Mengantarkan Kehangatan di Musim Dingin, Menyucikan Tanah Buddha

Insan Tzu Chi menuju tempat yang sangat dingin untuk menjangkau keluarga kurang mampu dengan penuh cinta kasih. Kekuatan cinta kasih seperti ini membawa manfaat yang tidak sedikit bagi para warga. Hati para relawan kita dipenuhi oleh cinta kasih. Kekuatan cinta kasih membuat orang merasakan kebahagiaan dan membuat orang bagai merasakan kehangatan mentari di musim dingin.

Barang bantuan yang kita bagikan dapat menjaga kelangsungan hidup mereka hingga melewati Tahun Baru Imlek. Kita juga melihat banyak relawan setempat yang membangun ikrar luhur. Pengusaha yang ikut dalam kegiatan kita juga tidak sedikit. Sama seperti para relawan, mereka juga membantu mengangkat beras serta menggandeng tangan para lansia dan orang yang mengalami keterbatasan gerak. Mereka juga membantu para warga mengantar beras ke rumah, bahkan kembali mengadakan kunjungan ke sana.

Setelah melihat penderitaan orang lain, cinta kasih di dalam lubuk hati mereka mulai terbangkitkan. Mereka baru menyadari bahwa ternyata ada begitu banyak orang yang hidup menderita. Karena itu, mereka mulai membuka pintu hati dan mengembangkan cinta kasih. Banyak dari mereka yang bertekad mulai dari saat itu, mereka akan menjaga sekelompok warga itu dengan baik. Mereka akan sering mencurahkan perhatian bagi para warga tersebut. Banyak orang yang terinspirasi.

Bagaimana cara kita menebarkan benih cinta kasih agar ia tersebar lebih jauh dan luas? Lihatlah Mozambik. Tiga tahun yang lalu, seorang wanita Taiwan yang tinggal di Mozambik berangkat ke Afrika Selatan untuk mempelajari tentang Tzu Chi. Insan Tzu Chi di Afrika Selatan juga secara khusus berkunjung ke Mozambik untuk membantu dan membimbing warga Mozambik agar membangkitkan kekayaan batin. Kini banyak benih relawan di Mozambik sudah mulai bertumbuh.

Dua tahun lalu, saat kembali untuk dilantik, mereka membawa 4 celengan bambu. Setelah dihitung-hitung, semuanya ada 2.311 koin yang setiap koinnya bernilai 50 sen. Jadi, jumlah keseluruhannya setara dengan 1.000 dolar NT lebih. Mereka berkata bahwa tahun lalu mereka menerima angpau dari Taiwan. Jadi, mereka sangat berharap dapat menerima angpau yang berisikan koin 50 sen dari negara mereka. Karena itu, mereka sangat bersungguh hati menyisihkan koin 50 sen dan membawanya kembali ke Taiwan. Inilah harapan mereka. Karena itu, saya membeli semua koin itu. Setelah itu, koin demi koin itu kita cuci dengan cermat. Kita sungguh tengah “mencuci uang”. Kita mencucinya hingga sangat mengilap. Lalu, kita menempelkannya pada angpau dan mengirimkannya ke Mozambik.

Saya sangat berterima kasih kepada Direktur Chen. Awalnya, dia membeli sebuah lahan di Mozambik karena berencana membuka pabrik di sana, tetapi rencananya tidak berjalan lancar. Lalu, dia berpikir untuk menjual lahan tersebut. Istrinya yang berada di Taiwan sering menonton DA Ai TV. Karena itu, istrinya tahu bahwa di Mozambik sudah ada Tzu Chi, di Mozambik sudah ada Tzu Chi, tetapi belum ada kantor Tzu Chi di sana. Karena itu, istrinya berkata kepadanya, “Bagaimana kalau kita menyumbangkan lahan itu kepada Tzu Chi?” 

Mereka sangat bersungguh hati. Mereka langsung menghubungi Denise yang kebetulan saat itu tengah kembali ke Taiwan. Denise lalu mendampingi mereka untuk bertemu dengan saya. Direktur Chen berkata kepada saya bahwa asalkan saya bersedia menerimanya, mereka akan mengalihkan kepemilikan lahan tersebut kepada Tzu Chi. Mereka sangat murah hati.

Tahun ini, dia menggantikan insan Tzu Chi untuk mengantarkan Angpau Berkah dan Kebijaksanaan ke Mozambik. Sebelum relawan setempat menerima angpau pada saat acara Pemberkahan Akhir Tahun, Denise kembali menjelaskan kepada mereka bahwa butiran padi di dalam angpau tersebut ditanam sendiri oleh para dokter Tzu Chi. Para dokter juga sangat bersungguh hati untuk menempelkan butir demi butir padi ke dalam setiap angpau. Denise juga berterima kasih kepada Direktur Chen yang menyumbangkan lahan tersebut sehingga mereka bisa berkumpul di sana pada hari itu.

Denise juga berbagi dengan relawan setempat bahwa angpau-angpau itu merupakan harta kebijaksanaan saya. Saya membeli koin-koin itu, lalu kembali memberikannya kepada mereka. Angpau itu disebut Angpau Berkah dan Kebijaksanaan. Saya memberikan angpau itu untuk mendoakan mereka semoga senantiasa mengembangkan berkah dan kebijaksanaan. Inilah yang Denise jelaskan kepada mereka.

Relawan setempat berkata bahwa meski selalu mendengar ceramah saya, tetapi mereka tidak mengerti bahasa saya. Pemahaman yang mereka dapatkan sangat terbatas karena harus melalui penerjemahan. Namun, mereka akan melakukan tindakan nyata untuk mempraktikkan Sutra. Kita bisa melihat mereka meyakini dan mendalami ajaran Buddha dengan hati yang polos. Setiap orang dari mereka adalah benih berkah yang selalu membimbing diri sendiri sekaligus membimbing orang lain

Dalam acara Perberkahan Akhir Tahun kali ini, mereka mengadakan pementasan drama singkat. Mereka mementaskan bagaimana bersikap saat melakukan kunjungan kasih. Lewat drama singkat itu, mereka menunjukkan caranya kepada relawan lain. Lihatlah, mereka memanfaatkan lahan yang disumbangkan oleh Direktur Chen kepada Tzu Chi dengan sangat baik. Dalam salah satu babak, kita bisa melihat seorang pasien yang semula terbaring di ranjang, perlahan-lahan mulai bisa berjalan setelah mendapat perhatian dari insan Tzu Chi. Lihatlah betapa mengagumkannya mereka.

Di sana, ada orang yang kehidupannya sangat kekurangan. Relawan kita memberikan sebuah kursi roda kepada seorang wanita yang mengalami keterbatasan gerak. Wanita tersebut merasa sangat tersentuh. Kehidupan di dunia ini sungguh penuh dengan penderitaan. Pendampingan yang penuh cinta kasih jauh lebih penting dari materi apa pun. Kita bisa melihat hubungan antara orang tua dan anak yang semakin dekat. Berbakti dan berbuat baik adalah dua hal yang tidak bisa ditunda. Kekuatan cinta kasih sungguh indah.

Saya sering mengulas tentang menyucikan Tanah Buddha dan membimbing semua makhluk. Buddha datang ke dunia ini demi menyucikan hati manusia. Saya berharap setiap orang dapat bersumbangsih di tengah masyarakat. Jika hati semua makhluk tersucikan, maka dunia ini akan menjadi Tanah Suci. Jika hati semua makhluk dipenuhi kekeruhan, maka kita harus lebih bekerja keras untuk menyucikan hati mereka. Saat hati semua makhluk tersucikan,  maka itulah saat Tanah Buddha tersucikan. Setiap orang hendaknya membangun ikrar untuk menyucikan Tanah Buddha. kita harus terlebih dahulu menyucikan hati manusia.  Ini adalah hal yang sudah pasti.

 

Membuka pintu hati untuk mengantarkan kehangatan di musim dingin

Menanam benih berkah dengan Angpau Berkah dan Kebijaksanaan

Seorang direktur menyumbangkan lahan dan mengantarkan angpau ke Mozambik

Menyucikan Tanah Buddha dan giat menciptakan berkah

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 08 Januari 2015

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -