Menyalurkan Bantuan Musim Dingin, Memberi Bantuan di Lokasi Bencana

Kini, setiap relawan di Tiongkok sangat bertekad untuk mengemban misi amal Tzu Chi. Mereka juga sangat bersungguh hati dalam bersumbangsih, terlebih lagi di saat musim dingin. Kita bisa melihat demi mempersiapkan bantuan musim dingin, para relawan sangat sibuk selama beberapa waktu. Mereka harus melakukan kunjungan terlebih dahulu untuk memahami apakah penerima bantuan kita adalah orang yang hidup kekurangan, lansia yang hidup sebatang kara, atau orang yang memiliki keterbatasan fisik. Mereka harus bersusah payah melakukan perjalanan baik ke wilayah pegunungan maupun ke wilayah pedesaan. Meski harus sangat bekerja keras, tetapi mereka tetap pergi bersumbangsih. Selain itu,  saat bertemu dengan orang yang menderita, mereka selalu membuka hati untuk mencurahkan cinta kasih. Inilah ketulusan kasih sayang para Bodhisatwa dalam mengasihi semua makhluk. Bodhisatwa selalu menjangkau semua makhluk yang menderita.

Orang yang memiliki cinta kasih berkesadaran disebut Bodhisatwa. Karena memiliki kesadaran, mereka bisa memahami penderitaan di dunia ini dan bersedia bersumbangsih tanpa pamrih. Saat melihat orang-orang terbebas dari penderitaan, itu membawa sukacita bagi Bodhisatwa. Ini disebut menyadari berkah setelah melihat penderitaan. Karena tidak tega melihat penderitaan semua makhluk, kita mendedikasikan diri untuk terjun ke tengah umat manusia guna memberi bantuan darurat kepada mereka, baik bantuan berupa materi maupun memberi hiburan yang penuh cinta kasih. Inilah Bodhisatwa, yakni seseorang yang memiliki cinta kasih berkesadaran. Untuk menjadi orang yang memiliki cinta kasih, kita harus lebih banyak bersumbangsih. Namun, untuk menjadi orang yang berkesadaran, kita harus lebih banyak mendengar Dharma. Hanya Dharma yang bisa menyadarkan kita. Dengan adanya kesadaran, barulah tekad pelatihan kita tidak mundur.

Dengan begitu, barulah kita bisa mengatasi berbagai kesulitan untuk bersumbangsih guna mewujudkan harapan kita untuk membantu sesama. Pada saat harapan itu terwujud, kita akan selamanya merasakan sukacita dalam Dharma. Inilah kehidupan yang penuh makna. Inilah cinta kasih yang paling nyata dan tulus. Dengan penuh kebijaksanaan, Bodhisatwa menciptakan berkah bagi dunia. Saya berharap setiap insan Tzu Chi dapat memiliki hati Buddha dan tekad Guru serta mewujudkannya lewat tindakan. Harapan saya adalah setiap orang dapat sungguh-sungguh menjadi Bodhisatwa dunia.

Kita bisa melihat bencana banjir di Malaysia kali ini. Selama belasan hari ini, air banjir surut dan naik berulang kali. Banyak sekolah yang penuh dengan lumpur. Anak-anak akan segera kembali bersekolah. Namun, banyak warga yang rumahnya sendiri juga terkena dampak bencana. Siapakah yang bisa membantu membersihkan sekolah? Karena itu, insan Tzu Chi memutuskan untuk  menjalankan program bantuan lewat pemberian upah. Relawan Tzu Chi mengajak warga setempat yang membutuhkan pekerjaan.

Orang-orang yang membutuhkan pekerjaan untuk bertahan hidup pasti sangatlah banyak. Bagaimana cara kita membantu mereka? Apakah cukup hanya dengan memberi uang kepada mereka? Sesungguhnya, memberi bantuan berupa uang tidak bisa menyelesaikan segala masalah. Jika lingkungan sekitar tetap penuh dengan lumpur dan sampah, para warga tetap tidak bisa bertahan hidup dan perekonomian setempat juga tidak bisa pulih. Jadi, kita harus terlebih dahulu membantu mereka membersihkan lumpur dan sampah yang berserakan.

Dari mana kita mencari tenaga manusia? Kita memanfaatkan tenaga warga setempat yang membutuhkan pekerjaan dan bantuan. Jika warga setempat bersedia keluar dan menerima program bantuan kita, asalkan mereka bekerja, Tzu Chi akan memberi upah kepada mereka pada hari yang sama. Dengan cara seperti ini, kita bisa segera menyelesaikan masalah lingkungan mereka. Insan Tzu Chi juga menyediakan makanan agar seusai membersihkan lingkungan, para warga memiliki makanan yang hangat.

Ada beberapa warga yang selama hampir 10 hari tidak memiliki makanan yang cukup karena mereka hanya mengonsumsi biskuit kering atau roti yang dingin. Hari itu, setelah menemukan tempat untuk menyediakan makanan, para relawan berusaha segenap hati dan tenaga untuk menyiapkan nasi Jing Si. Nasi Jing Si itu dikirimkan dari Taiwan ke sana. Nasi Jing Si itu sangat sederhana, tetapi dengan penuh kesungguhan hati, relawan kita menyiapkan menu tambahan untuk mereka. Selain menyesuaikan cita rasa nasi Jing Si agar sesuai dengan selera orang Malaysia, relawan kita juga menyiapkan menu tambahan untuk mereka. Lihatlah ketulusan  dan kesungguhan hati para relawan kita.

Kemarin, Ji Yuan beserta dengan Ji Lang dan Ji Yuan kembali ke Griya Jing Si. Mereka datang langsung dari Kelantan ke Taiwan untuk melaporkan kondisi di Kelantan dan mendiskusikan rencana bantuan kita selanjutnya. Mereka juga berkata kepada saya bahwa barang bantuan yang dikirimkan lewat China Airlines yang isinya nasi Jing Si, mangkuk, sumpit, dan tas barang bantuan, semuanya berjumlah hampir 1.000 dus. Awalnya, kita dikenakan pajak kustom sebesar lebih kurang 1 juta dolar NT, tetapi saat otoritas bandara melihat bahwa barang-barang itu adalah barang bantuan dari Taiwan, mereka sangat tersentuh, lalu memberikan kita bebas pajak sehingga kita bisa menghemat 1 juta dolar NT lebih atau setara dengan 100.000 ringgit Malaysia. Jadi, saya sangat berterima kasih kepada otoritas bandara yang langsung membebaskan pajak kita. Selain itu, pihak bandara juga mengerahkan para stafnya untuk membantu kita memindahkan hampir 1.000 dus barang bantuan itu ke atas truk untuk dikirimkan ke Kelantan. Ini sungguh membuat orang tersentuh.

Seharian kemarin, mereka berada di Griya Jing Si. Hari ini, pagi-pagi sekali, mereka sudah menumpang pesawat untuk kembali ke lokasi bencana. Tanpa ada keraguan, mereka kembali ke lokasi bencana untuk bersumbangsih. Saya sangat tersentuh. Setiap orang berfokus untuk menyelesaikan misi penyaluran bantuan kali ini. Setiap orang saling bekerja sama dengan penuh rasa syukur. Mereka saling mengungkapkan rasa syukur mereka. Bencana banjir yang besar kali ini telah menyatukan setiap orang dengan penuh keharmonisan. Tentu saja, selain relawan Tzu Chi di bagian utara, relawan Tzu Chi di bagian tengah Malaysia juga ikut bergerak. Para pengusaha di wilayah Malaysia tengah juga bekerja sama dengan harmonis untuk turut membantu. Mereka bahkan meminjamkan truk dan alat berat seperti buldoser untuk membantu membersihkan lingkungan.

Sama seperti kita di Taiwan, setiap relawan di sana memikul tanggung jawab dan terus bekerja sama untuk memberi bantuan. Hal yang membuat orang tersentuh sangatlah banyak. Kini para pengusaha dan masyarakat setempat telah bergerak untuk membantu. Begitu pula dengan insan Tzu Chi. Saat di suatu tempat terjadi bencana, orang-orang dari segala penjuru bergerak untuk membantu.

 

Menyalurkan bantuan musim dingin untuk meringankan penderitaan warga

Mengatasi berbagai kesulitan dan memberi penghiburan dengan penuh ketulusan

Berterima kasih kepada maskapai penerbangan yang telah membantu mengirimkan barang bantuan

Memberi bantuan di lokasi bencana tanpa ada keraguan

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal3 Januari 2015

 

Berlombalah demi kebaikan di dalam kehidupan, manfaatkanlah setiap detik dengan sebaik-baiknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -