Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan dan Membuka Pikiran

Cara mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek lewat telekonferensi setiap negara memiliki ciri khas masing-masing. Mereka sangat mengagumkan. Kita bisa melihat para relawan dari anak-anak, remaja, anak muda, relawan paruh baya, hingga relawan lansia. Yang sangat menggemaskan adalah anak-anak. Meski masih sangat kecil, tetapi perkataan mereka sangat dewasa. Selain itu, perkataan mereka penuh aroma Dharma yang murni. Di Taiwan, kita juga melihat sekelompok besar anak-anak dan sekelompok polisi yang kuat dan gagah di belakang mereka. Penampilan mereka penuh kekuatan.

Kita juga melihat para relawan daur ulang. Mereka juga mendedikasikan kehidupan mereka untuk menyelamatkan semua makhluk. Para lansia ini sangat mengagumkan. Sungguh, sepanjang hidup, mereka terus bersumbangsih dan belajar. Inilah filosofi dalam kehidupan mereka, yakni rela bersumbangsih. Saat muda, mereka bersumbangsih bagi keluarga dan masyarakat. Kini, mereka bersumbangsih bagi bumi, manusia, dan keluarga besar dunia ini. Sungguh, mereka bagai Bodhisatwa Avalokitesvara Berlengan dan Bermata Seribu. Bahkan, bukan hanya satu Avalokitesvara.

Lihatlah, dengan begitu banyak relawan yang mengulurkan tangan, tidak ada yang tidak bisa dicapai. Semuanya bisa mereka lakukan. Di Kantor Cabang Tzu Chi Taoyuan, lebih dari 1.000 orang berkumpul bersama. Mereka menampilkan formasi aksara “ketulusan” dan formasi gambar tangan beranjali sebagai wujud ketulusan hati mereka. Di sana juga ada sekelompok besar relawan lansia.

“Master, saya Lin Chen E. Saya adalah relawan pertama di Yingge. Tahun ini saya berusia 91 tahun. Semoga Master sehat selalu dan panjang umur. Master, angpau ini untuk membantu Master menolong orang. Master jangan terlalu lelah. Saya akan mengikuti Master dari kehidupan ke kehidupan. Master, jagalah kesehatan baik-baik,” ucap seorang relawan. Di antara relawan yang sudah bergabung ke dalam Tzu Chi selama lebih dari 25 tahun, relawan yang berusia 70-an hingga 90-an tahun berjumlah belasan orang. Setiap orang sangat bersungguh hati. Meski sesuai hukum alam, seiring bertambahnya usia, tubuh mereka semakin lemah, tetapi mereka tetap tidak menyerah.

Contohnya seorang relawan berusia 80 tahun lebih yang masih teguh memikul tanggung jawab sebagai ketua Xieli. Ini terjadi di Taoyuan. Dia berkata, “Meski saya sudah berusia lebih dari 80 tahun, tetapi orang-orang yang saya bimbing ini merupakan relawan baru. Di komunitas saya banyak relawan baru. Saya bukan haus kedudukan. Saya hanya ingin membimbing mereka hingga lebih matang.” “Setelah itu, saya akan mewariskan tanggung jawab ini kepada mereka.” Memang benar, di komunitas itu, ada puluhan relawan baru. Dia mengasihi para relawan dengan cinta kasih seorang ibu. Karena itu, dia dapat menyatukan hati mereka.

Saat saya berkunjung ke sana tahun lalu, kebetulan mereka yang bertugas sebagai tim pelayanan. kebetulan mereka yang bertugas sebagai tim pelayanan. Saya lalu bertanya padanya,  “Apakah tanggung jawabmu tidak terlalu berat?” Dia berkata, “Tidak.”  “Selain berpartisipasi dalam tim pelayanan, saya juga berpartisipasi dalam tim konsumsi. Pada siang hari, saya juga keluar untuk membawa empat gerobak barang daur ulang kembali ke sini.” Saya berkata, “Wah, bagaimana kamu bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik ini?” Dia berkata, “Master, bukankah Master selalu berkata bahwa kita tidak boleh menyia-nyiakan satu detik pun?” Meski sudah berusia 84 tahun, dia masih bisa berkata begitu. Dia berkata, “Tahun ini saya menjadi ketua Xieli atas permintaan saya sendiri. Saya tidak boleh mempermalukan diri sendiri.”

Lihatlah, meski sudah lanjut usia, dia bersedia mengemban tanggung jawab atas dunia ini. Tentu saja, dia terlihat masih sangat sehat. Dia bisa berjalan dengan tegak serta berbicara dengan lantang dan penuh prinsip kebenaran. Kelapangan hati yang dia miliki benar-benar bisa menjadi teladan. Dia sungguh Bodhisatwa lansia yang berpotensi. Kita bisa melihat di Taoyuan, saya melantik seorang relawan berusia 91 tahun pada tahun ini. Tahun lalu, dia berkata kepada saya,  “Master, saya sudah berusia 90 tahun. Apakah saya masih bisa dilantik?” Saya berkata, “Tentu saja bisa. Kamu terus bersumbangsih di posko daur ulang, Kamu terus bersumbangsih di posko daur ulang, mengapa tidak bisa dilantik?” Dia berkata, “Tahun depan saya sudah berusia 91 tahun.” Saya berkata, “Berusia 91 tahun tidak menjadi masalah. Kamu telah membangkitkan tekad dan ikrar serta menjalankannya dengan sepenuh hati.” Dia telah berusaha sepenuh hati untuk menjalankan tekad dan ikrarnya. Jadi, tahun ini dia pun telah dilantik.

Inilah para relawan lansia di Taoyuan. Mereka sungguh mengagumkan. Tadi pagi, saya melihat seorang relawan daur ulang lansia. Saat ada orang yang menanyakan apakah dia lelah atau tidak, meski jelas-jelas sudah terengah-engah, dia tetap menjawab bahwa dia tidak lelah. Mengapa dia merasa tidak lelah? Dia berkata, “Dalam hidup ini, kita memang harus bersumbangsih. Kehidupan yang bermakna adalah saat kita dapat bekerja dan mampu bersumbangsih. Inilah kehidupan yang bermakna.” Sepanjang hidupnya, dia selalu mengutamakan kepentingan orang lain dan mengesampingkan kepentingan pribadi.

Mendengar filosofi hidup relawan lansia ini, saya sungguh kagum kepadanya. Sungguh, meski sudah berusia lanjut, dia selalu bertekad dan berikrar untuk mengerahkan seluruh kekuatan sepanjang hidupnya guna bersumbangsih bagi bumi dan umat manusia. Kini dia melakukan daur ulang dengan damai dan penuh sukacita. Saat mengerahkan tenaga, dia pasti bisa lelah dan terengah-engah. Akan tetapi, dia memiliki filosofi hidupnya sendiri. Saat ada orang yang menanyakan mengapa dia terengah-engah, dia berkata, “Tidak terengah-engah justru lebih gawat.” Yang dia katakan itu benar juga. Bernapas merupakan salah satu ciri orang hidup. Jika kita tidak dapat bernapas, maka itu sungguh gawat.

Inilah filosofi relawan lansia itu, senantiasa penuh semangat dan kekuatan. Seiring bertambahnya usia, pengalaman mereka juga bertambah. Namun, pikiran mereka tidak mengalami kemunduran. Bukan hanya tidak mengalami kemunduran, di Tzu Chi, mereka juga terus menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Saya sangat terhibur melihatnya. Ini sungguh tidak mudah. Singkat kata, inilah yang kita lihat pada Tahun Baru Imlek kali ini. Tahun ini, semakin banyak orang yang mendalami Dharma. Ini membuat saya merasa gembira.

 

Perkataan anak-anak mencerminkan pikiran mereka yang murni

Para polisi menyambut Tahun Baru Imlek

Himpunan kekuatan relawan bagai Bodhisatwa Avalokitesvara Berlengan dan Bertangan Seribu

Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan membuka pikiran

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 23 Februari 2015

Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -