Menggunakan Cinta Kasih untuk Mengobati Luka Batin

 

Penderitaan yang dialami orang-orang di sebuah wilayah pegunungan Yunnan sungguh tidak terkira. Sebelum terjadi gempa bumi, wilayah tersebut dilanda hujan deras yang mengakibatkan tanah longsor dan putusnya akses jalan. Di kala hujan masih turun, tiba-tiba terjadi gempa bumi berkekuatan 6,5 skala Richter yang menghancurkan enam desa. Sungguh besar kepedihan dan kesedihan para warga. Korban jiwa sudah hampir mencapai 400 orang, banyak orang yang mengalami luka-luka, dan beberapa masih belum ditemukan. Melihat berita ini, hati saya tidak bisa tenang. Saya terus berpikir apakah warga setempat bisa melewati bencana ini dengan aman dan tenteram? Bencana yang terjadi di Nepal kali ini juga berawal dari hujan deras yang mengakibatkan tanah longsor.

Sekarang ini, bumi terus mengalami kerusakan. Demikian juga dengan pegunungan. Karena itu, begitu turun hujan deras, pegunungan tidak mampu menahan air tersebut sehingga terjadilah tanah longsor yang menimbun seluruh desa. Aktivitas manusialah yang membuat unsur alam menjadi tidak selaras sehingga memicu terjadinya bencana yang menghancurkan desa-desa tersebut. Sungguh membuat orang merasa sedih melihatnya. Belakangan ini, Taiwan juga dilanda banyakbencana. Meski berhasil melewati terjangan Topan Matmo dengan aman dan selamat, tetapi jatuhnya sebuah pesawat di Penghu telah menelan banyak korban Kemudian, dilanjutkan dengan insiden ledakan pipa gas di Kaohsiung. Serangkaian bencana tersebut sungguh membuat orang merasa sedih. Sampai saat ini, kita masih merasa sedih akibat bencana tersebut.

Setiap hari, saya harus berulang kali mengadakan rapat melalui konferensi video dengan relawan kita di Kaohsiung untuk mengetahui kondisi di sana. Dedikasi relawan Tzu Chi sangat besar. Banyak pengusaha setempat, baik pengusaha besar maupun kecil, semuanya turut membangkitkan kebajikan mereka untuk ikut membantu. Inilah cinta kasih dan welas asih yang dibangkitkan di tengah penderitaan. Selama beberapa hari ini, setiap orang sangat bekerja keras. Namun, setiap orang bersumbangsih dengan sukarela untuk menghibur hati orang-orang. Saya yakin masa-masa sulit pasti akan berlalu. Namun, kini ada orang yang terluka secara batin dan fisik. Kali ini, ada ratusan orang yang mengalami luka bakar yang serius. Kini para korban di rumah sakit mengalami penderitaan fisik dan batin.

Kita juga bisa membayangkan kepedihan dan kesedihan keluarga korban yang ditinggalkan. Hingga kini masih ada dua orang yang belum ditemukan, tetapi semua orang tidak menyerah. Salah satu di antara dua orang itu adalah pemimpin sekretaris dan yang lainnya adalah ketua regu pemadam kebakaran. Kedua orang tersebut sangat dihormati dan disayangi oleh setiap orang. Sesungguhnya, sekitar pukul 8 malam sebelum ledakan terjadi, sudah ada banyak warga yang mencium bau gas. Karena itu, banyak pahlawan pemadam kebakaran yang berkumpul untuk melakukan pemeriksaan. Namun, tiba-tiba terjadi ledakan besar. Hingga kini, walaupun mereka telah menggali dan mencari dengan teliti, tetapi masih belum menemukan teman mereka. Namun, mereka tetap tidak menyerah. Dari sini terlihat bahwa orang yang selalu berkontribusi dengan penuh cinta kasih akan selalu dikenang orang. Setiap orang berusaha untuk mencari mereka. Kita juga harus berdoa dengan tulus semoga bisa terjadi keajaiban.

Kehidupan manusia sungguh tidak kekal dan penuh penderitaan. Lebih dari setahun yang lalu, sebuah bus di di Xiamen, Tiongkok meledak akibat ulah manusia. Sebersit niat yang menyimpang dari satu orang mengakibatkan banyak penumpang yang meninggal dan terluka. Pada saat itu, insan Tzu Chi segera bergerak untuk menghibur para korban di rumah sakit. Penghiburan yang diberikan kali itu berhasil menenangkan hati banyak orang.

“Selama beberapa waktu, saya memang merasa saya sangat menderita, bahkan saya merasa saya tidak bisa melewati cobaan ini. Namun, relawan Tzu Chi menanamkan benih cinta kasih di hati saya dan membuat saya melihat harapan. Saya merasa benih yang Tzu Chi tanamkan di hati saya akan bertumbuh perlahan-lahan hingga menjadi pohon besar. Ini membuat saya merasa sangat bahagia. Relawan Tzu Chi memperhatikan dan mendampingi saya seperti keluarga sendiri. Saya mempelajari hati lapang insan Tzu Chi untuk memperoleh hati yang tenang. ‘Mundur selangkah akan memiliki dunia yang luas.’ Inilah yang saya rasakan. Terkadang, dengan melepaskan rasa dendam di dalam hati,kita mungkin bisa terbebas dari penderitaan dan membuat dunia ini lebih damai. Setelah keluar dari RS, relawan Tzu Chi masih tetap memperhatikan saya. Puluhan ribu kata-kata tidak bisa mengungkapkan rasa terima kasih saya,” ucap seorang korban.

Setelah kesehatan mereka pulih, mereka juga membuka hati untuk keluar dari trauma dan kebencian. Dengan pendampingan penuh cinta kasih secara terus-menerus, mereka dapat melanjutkan kehidupan. Karena itu, dalam ledakan pipa gas di Kaohsiung dan jatuhnya pesawat di Penghu, insan Tzu Chi juga akan terus memperhatikan dan mendampingi korban. Terutama setelah melihat seluruh masyarakat membangkitkan kekuatan cinta kasih, saya sangat terhibur. Jadi, saya berharap setiap orang bisa membina niat baik dan membimbing setiap orang untuk berjalan ke arah yang benar supaya setiap orang saling menyayangi dan hidup bersama dengan harmonis di masyarakat. Dengan demikian, setiap orang akan bisa hidup dengan penuh harapan dan kegembiraan. Dengan demikian, baru kita bisa menciptakan masyarakat yang harmonis dan setiap orang bisa aman dan tenteram. Singkat kata, kini kita sungguh harus merekrut lebih banyak Bodhisatwa dunia supaya kekuatan cinta kasih bisa semakin meluas. Kita harus menanamkan benih cinta kasih ke dalam hati setiap orang supaya tidak menimbulkan penderitaan di dunia.

Bencana datang silih berganti menimbulkan banyak kerusakan
Sebersit niat baik atau sebersit niat buruk bisa membuat perubahan
Menggunakan cinta kasih untuk mengobati luka batin
Menciptakan keharmonisan dengan kebajikan dan cinta kasih

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Marlina

Ditayangkan tanggal 7 Agustus 2014.

 

Gunakanlah waktu dengan baik, karena ia terus berlalu tanpa kita sadari.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -