah Hualien begitu kekurangan dokter dan fasilitas medis, kita sangat berharap dapat membangun sebuah RS agar para pasien tidak perlu dilarikan ke wilayah barat lagi.

Kita berharap dapat meringankan penderitaan para pasien di Hualien. Karena itu, sejak saat itu, kita mulai merencanakan pembangunan rumah sakit. Hingga pada tahun 1983, kita pun mulai membangun rumah sakit. Rumah sakit kita mulai beroperasi pada tahun 1986. Saya sangat berterima kasih kepada kepala RS, profesor, dan para kepala departemen dari RS Universitas Nasional Taiwan yang telah mengutus staf mereka mendukung kita. Saya juga berterima kasih kepada dr. Chen Ing-ho yang berinisiatif untuk bergabung dengan kita. Dia berkata, “Setelah datang ke Hualien, saya akan selamanya berada di sini.” Dia menyemangati saya dengan tindakan nyata untuk mendedikasikan diri.

Sepanjang perjalanan yang kita lalui ini, ada banyak kisah tentang orang dan hal yang membuat orang sangat tersentuh. Yang lebih menyentuh adalah dukungan dari sekian banyak insan Tzu Chi. Baik segenggam pasir, sekarung semen, maupun sepotong besi beton, setiap orang berusaha segenap hati dan tenaga untuk mengumpulkannya. Mereka bersumbangsih dengan uang dan tenaga. Berkat bantuan dari setiap orang, akhirnya rumah sakit kita mulai beroperasi. Kita harus melewati masa-masa yang sulit untuk memperoleh pencapaian ini.

Selain itu, kita juga mendapati bahwa sulit untuk mengundang ahli medis ke Hualien. Tidak ada orang yang ingin mendedikasikan diri di wilayah terpencil seperti Hualien. Karena itu, sulit untuk mendapatkan ahli medis. Jadi, kita berpikir untuk memanfaatkan sumber daya setempat. Hanya dengan memberikan pendidikan, barulah kita bisa menstabilkan pelayanan medis di Hualien dan menjalankan misi kita untuk melindungi kehidupan. Karena itulah, misi pendidikan kita diawali dengan mendirikan sekolah keperawatan di wilayah timur Taiwan.

Kita juga bisa melihat peringatan ulang tahun sekolah yang pertama. Ulang tahun sekolah diperingati pada tanggal 19 bulan 9 Imlek yang merupakan hari kelahiran Bodhisatwa Avalokitesvara. Kita berharap bahwa para perawat dapat memiliki cinta kasih yang murni seperti Bodhisatwa Avalokitesvara. Sejak sekolah kita didirikan hingga kini, tradisi ini masih tetap dipertahankan.

Saya sangat berterima kasih kepada Kepala Sekolah Chang pada saat itu. Sebelum Profesor Chang menjadi kepala sekolah kita, jabatan ini dipegang oleh Profesor Yang Sze-piao yang merupakan mantan kepala RS Universitas Nasional Taiwan. Setelah beliau pensiun, saya mengundangnya untuk menjadi kepala sekolah sebelum Profesor Chang bergabung dengan kita. Inilah sejarah pada saat itu. Selain itu, sekelompok orang yang kita lihat ini telah memberikan dukungan yang besar pada saya saat saya memutuskan untuk mendirikan sekolah. Lihatlah, dalam peringatan ultah yang pertama, mereka juga berpartisipasi. Mereka masih sangat muda. Kita memperingati ulang tahun sekolah dengan mengadakan pertandingan olahraga. Kita memperingatinya dengan cara yang sederhana.

Para ibu relawan, komisaris kehormatan, dan donator juga berpartisipasi dalam acara ini. Semua orang berpartisipasi untuk memeriahkannya. Kini, dalam peringatan ultah yang ke-25, kita bisa melihat pertunjukan murid-murid TK yang mengundang tepuk tangan yang meriah. Mereka sangat menggemaskan. Meski baru berusia 4 atau 5 tahun, tetapi mereka juga dapat menuruti perkataan orang dewasa dan sangat mematuhi peraturan. Demikian pula pada dua hari yang lalu. Murid-murid TK bersama para dosen, kakak-kakak mahasiswa, dan lain-lain mementaskan adaptasi Sutra. Semua gerakan tubuh dan nyanyian mereka sama dengan orang dewasa. Selain itu, nyanyian mereka juga lebih nyaring dan jelas daripada kakak-kakak yang lain dan para dosen.

Saat saya mau naik ke atas panggung, berhubung sudah berumur, saya malah tidak dapat berjalan dengan mantap jika berjalan pelan-pelan. Sebelum naik ke atas panggung, saya berkata, “Kalian harus menggandeng tangan saya dengan erat.” Mereka berkata, “Baik.” Lalu, mereka pun menggandeng tangan saya. Sungguh, mereka menggandeng tangan saya dengan erat. Saat mereka menggandeng tangan saya, saya dapat berjalan selangkah demi selangkah dengan mantap. Saat saya sedikit mangangkat tangan saya, mereka tetap menggandeng tangan saya dengan erat. Meski demikian, saya tetap sedikit mengangkat tangan saya. Kekuatan mereka menggandeng tangan saya saat saya mengangkat tangan juga membantu saya untuk melangkah dengan stabil. Mereka masih sangat kecil. Setelah membantu saya naik ke atas panggung, mereka pun kembali ke posisi masing-masing dan duduk dengan tenang.

Saya berbicara di atas panggung sekitar 20 menit. Adakalanya, saya melirik ke arah mereka. Saya melihat bahwa mereka tidak bergerak sedikit pun. Mereka duduk dengan sangat tenang. Anak yang masih begitu kecil dapat dididik hingga seperti ini, sungguh bukan hal yang mudah. Para murid, kepala sekolah, dan guru dari Thailand juga kembali ke Hualien. Mereka menampilkan pertunjukan tentang peperangan antara prajurit yang baik dan jahat. Hasil peperangan antara pihak yang baik dan jahat tentu saja akan dimenangkan oleh pihak yang baik. Isi pertunjukan mereka ingin menyampaikan bahwa hanya dengan berbuat baik, barulah masyarakat bisa aman dan tenteram. Ini merupakan doa mereka. Setelah mendengar penjelasan mereka, saya mengerti bahwa mereka menampilkannya dengan hati yang paling tulus. Mereka adalah murid-murid SMP dari Thailand.

Saya sangat gembira melihatnya. Dengan adanya pendidikan, maka akan ada harapan pula. Sungguh, ada banyak kisah dalam sejarah kita yang sangat menyentuh. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Badan misi pendidikan kita telah berdiri selama 25 tahun. Murid kita dari 4 jenjang pendidikan di Taiwan, yakni universitas, sekolah menengah, sekolah dasar, dan taman kanak-kanak, semuanya sangat tertib. Guru dan murid dari sekolah Tzu Chi di Thailand Utara juga kembali untuk menghadiri pementasan.

Guru dan kepala sekolah dari Sekolah Menengah Tzu Chi di Tainan beserta orang tua dan murid yang berjumlah lebih dari 100 orang juga turut hadir. Kita juga bisa melihat para alumni sekolah kita yang mencapai kesuksesan di berbagai wilayah. Ini semua membuktikan bahwa pendidikan sangatlah penting. Pada hari itu, saya sangat tersentuh dan terkesan. Sejarah yang dikenang kembali lebih banyak lagi. Singkat kata, Saya harus berterima kasih kepada seluruh insan Tzu Chi yang telah bersumbangsih dengan segenap hati dan tenaga. Kini, para relawan kita tetap melindungi dan mendampingi murid kita selaku orang tua mereka sendiri. Saya sungguh sangat tersentuh.


Mengenang sejarah perkembangan badan misi pendidikan Tzu Chi

Membina insan berbakat untuk menumbuhkan cinta kasih

Membina insan berbakat dengan ketekunan dan keberanian

Relawan Tzu Chi mendampingi para murid dengan cinta kasih orang tua

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal24 November 2014

Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -