Menghimpun Niat Baik dan Mengerahkan Kekuatan Cinta Kasih

Sungguh, belakangan ini, di Taiwan banyak musibah yang terjadi, mulai dari kecelakaan pesawat terbang. Insan Tzu Chi dari Penghu dan Kaohsiung bersama-sama bergerak memberi pendampingan selama satu minggu penuh. Para relawan bekerja keras untuk mendampingi keluarga para korban. Para relawan turut berbagi kesedihan dan air mata dengan keluarga korban. Mereka memberi penghiburan dengan Dharma.

Setelah berselang beberapa waktu, para anggota keluarga korban sudah mulai tenang dan segala sesuatunya sudah mulai stabil. Para relawan dari Kaohsiung pun pulang ke daerah mereka. Sekembalinya ke Kaohsiung, mereka segera mengunjungi para keluarga korban yang berada di Kaohsiung untuk memberi perhatian. Saat mereka tengah melakukan ini, ledakan gas tiba-tiba terjadi pada kemarin subuh. Hingga kini, diketahui ada lebih dari 20 orang tewas dan 2 orang hilang. Dua orang yang hilang itu adalah staf senior dan petugas pemadam kebakaran. Lebih dari 20 orang petugas pemadam kebakaran mengalami luka-luka. Selain itu, ada lebih dari 200 orang yang dirawat di rumah sakit akibat luka berat dan ringan.

Menurut informasi yang kita terima kemarin, lebih dari 110 orang sudah diperbolehkan pulang. Namun, masih ada lebih dari 100 orang yang dirawat di rumah sakit. Ada yang mengalami luka bakar serius, patah tulang, dan sebagainya. Masih ada lebih dari 100 orang yang dirawat di rumah sakit. Selain itu, daerah yang terkena dampak ledakan gas juga masih ditutup untuk umum akibat kekhawatiran adanya zat-zat kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia. Jadi, semua orang diharapkan tidak mendekati daerah terjadinya ledakan. Di daerah itu tidak sedikit gedung dan rumah yang rusak.

Kemarin, setelah pertemuan pagi relawan, saya mengadakan konferensi video dengan para relawan di Kaohsiung. Pertama, kita ingin memahami kondisi para relawan dan keluarga mereka di sana. Kita mendapat kabar bahwa mereka semua selamat, tetapi ada sebagian dari mereka yang rumahnya juga mengalami kerusakan. Meskipun begitu, mereka segera bergerak untuk ikut dalam pemberian bantuan. Dengan semangat bersumbangsih dan kepedulian, mereka mengunjungi berbagai rumah sakit atau rumah duka. Para relawan memberi penghiburan di sana.

Kemarin kita mendapat informasi bahwa pemerintah telah mengevakuasi para warga yang rumahnya mengalami kerusakan parah di daerah ledakan. Mereka kini tinggal di Jhong-Jheng Industrial High School. Tempatnya sangat luas, memiliki air, listrik, dan sarana MCK. Saat menerima berita ini, insan Tzu Chi bergerak untuk membersihkan tempat itu agar saat para pengungsi tiba, mereka bisa tinggal dengan nyaman dan dapat beristirahat selagi menunggu pulihnya kondisi. Tentu, dipan lipat Jing Si juga diantarkan ke sana. Semoga dengan adanya dipan lipat ini, mereka dapat beristirahat dengan lebih baik dan tidak perlu tidur di lantai. Kita berusaha agar mereka dapat bermalam dengan lebih nyaman di sana.

Kita juga melihat Taiwan sungguh kaya akan cinta kasih. Di Kaohsiung kali ini, kita melihat banyak orang yang penuh cinta kasih turut bergerak untuk membantu. Puluhan hotel rela menyediakan kamar mereka bagi para warga dan regu penyelamat. Dari sini kita dapat melihat keindahan Taiwan yang datang dari kebajikan dan cinta kasih. Kita juga melihat sekelompok anak muda yang ikut menjadi relawan. Mereka membantu memindahkan barang dan lain-lain. Kita juga melihat banyak relawan yang datang dari daerah lain untuk turut membantu. Sesungguhnya, saat suatu hal terjadi, banyak kisah menyentuh yang kita temui. Kemarin juga ada tentara yang seharusnya sudah bebas tugas, tetapi mereka tidak mengambil hak itu, melainkan turut ambil bagian untuk bersumbangsih dengan cinta kasih. "Saya sudah lima tahun bertugas di Kaohsiung. Saya memiliki ikatan batin dengan tempat ini. Jadi, saya ingin turut membantu," kata Hu Jia-jun Personel Korps Marinir Angkatan Laut. Begitu juga Lin Jian-da Personel Korps Marinir Angkatan Laut mengatakan, "Ini lebih penting daripada bebas tugas. Sebelum menutup masa tugas saya, saya ingin memberi sedikit kontribusi." 

Kemarin kita juga melihat para anggota TIMA di Kaohsiung sudah berada di posko penampungan untuk melayani warga yang membutuhkan, termasuk para anggota regu penyelamat, seperti tentara, pemadam kebakaran, polisi, dan sebagainya. Bekerja di tengah cuaca panas dan di daerah yang berbahaya, mereka tentu bisa kelelahan dan merasa tidak sehat. Jadi, para anggota TIMA menyediakan pelayanan kesehatan baik dengan pengobatan Barat maupun Tiongkok. 

Hari ini, para kepala dan staf rumah sakit Tzu Chi juga akan datang membantu. Inilah kekuatan cinta kasih. Orang-orang dari berbagai daerah bersedia untuk turut bersumbangsih. Saya berharap kita semua berdoa dengan hati yang tulus bagi para korban. Saya juga berharap hati setiap orang dapat tetap tenang dan bebas dari rasa takut. Semoga semua orang dapat berpikiran positif dan menghadapi musibah kali ini dengan batin yang tenang. Ini adalah peringatan bagi kita untuk meningkatkan kewaspadaan. Saat suatu bencana atau musibah terjadi, kita harus sadar dan mengambil hikmahnya. Saya berharap semua orang dapat menyadari bahwa ketidakkekalan hidup dapat terjadi dalam sekejap. Kita harus memanfaatkan setiap waktu saat berada dalam kondisi tenteram dan senantiasa bersyukur. Didasari oleh rasa syukur, kita harus menghormati setiap orang dan mengembangkan potensi cinta kasih kita. Saya sungguh merasa tidak sampai hati dan tak berdaya atas musibah yang terjadi. Saya hanya berharap hati kita semua dapat tetap tenang.

Semua orang bergerak dan menampakkan kekuatan cinta kasih Taiwan
Para relawan dan tim medis bersama-sama membantu para korban 
Menghimpun niat baik dan  mengerahkan kekuatan cinta kasih
Menenangkan hati setiap orang dalam masyarakat 

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita

Ditayangkan tanggal 4 Agustus 2014.

Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -