Menyalurkan Bantuan dan Memberikan Penghiburan

Kemarin, di Taichung terjadi sebuah kecelakaan di lokasi pembangunan MRT di Jalan Beitun dan Wenxin. Insan Tzu Chi segera menuju lokasi kecelakaan dan dua rumah sakit untuk mencurahkan perhatian dan mendoakan para korban yang meninggal. Sungguh, kecelakaan bisa terjadi dalam sekejap. Jadi, kita harus tetap mawas diri dan tulus. Baik orang yang sedang bekerja maupun orang yang sedang berjalan di jalan, bahkan orang yang berada di rumah sekalipun, semuanya berisiko mengalami ketidakkekalan kapan saja. Kita juga bisa melihat sejarah Tzu Chi pada puluhan tahun yang lalu. Di mana pun bencana terjadi, insan Tzu Chi selalu segera pergi ke sana untuk mencurahkan perhatian.

Pemandangan yang terlihat adalah kebakaran pada tanggal 11 April 1977. Hari itu, di sebuah jalan di samping stasiun kereta api di Ruisui tiba-tiba terjadi kebakaran yang bermula dari sebuah salon kecantikan dan menghanguskan 79 unit rumah. Kita bisa membayangkan betapa besarnya kebakaran itu. Saat itu, di Griya Jing Si belum ada telepon. Seorang anggota komite kita di Ruisui, Chen Chu-mei, terlebih dahulu menelepon Jing Ci yang berada di perkotaan Hualien. Lalu, Jing Ci datang ke Griya Jing Si untuk menyampaikan kabar tentang bencana ini. Setelah mendengar tentang hal ini, kita segera mencari informasi. Saat itu, kita tidak bisa mendapat informasi lewat laporan berita di televisi. Media massa pada saat itu belum secepat saat ini.

Kita hanya bisa mengandalkan telepon untuk memperoleh sedikit informasi. Kita harus pergi ke perkotaan Hualien, baru bisa memperoleh informasi lewat telepon. Lalu, kita segera mengumpulkan insan Tzu Chi. Saat itu, anggota komite kita sangat sedikit. Namun, berhubung dampak kebakaran ini sangat besar, maka insan Tzu Chi di dekat lokasi kebakaran, seperti Yuli dan Ruisui, segera mencurahkan perhatian. Saya juga pergi ke sana dan tiba sebelum insan Tzu Chi Yuli tiba. Dampak bencana kali ini sungguh sangat besar. Kita bisa melihat bahwa bencana ini terjadi pada siang hari.

“Pada sore hari, Master sudah tiba di lokasi bencana. Dari foto ini, sesungguhnya kita bisa melihat bahwa Master sangat khawatir. Ya. Master terlihat sangat khawatir dan berharap dapat segera mencurahkan perhatian kepada korban bencana.  Saat saya tiba di lokasi bencana, perkataan Master yang ringan membuat saya merasa sangat malu. Master bertanya apakah dari Hualien ke Ruisui lebih dekat daripada dari Yuli ke Ruisui. Master berkata dengan ringan tanpa senyuman. Master bukan sedang bercanda. Master sedang menyadarkan saya bahwa sebagai seorang anggota komite, saat kondisi begitu darurat dan begitu banyak hal yang harus dilakukan, bagaimana bisa saya datang begitu lambat? Inilah pelajaran yang saya dapatkan waktu itu,” ucap relawan Cheng Jing-zhi.

Pada saat itu, ada lebih dari 300 orang dari 79 keluarga yang mendadak mengalami kesulitan untuk bertahan hidup. Karena itu, insan Tzu Chi membagikan lebih dari 200.000 dolar NT dana bantuan serta selimut dan materi lainnya. Standar pembagian bantuan kita didasarkan pada nilai gaji bulanan pegawai negeri. Dahulu, inilah standar yang kita gunakan. Saat itu, kita membagikan bantuan dana sekitar 1.000 dolar NT kepada setiap keluarga. Untuk setiap anggota keluarga tambahan, kita menambahkan 200 hingga 300 dolar NT. Bagaimana jika ada keluarga yang terdiri atas lima orang? Jika ada keluarga yang terdiri atas lima orang atau lebih, maka kita akan memberikan dana dengan perhitungan 5 orang anggota keluarga.

Kita bisa melihat dalam data penyaluran bantuan bencana kita, nilai dana yang diterima setiap keluarga berbeda-beda. Semua data sangat jelas. Nilai dana yang dibagikan berbeda-beda sesuai kondisi setiap keluarga. Selain itu, data kita juga sangat jelas. Kita selalu berbuat seperti ini. Berhubung ada keluarga besar dan kecil, tentu saja nilai dana yang kita berikan juga berbeda-beda. Semakin banyak anggota keluarga, maka semakin besar pengeluaran. Semakin sedikit anggota keluarga, semakin kecil pula pengeluaran. Karena itu, kita harus membuat daftar nama. Banyak benda yang hangus dalam kebakaran itu, termasuk data-data yang ada di balai desa. Jadi, untuk mencari daftar anggota keluarga para korban bencana, kita sungguh mengalami kesulitan.

Beruntung, di antara para korban bencana, juga ada anggota komite kita. Hubungan lebih dari 70 keluarga di desa ini sangat baik. Mereka bisa mengingat nama-nama dan informasi lainnya dari keluarga lain. Meski sangat sulit, kita tetap berusaha untuk mencari informasi. Inilah jalan yang pernah kita lalui pada saat itu. Ada banyak hal yang bisa kita kenang kembali. Selama puluhan tahun ini, hal yang telah kita lihat dan kita lakukan serta jalan yang telah kita lalui sungguh sangat banyak. Ada pula orang yang menjadi yakin terhadap Tzu Chi setelah melihat sumbangsih Tzu Chi pascabencana. Contohnya kakak-beradik Pan di wilayah selatan. Setelah melihat sumbangsih Tzu Chi dalam bencana yang melanda wilayah selatan, sang adik pun bergabung ke dalam Tzu Chi. Lalu, sang kakak juga bergabung.Tentu saja, proses ini juga membutuhkan waktu. Begitu bergabung ke dalam Tzu Chi, dia langsung menebang seluruh pohon pinang yang dia tanam. Meski itu merupakan sumber penghasilannya, tetapi dia bisa menebangnya begitu saja. Ini sungguh tidak mudah. Singkat kata, dengan mengubah pikiran kita, kita dapat melakukan banyak kebaikan. Kakak-beradik ini memiliki kesatuan tekad.

Anggota keluarga kakak-beradik Pan yang bergabung ke dalam Tzu Chi sungguh sangat banyak. Ini semua berkat kekuatan cinta kasih. Mereka memperluas jalinan kasih sayang dan cinta kasih. Demi melindungi bumi, mereka melakukan daur ulang. Agar orang-orang saling mengasihi, mereka bergabung menjadi anggota Tzu Cheng dan komite. Singkat kata, ibu mereka sungguh seorang ibu Bodhisatwa. Dia melahirkan begitu banyak Bodhisatwa. Ini sungguh tidak mudah. Baiklah, intinya, baik dahulu maupun sekarang, kita selalu yakin bahwa masa depan akan semakin baik. Jika kita bisa membangkitkan kekuatan cinta kasih dan membangkitkan niat baik, maka dunia ini akan semakin cerah dengan adanya Bodhisatwa dunia.

Kecelakaan pembangunan MRT di Taichung menimbulkan korban jiwa dan korban luka

Insan Tzu Chi segera bergerak untuk menghibur batin yang terluka

Mengenang penyaluran bantuan bencana saat terjadi kebakaran di Ruisui

Keluarga Bodhisatwa melatih diri bersama

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 11 April 2015

 

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -