Mengajak Setiap Orang Menghimpun Berkah dan Kebijaksanaan

Dari musim ke musim, waktu berlalu tanpa kita sadari. Hari demi hari, malam demi malam, setahun berlalu dengan sangat cepat. Usia kita pun bertambah satu tahun lagi. Namun, saya selalu mengatakan bahwa satu hari berlalu, maka kehidupan saya juga berkurang satu hari. Kehidupan kita terus berkurang tanpa kita sadari. Karena itu, kita harus memanfaatkan waktu dengan baik. 

Bodhisatwa Samantabhadra juga mengingatkan kita bahwa hari terus berlalu, kehidupan kita juga terus berkurang, bagaikan ikan yang kekurangan air, apa kebahagiaan yang didapat? Kita sungguh harus memanfaatkan waktu yang sangat berharga ini dengan baik. Ada waktu, baru kita bisa melakukan segala hal. Contohnya murid-murid SD sampai mahasiswa, bukankah pengetahuan mereka juga dihimpun seiring berjalannya waktu? Jika belajar dengan tekun, prestasi mereka juga akan sangat baik. Demikian juga dengan para pengusaha, mereka harus bekerja keras, baru usaha mereka bisa berkembang dan berjalan dengan stabil. 

Para staf badan misi Tzu Chi pun demikian. Setiap orang dengan tekun dan bersemangat memanfaatkan setiap waktu tanpa melewatkan satu detik pun. Setiap orang berpegang pada konsep ini untuk mengembangkan nilai kehidupan mereka. Contohnya saat terjadi insiden jatuhnya pesawat di Penghu dan ledakan gas di Kaohsiung, insan Tzu Chi segera bergerak untuk membantu. 

Mereka memanfaatkan setiap waktu untuk memberikan penghiburan dengan segera. Selain memberi sandaran bagi yang membutuhkan, mereka juga membawa kestabilan bagi masyarakat. Sungguh, begitu bencana terjadi, mereka segera memberikan perhatian dan pendampingan. Inilah cara insan Tzu Chi memanfaatkan waktu. Mereka menjalankan misi amal dengan memanfaatkan waktu dan mendedikasikan hidup mereka untuk menolong kehidupan orang lain. 


Kita melihat sebagian insan Tzu Chi yang tetap bersumbangsih meski sedang sakit. Saat diminta untuk beristirahat, mereka menolak karena tidak ingin melewatkan kesempatan untuk bersumbangsih. Dengan mengembangkan potensi kebajikan, mereka telah membebaskan banyak orang dari penderitaan dan kepedihan batin. Semua ini adalah kekuatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. 

Kita juga bisa melihat insan Tzu Chi di Jakarta, Indonesia membagikan bantuan beras. Insan Tzu Chi di Indonesia memiliki kesepakatan kerja sama dengan pihak militer. Saat insan Tzu Chi akan menyalurkan bantuan, para personel militer pasti turut membantu. Setelah kita menyurvei warga yang kurang mampu atau korban bencana yang membutuhkan bantuan, pihak militer akan selalu memberikan dukungan kepada kita. Saat kita membutuhkan sarana transportasi, baik transportasi udara, transportasi laut, maupun transportasi darat, pihak militer akan membantu. Pihak militer dan insan Tzu Chi di Indonesia bekerja sama secara resmi demi masyarakat. Kerja sama mereka sangat harmonis. Kini, mereka kembali melakukan pembagian beras. 

Di Filipina, Badai Tropis Fung-Wong telah mendatangkan bencana besar. Insan Tzu Chi setempat segera bergerak untuk memahami kondisi bencana. Kemarin saya mendengar kabar bahwa untuk mencegah penyebaran demam berdarah, relawan kita pun mulai menyiapkan kelambu bagi para warga di sana agar mereka tidak digigit nyamuk. Mereka membagikan kelambu bagi para warga baik yang tinggal di tempat penampungan maupun di rumah mereka sendiri. 

Intinya, kita harus menjaga kelestarian lingkungan. Jika mereka tidak menjaga kelestarian lingkungan, maka sampah-sampah plastik dan botol akan menyumbat saluran air Ditambah lagi dengan perubahan iklim sekarang, curah hujan tinggi dapat turun dalam satu waktu. Dalam hitungan jam, daerah dataran rendah akan segera tergenang banjir. Karena itu, kita harus meningkatkan kewaspadaan. Kita sungguh harus berterima kasih kepada para relawan daur ulang. 


Kita melihat seorang nenek di Dongshan, Tainan. Dia telah  melakukan daur ulang selama lebih dari 20 tahun. Sejak lebih dari 20 tahun yang lalu, dia melakukan daur ulang bersama suaminya. Tiga belas tahun yang lalu, Da Ai TV mendokumentasikan kegiatan mereka. Lihatlah, pada saat itu, suaminya telah berusia 76 tahun, tetapi masih terlihat sangat gesit dan tegak. Suaminya meninggal tiga tahun yang lalu pada usia 86 tahun. Kini, setelah 13 tahun berlalu, staf Da Ai TV teringat kembali dengan relawan daur ulang yang mereka dokumentasikan belasan tahun lalu.Karena itu, mereka kembali mencari para relawan daur ulang ini. 

Kita bisa melihat bahwa 13 tahun yang lalu, tubuh nenek ini masih sangat tegak. Dia bahkan bisa mendorong troli sambil berlari. Namun, kini punggungnya telah membungkuk. Saat melihat kisahnya, saya mendengar nenek ini berkata, “Saya belum pernah bertemu dengan Master.” Mendengarnya, saya berpikir, “Wah, dia telah melakukan daur ulang selama lebih dari 20 tahun, tetapi masih belum pernah bertemu dengan saya.” Karena itu, dalam pertemuan pagi relawan, saya menyampaikan harapan saya agar seseorang dapat mengajak nenek ini untuk bertemu dengan saya. 

Kemarin, orang yang datang sungguh tidak sedikit. Relawan daur ulang kita mendampingi nenek ini sepanjang perjalanan dari Tainan ke Hualien untuk bertemu dengan saya. Dia juga didampingi oleh putra dan putrinya yang sangat berbakti. Cucunya juga turut mendampingi. Orang dari tiga generasi datang bersama kemarin. Setiap insan Tzu Chi mendampingi nenek ini dengan sangat gembira. 

Dia dengan rendah hati berkata, “Saya sudah tua dan tidak cantik lagi. Jadi, saya tidak ingin keluar,” ucap Nenek Lu. Namun, para insan Tzu Chi terus memintanya datang. Saya bisa melihat bahwa dia juga sangat gembira bisa datang ke sini. Selama lebih dari 20 tahun ini, dia terus mendedikasikan hidupnya untuk mengasihi dan melindungi bumi. 

Bisa mengasihi dan melindungi bumi seperti ini sungguh mengagumkan. Dia adalah Bodhisatwa daur ulang yang sesungguhnya. Melihat kedatangannya, setiap orang merasa sangat gembira. Saya sungguh sangat bersyukur bisa melihat Bodhisatwa dunia setiap hari. Ada banyak Bodhisatwa di dunia ini.

 

Insan Tzu Chi  bergerak untuk menyalurkan bantuan bagi korban bencana

Kerja sama pihak militer dan insan Tzu Chi sungguh erat

Menyucikan hati dengan melakukan daur ulang dan bervegetaris

Mengembangkan berkah dan kebijaksanaan demi melindungi masyarakat

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 26 September 2014.

 

Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -