Mengubah Ketersesatan Menjadi Kesadaran untuk Melangkah Maju

Kita bisa melihat Drama Da Ai. Di atas panggung, ia adalah drama; di bawah panggung, ia adalah kisah nyata. Karena adanya kisah nyata, baru kita bisa menyuguhkan drama. Dalam aksara Mandarin, kita bisa melihat dalam huruf “Xi” (drama), terdapat huruf  “Ge” (senjata). Artinya, baik di dalam kisah nyata maupun di dalam drama, kehidupan ini bagaikan sebuah medan perang.

Untuk memproduksi sebuah drama, kalian juga harus bekerja keras. Jadi, kita sungguh membutuhkan keberanian dalam kehidupan ini. Saya selalu mengatakan bahwa saya berharap Da Ai TV dapat selalu menyuguhkan drama yang benar, bajik, dan indah. “Benar” karena setiap drama yang kita produksi adalah berdasarkan pada kisah nyata.

Dalam kehidupan nyata, pastilah kita bertemu dengan kebaikan dan kejahatan. Dalam kehidupan kita, kebaikan dan kejahatan selalu tarik-menarik. Sejak lahir hingga detik terakhir kehidupan, kita pasti pernah hidup dalam ketersesatan. Karena itu, kita harus mengubah ketersesatan menjadi kesadaran. Semua drama kita diangkat dari kisah nyata.


Saya sering berkata kepada insan Tzu Chi bahwa kita harus berani mengakui kesalahan agar bisa maju. Meski dahulu pernah melakukan keburukan, tetapi kini kalian telah tersadarkan. Jika kalian dapat berbagi tentang kehidupan kalian yang menyimpang di masa lalu serta bagaimana kalian mengubah kehidupan hingga akhirnya menapaki Jalan Bodhisatwa, maka kisah hidup kalian juga dapat menjadi bahan untuk membimbing orang lain.

Mereka yang dahulu pernah melakukan hal buruk dan berjalan menyimpang, kini telah bertobat. Untuk memperoleh kesadaran, sungguh bukan hal yang mudah. Sesungguhnya, setiap orang memiliki kebijaksanaan hakiki. Hanya saja, dari kehidupan ke kehidupan, manusia terus memupuk tabiat buruk.

Tabiat buruk ini adalah kegelapan dan noda batin. Kegelapan dan noda batin yang terus terpupuk membuat tabiat buruk terus mengikuti kita membuat tabiat buruk terus mengikuti kita dari kehidupan ke kehidupan. Tabiat buruk itu adalah nafsu keinginan.

Sepanjang hidup kita, hati kita terus dipenuhi oleh nafsu keinginan. Akibatnya, kebijaksanaan hakiki yang kita miliki perlahan-lahan mulai tertutup. Nafsu keinginan membuat kebijaksanaan kita tertutup dan hanya menyisakan pengetahuan semata. Kita mengetahui dan mengerti sesuatu. Kita hanya sebatas tahu dan mengerti. Hanya begitu saja. 


Ini berbeda dengan kebijaksanaan. Pada saat kebijaksanaan tertutupi, yang tersisa pada kita hanyalah pengetahuan. Dalam meneladani Buddha, kita harus mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan. Intinya, setiap orang harus merenung dengan sungguh-sungguh bagaimana membangkitkan kebijaksanaan kita.

Contohnya, seorang Qingxiushi yang kembali dari Amerika Serikat. Setelah tinggal di Hawaii selama 3 bulan, dia kembali ke Griya Jing Si untuk menjadi Qingxiushi. Dialah yang bertanggung jawab menerjemahkan program “Sanubari Teduh”. Setiap kali saya melintas di sampingnya, dia pasti akan memanfaatkan kesempatan untuk bertanya.

Dua hari lalu, saat saya melintasinya, dia segera berdiri dan berkata, “Master,ada yang ingin saya tanyakan kepada Master.” Saya berkata, “Silakan.” Dia lalu berkata, “Saya tidak mengertimengapa Master berkata bahwa rumput, kayu, logam, dan batu,semuanya memiliki perasaan. Bagaimana menjelaskannya?” Dia perlu memahaminya agar bisa menerjemahkannya.

Saya berkata,“Semua barang di dunia memiliki  kehidupan. Rumput, kayu, logam, dan batu termasuk jenis barang di dunia ini. Mereka dapat bereaksi terhadap perubahan alam. Setiap tahun memiliki empat musim, yakni musim semi, panas, gugur, dan dingin. Tumbuhan dapat merasakan perubahan empat musim. Ia dapat bertahan hidup dengan cara sendiri.Di antara empat musim itu, tumbuhan yang tumbuh juga berbeda-beda.Pada musim yang berbeda-beda, tumbuhan bertumbuh dan bertahan hidup. Inilah kehidupan tumbuhan.”

Dia lalu menjawab, “Oh, saya mengerti.” Dia akan memikirkannya dengan sungguh-sungguh. Dia telah  memahaminya. “Lalu, bagaimana dengan logam dan batu?” Saya berkata bahwa barang-barang itu sungguh menakjubkan. Sesungguhnya, banyak barang berteknologi canggih masa kini yang terbuat dari berbagai jenis logam.

Beberapa benda berteknologi canggih membutuhkan komponen-komponen kecil yang hampir tak terlihat oleh mata. Contohnya, cip pada telepon genggam atau komputer. Hanya dengan memasang lembaran cip yang sangat kecil,  kita sudah bisa menonton banyak sekali video dan membaca banyak buku elektronik. Ini dapat dilakukan berkat cip yang sangat kecil itu.

Sesungguhnya, cip itu terbuat dari mineral yang sudah diolah. Bukankah ia bagai barang yang hidup? Semua ini telah membawa banyak manfaat bagi manusia. Namun, dengan pengetahuan yang dimiliki, manusia terus menambang logam sehingga menciptakan kerusakan bagi bumi. Semua itu dilakukan demi memperoleh keuntungan. Pada saat menambang, mereka menemukan banyak mineral yang berguna. Hanya saja mereka kekurangan  kebijaksanaan untuk melindunginya.

Mereka terus menggunakan pengetahuan untuk menambangnya sehingga mengakibatkan kerusakan bumi. Nafs u keinginan manusia telah membawa kerusakan bagi bumi. Segala sesuatu di dunia terbentuk dari erpaduan empat unsur.

Sungguh, segala sesuatu terdiri atas empat unsur. Demikian juga dengan tubuh manusia. Saya sering mengulas tentang tubuh manusia dan alam semesta. Tubuh manusia juga terdiri atas empat unsur. Meski sama-sama terdiri atas empat unsur, tetapi setiap orang memiliki tabiat yang berbeda-beda. Tabiat yang berbeda-beda itu terbentuk karena semua orang menghirup pengaruh lingkungan yang berbeda-beda pula.

Karena itu, kini banyak insan Tzu Chi yang menghirup keharuman Dharma. Dengan terus menghirup ajaran yang baik,kita dapat mengembangkan tabiat yang baik. Empat unsur ini muncul dari empat partikel terhalus. Empat partikel ini sangat halus. Partikel-partikel yang begitu halus ini membuat kehidupan kita terus berlanjut dengan membawa akumulasi karma dan tabiat. Meski hal-hal itu begitu halus serta tidak dapat dilihat dan disentuh, tetapi di dalamnya terkandung prinsip yang beragam dan kompleks. Akan tetapi, tabiat yang terbawa ini membuat manusia saling bertikai dan merusak bumi.

Segala sesuatu di bumi ini membuat hati manusia tergoda. Empat unsur dan empat partikel halus tadi membuat manusia ingin menguasai sumber daya alam sehingga menimbulkan kerusakan bumi. Ada banyak contoh seperti ini. Namun, memiliki cinta kasih dan welas asih yang sama dengan Buddha bukanlah hal yang tidak mungkin.

Asalkan kita yakin bahwa ajaran Buddha adalah ajaran yang benar,kita pasti akan memiliki tekad yang teguh untuk saling mendampingi satu sama lain.

Drama Da Ai menyuguhkan kisah nyata

Mengubah ketersesatan menjadi kesadaran agar bisa maju

Mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan untuk memperoleh pencapaian

Saling mendampingi untuk mengubah tabiat buruk

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -