Menghargai Sumber Daya Alam dan Menggarap Ladang Berkah

Saat turun hujan deras dan langsung terjadi banjir, maka itu disebut ketidakselarasan unsur air. Hujan deras juga sering mengakibatkan tanah longsor yang menimbun rumah banyak orang. Saya sungguh tidak tega melihatnya. Selain mengakibatkan gagal panen dan kerusakan bangunan, masih ada banyak mobil terendam di dalam air. Ini semua karena ketidakselarasan unsur air. Karena itu, pelestarian lingkungan sangatlah penting. Itu terjadi karena aktivitas manusia merusak pegunungan terlebih dahulu yang merusak pegunungan.

Manusia menebang pohon untuk dijual demi mengembangkan usaha. Semakin besar usaha yang dijalankan, maka promosi dan tingkat konsumsi juga semakin tinggi. Semakin tinggi tingkat konsumsi, maka industri juga semakin berkembang. Jika industri semakin berkembang, maka kerusakan alam akan semakin parah. Ini adalah hal yang sudah pasti dan merupakan siklus yang buruk. Kita bisa melihat air dari gunung terus mengalir deras ke bawah. Bukankah ini karena penebangan pohon yang terlalu berlebihan? Berhubung semua pohon sudah habis ditebang, maka begitu turun hujan, tidak ada akar, daun, dan ranting pohon yang dapat menyerap air hujan.

Karena itu, begitu turun hujan, air langsung menggenangi permukaan tanah. Berhubung sudah tidak ada akar pohon yang melindungi tanah, maka begitu turun hujan deras, langsung terjadilah tanah longsor. Ini semua terjadi karena manusia telah merusak alam. Semakin besar usaha kita, karma buruk yang kita ciptakan juga semakin besar. Sebagian orang berkata, “Saya memiliki usaha yang sangat besar.” Saya selalu menjawab, “Ya. Namun, ingatlah konsekuensi yang tercipta.” Semakin besar usaha yang dimiliki, mereka akan semakin banyak melakukan promosi untuk mendorong orang-orang bergaya hidup konsumtif. Semakin orang yang bergaya hidup konsumtif, volume sampah yang tercipta juga akan semakin banyak.

Karena itu, semua bentuk sumber daya alam di bumi ini terus kita pompa, tebang, dan ambil. Sesungguhnya, seberapa besar ukuran sebuah gentong beras? Seberapa banyak beras yang bisa kita simpan di dalamnya? Jika kita terus mengambil berasnya dan memboroskannya, maka suatu hari nanti isi gentong itu akan habis terkuras. Sebanyak apa pun kekayaan yang dimiliki, jika kita terus memboroskannya, maka suatu hari ia juga akan habis. Begitu pula dengan bumi ini. Sumber daya alam sangatlah terbatas.

Namun, kini populasi manusia semakin bertambah, bahan pangan yang dibutuhkan juga sangat banyak. Jumlah makanan yang diboroskan jauh lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Sisa makanan yang terbuang setiap hari sangatlah banyak. Dalam waktu satu hari, berton-ton makanan terbuang sia-sia. Satu orang hanya membutuhkan semangkuk nasi untuk mengenyangkan perut dan memenuhi kebutuhan gizi. Namun, setiap hari ada berton-ton sampah dapur yang terbuang. Sebagian besar di antaranya adalah makanan yang masih layak dikonsumsi.

Lihatlah, bukankah ini sangat boros? Terlebih lagi, kini, sayuran yang dijual di pasar sudah dibuang akarnya. Selapis demi selapis daun sayur yang masih layak dikonsumsi terus dikupas. Selain itu, sayur-sayuran itu juga dikemas secara berlebihan untuk dijual di swalayan. Setelah membeli sayur itu, kita tak perlu memilahnya dan mencucinya kembali. Orang masa kini sudah terlalu menikmati hidup. Pada saat menikmati hidup, mereka sudah memboroskan sumber daya alam.

Karena itulah, kita harus terus menggalakkan daur ulang. Jika dapat melakukan daur ulang dengan baik, maka kita dapat melindungi bumi ini. Janganlah kita terus bersikap konsumtif. Terlebih lagi, barang yang paling merusak bumi adalah produk-produk dari plastik. Karena itu, kini kita terus menyebarkan pengetahuan tentang pelestarian lingkungan. Selain Bodhisattva lansia yang melakukan daur ulang dengan sepenuh hati demi melindungi bumi, kini kita juga membimbing generasi-generasi berikutnya. Kita mengajari anak-anak untuk tidak bersikap boros dan tahu untuk melakukan daur ulang. Pendidikan daur ulang Tzu Chi telah tersebar ke seluruh dunia.

Kita bisa melihat anak-anak di Afrika yang juga bisa menyanyikan sebuah lagu dalam dialek Taiwan. Mereka juga bisa menyanyikan lagu “Terima Kasih pada Langit dan Bumi”. Pengusaha Tionghoa yang berada di sana mengajari mereka bernyanyi secara perlahan-lahan dan mengajari mereka Kata Renungan Jing Si. Inilah yang mereka ajarkan secara rutin. Mereka juga mengajari anak-anak tentang tata cara makan. Sebelum makan, anak-anak bisa beranjali sambil menyanyikan Lagu Persembahan.

Persembahan kepada Dharma

Persembahan kepada Sangha

Persembahan kepada semua makhluk hidup

Berniat melakukan kebajikan

Berniat memutuskan karma buruk

Berjanji menyelamatkan semua makhluk hidup

Mereka menyanyikan lagu itu dengan benar dan dengan intonasi yang tepat. Selain itu, kita juga membimbing anak-anak agar jangan mengambil makanan dengan tangan secara langsung karena penyakit dapat masuk melalui mulut. Kini relawan kita terus mengajari mereka bagaimana cara memegang mangkuk dan bagaimana cara memegang sumpit. Sebelum mereka bisa memegang sumpit, kita mengajari mereka cara memegang sendok. Insan Tzu Chi mengajari mereka dengan sangat teliti. Kita berharap anak-anak dapat memiliki tata krama dalam keseharian, seperti tata krama dalam berpakaian dan tata krama saat makan. Kita mengajari mereka cara menjaga kebersihan.

Inilah yang kita ajarkan di sana. Saya sungguh sangat berterima kasih. Dharma dapat diwariskan asalkan ada orang yang bersedia melakukannya. Relawan Tzu Chi mempelajari ajaran Buddha, sekaligus membimbing semua makhluk. Mereka menyerap Dharma ke dalam hati, lalu menyebarkannya kepada setiap orang. Setelah mempelajari Dharma, setiap orang tahu menggunakannya untuk membangkitkan cinta kasih guna melindungi bumi dan menghargai semua sumber daya alam.

Inilah ajaran Buddha. Dharma tidak memiliki bentuk. Kita membabarkan Dharma kepada mereka untuk membawa manfaat bagi masyarakat. Lihatlah, mereka juga bisa menyisihkan koin demi koin untuk membantu orang yang membutuhkan. Ini juga merupakan Dharma. Bagaimana cara kita menyebarkan Dharma sesuai dengan kemampuan setiap orang agar setiap orang dapat mengerti dan memiliki cara untuk membawa manfaat bagi masyarakat? Semua itu membutuhkan ikrar luhur setiap orang.

Kita juga bisa melihat di Ormoc, Filipina. Seorang direktur perusahaan setempat merasa bahwa ajaran Tzu Chi hendaknya lebih tersebar luas. Karena itu, dia menyumbangkan uang dan tenaga untuk memasang parabola bagi para warga agar setiap orang dapat menonton Da Ai TV. Pahalanya sungguh tak terhingga. Meski dia seorang pengusaha, tetapi dia juga tahu untuk menyebarkan Dharma kepada banyak orang. Dia melakukan semua itu secara gratis. Dia tidak meminta bayaran kepada kita. Tindakannya itu telah membawa manfaat bagi masyarakat dan membangkitkan kebijaksanaan setiap orang. Inilah kekuatan cinta kasih. Setiap orang hendaknya saling menginspirasi dan bersumbangsih dengan segenap tenaga.

 

Pengembangan industri yang berlebihan dapat membawa bencana

Pemborosan sumber daya alam menciptakan siklus yang buruk

Membimbing anak-anak untuk menghargai berkah dan menjaga kebersihan

Membawa manfaat bagi masyarakat dan menggarap ladang berkah

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal16 November 2014

 

Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -