Menghimpun Berkah dengan Keyakinan Benar

Iklim di dunia ini tidak selaras. Kita semua hendaknya terus memperhatikan kondisi alam karena kita hidup di dunia ini. Sebagai manusia yang tinggal di dunia ini, jika kita semua tidak peduli pada keselamatan dunia ini, akankah kita bisa hidup tenteram? Jadi, kita semua harus lebih peduli terhadap dunia ini. 

Mengapa iklim bisa tidak selaras? Tentu, konsekuensi dari majunya teknologi masa kini adalah pencemaran oleh manusia. Industri menyebabkan pencemaran. Tanpa saya katakan, semua orang tahu hal ini. Kemajuan industri ditujukan untuk memenuhi banyaknya konsumsi manusia. Jika manusia dapat menjaga kemurnian hati, berintrospeksi atas segala ketamakan yang tanpa batas, dan berusaha hidup hemat, maka pencemaran tidak akan demikian parah. Jadi, setiap orang harus peduli pada bumi ini dan memperhatikan segala yang terjadi di dunia.

 

Kita telah melihat insan Tzu Chi melakukan praktik nyata dalam hal ini. Insan Tzu Chi di Vancouver, Kanada sudah bertahun-tahun memberi perhatian bagi anak keluarga kurang mampu. Di awal tahun ajaran yang baru, insan Tzu Chi harus mulai mempersiapkan alat tulis dan tas sekolah bagi anak-anak keluarga kurang mampu ini. Sekelompok muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) juga sering berinteraksi dengan anak-anak ini. 

Kehidupan para insan Tzu Chi sungguh penuh keindahan dan cinta kasih. Mereka juga tidak lupa untuk mewariskan Dharma. Mereka ingin membangkitkan cinta kasih anak-anak agar anak-anak ini tahu bahwa dapat membantu orang adalah suatu berkah yang membawa kebahagiaan. Inilah yang dilakukan insan Tzu Chi di Vancouver selama bertahun-tahun. Mereka juga bekerja sama dengan bank makanan setempat untuk menyediakan makanan bagi orang-orang yang membutuhkan. Inilah yang biasa dilakukan oleh para insan Tzu Chi di Vancouver. 

Kita juga melihat di Kuala Lumpur, Malaysia, Sejak bertahun-tahun lalu, insan Tzu Chi terus memberi perhatian bagi para penghuni rumah sakit kusta. Jadi, saat insan Tzu Chi Kuala Lumpur merencanakan pembangunan Aula Jing Si, para warga rumah sakit kusta ini juga bersedia untuk berdonasi. Meski donasi mereka tidak besar, tetapi mereka berdonasi dengan senang hati. Kini pembangunan Aula Jing Si sudah rampung. Insan Tzu Chi pun mengundang mereka untuk datang berkunjung. Semua orang sangat gembira. Mereka semua kini dapat melihat bangunan yang berdiri berkat donasi mereka. Beberapa potong bata di sana adalah donasi mereka. Mereka sangat gembira.

 

Kita juga melihat di Mozambik, dalam suatu kegiatan, para relawan duduk di atas tanah. Acara itu diawali dengan penampilan tarian lokal oleh anak-anak setempat. Kemudian, salah satu relawan mulai berbagi kepada para hadirin tentang hukum sebab akibat. Lihatlah, mereka mampu berbagi ajaran Buddha tentang hukum karma kepada semua yang hadir di sana. Mereka juga membimbing anak-anak muda untuk menghormati orang tua. Setelah itu, para relawan melakukan survei dan kunjungan kasih. 

Dalam kunjungan kasih itu, relawan juga mengajak warga untuk bersumbangsih. “Setiap hari dia membawa foto Master. Dengan begitu, saat melakukan kunjungan kasih, dia merasa dia tengah mengikuti langkah Master dan merasa aman. Jika bertemu warga yang sakit atau mengalami kesulitan hidup, dia akan mengeluarkan foto Master dan meminta orang itu berbicara kepada Master dan berkata, ‘Kamu berbicaralah kepada Master dan ungkapkan perasaanmu saat ini, Master akan mendoakanmu.’ Itulah yang dia lakukan. Dia melakukan itu setiap hari,” seorang relawan Mozambik bercerita tentang apa yang dilakukan Paula, relawan lokal Mozambik. 

Saya sungguh tidak menyangka mereka bisa melakukan itu. Ini sungguh menghangatkan dan mengharukan. Berhubung sudah memahami hukum karma, setiap sen donasi yang digalangnya akan dia catat dengan jelas tanpa kesalahan sedikit pun. Di sana juga diadakan pembagian beras. Para relawan juga menginspirasi warga yang mampu untuk turut membantu yang kurang mampu. Para relawan mengundang para pengusaha Tionghoa dan pengusaha India setempat dan menginspirasi mereka untuk bersumbangsih dengan penuh rasa hormat. Para relawan juga membagikan celengan bambu kepada mereka.

 

Inilah yang dikatakan dalam Sutra Makna Tanpa Batas, yakni membabarkan Dharma setelah melenyapkan penderitaan. Orang-orang yang berada dan mampu harus kita bimbing untuk terjun melihat derita akibat kemiskinan agar cinta kasih mereka terbangkitkan. Setelah melihat penderitaan, mereka akan menyadari berkah dan terinspirasi untuk kembali menciptakan berkah. Semua ini membutuhkan kebijaksanaan. 

Para relawan di Mozambik telah menjalankannya. Kita melihat para pengusaha itu bersumbangsih dengan penuh kelembutan. Ini karena Dharma telah meresap ke dalam batin dan tindakan mereka. Saya sungguh gembira melihatnya. Setiap relawan telah dilatih dengan baik sehingga sangat teratur. Mereka bahkan memindahkan beras dengan rapi. Sekelompok pengusaha yang turut menyaksikan ini juga sangat terkesan. 

Kita juga melihat sekelompok anak di sana, salah satunya adalah anak dari Denise Tsai. Sekembalinya dari Taiwan, dia bisa membimbing anak-anak lainnya untuk mementaskan lagu Dalam Sebersit Niat. Lihatlah, dia bisa mengajar. Di antara anak-anak itu, ada anak duta besar, ada pula anak pengusaha. Dia bisa mengajari mereka semua. Dalam pementasan itu, kita melihat para warga setempat berperan sebagai pemburu kejam yang membunuh hewan tak berdosa. Para hewan pun balik menyerang manusia. Lihatlah bagaimana manusia dan hewan saling melukai. Bukankah bervegetaris lebih baik? Setiap orang lebih baik membangkitkan cinta kasih dan menghimpun kekuatan untuk menjadi Bodhisatwa yang dapat menolong sesama. 

Lihatlah, mereka juga mengajari anak-anak Untuk berbakti. Inilah yang mereka lakukan di bulan bakti dan bulan penuh berkah. Saat kaki mereka dibasuh oleh anak-anak, para orang tua juga merasa terharu. Lihatlah, semua ini adalah Dharma. Para relawan telah membawa semangat Tzu Chi ke Mozambik sehingga harapan terpancar di sana. Kita juga melihat di Cile, para relawan menyumbangkan komputer bagi anak-anak putus sekolah. Mereka juga menyosialisasikan pola hidup vegetaris. 

Singkat kata, jika semua orang memahami arah hidup yang benar dan dapat membangkitkan cinta kasih, bukankah ini sangat membahagiakan? Melihatnya, saya sungguh merasa tersentuh. Jika semua orang di dunia dapat hidup rukun dan penuh cinta kasih, bukankah ketenteraman akan tercipta?

 

Insan Tzu Chi Kanada membagikan peralatan sekolah kepada anak keluarga kurang mampu

Cinta kasih terjalin antara pemberi dan penerima

Berbagi tentang hukum karma dengan kebijaksanaan

Bervegetaris dan berbakti demi menghimpun berkah

 

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 14 September 2014.

 

Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -