Menolong Orang yang Membutuhkan dan Selalu Mawas Diri

Saya sangat bersyukur atas kemajuan teknologi masa kini yang membuat banyak orang bisa mendengar ceramah saya setiap pagi. Ini membuat Dharma bisa menyebar secara luas di seluruh dunia dan setiap orang dapat mendengarnya, terlebih bagi relawan kita yang berada di Taiwan dan begitu dekat dengan saya. Selain tidak mengalami perbedaan waktu, hati kita juga sangat dekat. Setiap relawan memiliki kesatuan hati dan tekad dengan saya.  Namun, saya selalu mengulas bahwa waktu terus berlalu. Saya semakin merasa khawatir karena isi Sutra Bunga Teratai yang belum saya babarkan masih sangat panjang. Karena itu, semakin lama saya semakin khawatir. Melihat kalian begitu tekun dan bersemangat, saya harus lebih bersungguh hati membabarkan Dharma setiap hari.

Berhubung usia kehidupan kita semakin berkurang seiring berjalannya waktu, kita harus memanfaatkan waktu dengan baik. Kita tidak pernah tahu kapan ketidakkekalan akan datang. Di dunia ini sering terjadi ketidakkekalan. Kita bisa mendengar berita bahwa  disebuah gelanggang boling di Taoyuan, tiba-tiba terjadi kebakaran. Entah apa penyebabnya. Enam petugas pemadam kebakaran yang tengah memadamkan api di dalam bangunan tertimpa langit-langit yang runtuh sehingga meninggal di tengah kobaran api. Inilah yang menimpa petugas pemadam kebakaran. Ini sungguh membuat orang merasa tidak sampai hati mendengarnya. Terhadap ketidakkekalan di dunia ini, kita harus selalu waspada.

Melihat kebakaran ini, saya teringat pada insiden yang terjadi pada tanggal 23 Juli 2014. Di Penghu, pesawat TransAsia Airways jatuh saat hampir mendarat. Segera setelah insiden ini terjadi, insan Tzu Chi bergerak untuk membantu. insan Tzu Chi bergerak untuk membantu. Begitu mendengar berita ini, insan Tzu Chi Kaohsiung segera berkumpul dan menuju bandara untuk menghibur keluarga penumpang. Insan Tzu Chi Penghu juga segera menuju lokasi jatuhnya pesawat. Sebagian insan Tzu Chi tetap berada di lokasi untuk membantu, sedangkan yang lainnya mendampingi korban luka yang dilarikan ke rumah sakit karena khawatir keluarga korban belum tiba di rumah sakit. Insan Tzu Chi bergerak dengan sangat cepat.

Inilah yang disebut Bodhisatwa. Di mana pun bencana terjadi, Bodhisatwa akan segera muncul di sana untuk mengembangkan potensi mereka. Berhubung insan Tzu Chi di Penghu tidak banyak, insan Tzu Chi Kaohsiung segera terbang ke Penghu pada keesokan paginya untuk turut memberikan pendampingan dan penghiburan. Setelah berada di Penghu selama 7 hari, barulah mereka kembali ke Kaohsiung.

Pada tanggal 31 Juli, terjadi ledakan pipa gas di Kaohsiung. Sejak terjadinya ledakan,  insan Tzu Chi terus mendampingi para warga hingga 48 hari. Inilah Bodhisatwa dunia. Sebanyak 32 kelurahan terkena dampak ledakan. Ada rumah yang gentingnya jatuh, kaca jendelanya pecah, dan lain-lain. Selain itu, ada banyak warga yang merasa trauma karena ledakan itu. Wilayah 32 kelurahan ini sangatlah luas. Dengan cuaca yang sebentar hujan, sebentar cerah, untuk mengunjungi setiap keluarga di 32 kelurahan itu tidaklah mudah.  Ditambah lagi, populasi di sana sangat padat. Banyak warga yang mengalami trauma. Sebagian dari mereka mengalami luka fisik dan batin. Selain itu, insan Tzu Chi juga harus memberikan penghiburan bagi korban luka-luka di rumah sakit. Karena itu, para insan Tzu Chi dari Taichung dan Tainan juga menuju Kaohsiung untuk membantu.

Kita bisa melihat anggota komite dari Taichung mendampingi seorang nenek. Untuk menghilangkan rasa trauma para warga, kita merekam lagu Sutra Makna Tanpa Batas dan kata-kata yang ingin saya sampaikan kepada mereka ke dalam alat pemutar musik. Ini adalah metode terampil.  Meski saya tidak dapat mengunjungi nenek itu secara langsung, tetapi dengan adanya metode terampil berupa alat pemutar musik itu, kita tetap dapat membimbingnya. 


Selama puluhan hari itu,  insan Tzu Chi sangat bekerja keras. Insan Tzu Chi dari wilayah tengah terus pergi ke Kaohsiung untuk membantu.Para dokter kita juga pergi ke sana. Hingga akhirnya, bertepatan dengan bulan 7 penuh berkah, kita mengadakan doa bersama dan pementasan opera di Kaohsiung dengan harapan para warga segera bebas dari rasa trauma. Jadi, kita mementaskan opera “Ajaran Terakhir Buddha” di Kaohsiung. Relawan kita sangat bersungguh hati. Demi menenteramkan hati para warga, kita mengadakan acara doa bersama.

Singkat kata, saat ketidakkekalan seperti ini terjadi, insan Tzu Chi bersumbangsih dengan berbagai cara untuk membebaskan orang-orang dari duka. Inilah cara insan Tzu Chi mengembangkan kekuatan cinta kasih mereka. Bodhisatwa sekalian, kita harus memanfaatkan waktu dengan baik. Kita bisa melihat dalam jangka waktu satu tahun,  berapa banyak hal yang telah kita lakukan di berbagai negara. Kalian telah melihatnya dari bulan Januari hingga bulan Desember.

Pada bulan Desember lalu, kita tetap melakukan banyak hal. Bagi penyaluran bantuan yang belum berakhir, kita juga terus  melanjutkannya hingga kini. Contohnya penyaluran bantuan bencana di Malaysia dan Haiti  yang hingga kini masih berlangsung. Kini, ditambah lagi dengan bantuanuntuk warga Afrika Barat yang menderita akibat virus Ebola. Pemerintah Sierra Leone meminta kita untuk mengirimkan bantuan tempat tidur lipat kepada mereka. Kini barang bantuan itu telah dimasukkan ke dalam peti kemas dan dinaikkan ke atas kapal. Selain itu, mereka juga meminta bantuan nasi Jing Si. Semua barang bantuan itu kini dalam perjalanan menuju Sierra Leone.

Inilah penyaluran bantuan yang kini tengah kita lakukan. Penyaluran bantuan di tiga negara ini sudah mulai dilakukan sejak tahun lalu dan terus berlangsung hingga kini. Jadi, berapa banyak hal yang telah kita lakukan dalam jangka waktu satu tahun?  Saya tidak bisa menyebutkan semuanya di sini. Saya berharap setiap orang bisa lebih bersungguh hati  untuk terus memperbarui wawasan tentang Tzu Chi. Setiap orang harus saling berbagi Dharma dan bersatu hati. Dengan demikian, barulah kita bisa menyerap Dharma ke dalam hati dan menyebarkan Dharma kepada setiap orang di seluruh dunia. Jadi, saya berharap setiap orang dapat selalu bersungguh hati.

 

Kehidupan semua makhluk rentan terhadap ketidakkekalan yang terjadi dalam sekejap

Menolong orang yang membutuhkan dan selalu mawas diri

Mengenang saat menenteramkan hati warga  ascaledakan di Kaohsiung

Terus memperbarui wawasan tentang Tzu Chi dan selalu tekun dan bersemangat

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 22 Januari 2015

Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -