Menyerap Dharma ke Dalam Hati dan Bersumbangsih di Seluruh Dunia

Tzu Chi telah berdiri selama hampir 50 tahun. Dalam jangka waktu yang begitu panjang, jumlah insan Tzu Chi juga terus bertambah. Setiap tahun, pada saat seperti ini, kita mengadakan pelantikan relawan yang menandai bertambahnya anggota keluarga Tzu Chi. Banyak Bodhisatwa yang bermunculan. Berkat begitu banyak Bodhisatwa, kita bisa memperluas jangkauan kita seiring berjalannya waktu. Kini, jumlah negara yang telah kita jangkau dan kita bantu telah melebihi 80 negara. Tzu Chi bisa menjangkau banyak negara yang membutuhkan berkat adanya para Bodhisatwa dunia dari negara-negara terdekat yang rela menyalurkan bantuan lintas negara.

Saya teringat pada lebih dari 50 tahun yang lalu, saat saya menyatakan berguru kepada Guru saya, beliau memberi pesan  “demi ajaran Buddha, demi semua makhluk”. Ya. Kata-kata ini masih terngiang di telinga saya setiap hari. Guru saya berkata, “Kita memiliki jalinan jodoh yang istimewa. Mulai sekarang, kamu harus bersumbangsih demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk.” Meski hanya beberapa kata, tetapi dalam kehidupan ini, terutama selama hampir 50 tahun ini, saya masih belum bisa menuntaskannya.

Dalam kurun 40 tahun pertama setelah Tzu Chi berdiri, kita terus berjuang “demi semua makhluk”. Setelah melewati 40 tahun pertama, saya berharap setiap orang dapat menyelami Dharma dengan sepenuh hati. Selain mendengar Dharma, kalian juga harus menyerap Dharma ke dalam hati. Bukan hanya menyerap Dharma ke dalam hati, tetapi juga harus mempraktikkannya lewat tindakan nyata. Karena itu, dalam latihan pementasan adaptasi Sutra, kita mulai dari mempelajari isinya, lalu menuangkannya dalam gerak tubuh agar setiap orang dapat menyerap Dharma ke dalam hati dan dapat menyanyikan dan melantunkannya kapan pun dan di mana pun berada.


Setelah sekitar 40 tahun Tzu Chi berdiri, kita mulai menyebarkan Dharma dengan harapan setiap orang dapat menyerap Dharma ke dalam hati. Sesungguhnya, sebelumnya, kalian telah mempraktikkan ajaran Buddha. Tanpa disadari, kalian telah menjadi Bodhisatwa dunia yang terjun ke tengah masyarakat untuk menjangkau semua makhluk dan bersumbangsih tanpa pamrih. Setiap orang telah dilatih untuk memiliki semangat Bodhisatwa di dalam hati dan tindakan. Saat terjun ke tengah masyarakat, kalian selalu bersumbangsih dengan tulus.

Kini, saat mendengar Dharma, kalian dapat segera memahaminya karena ajaran ini adalah jalan yang sudah kalian tapaki. Saya ingin kalian terlebih dahulu menapaki jalan ini dengan mudah. Setelah menapaki jalan ini dengan mudah, kalian akan menyadari bahwa menjadi Bodhisatwa sangatlah mudah. Kini kalian semua adalah Bodhisatwa. Kalian telah menapaki Jalan Bodhisatwa. Kini, saat mengulas Sutra Bunga Teratai, saya terus menekankan tentang batin Buddha. Kalian telah bergabung dengan Tzu Chi selama bertahun-tahun. Bodhisatwa sekalian, sungguh, kita harus memanfaatkan waktu  dan selalu berfokus pada tekad.

Lihatlah, di Kaohsiung, rumah Relawan Duh juga dijadikan sebagai tempat pelatihan. Setiap hari, insan Tzu Chi setempat berkumpul di sana untuk mendengar ceramah pagi. Setiap hari, saat mendengar Dharma, mereka mencatatnya dengan sangat rapi. Setiap orang mendengar Dharma dengan bersungguh hati. Dalam perjalanan saya kali ini, mulai dari Changhua, saya melihat banyak buku catatan relawan kita. Saya melihat hal yang sama di setiap wilayah. Terutama di Kaohsiung, buku catatan di sana sangat banyak. Pada kunjungan hari pertama, ada lebih dari 500 buku catatan. Kemarin, saya mendengar bahwa ada lebih dari 700 buku catatan. Hari ini, buku yang terkumpul semakin banyak. Saat saya membuka salah satu buku itu, tulisan di dalamnya sangat kecil. Insan Tzu Chi Kaohsiung lebih pintar. Mereka menyiapkan kaca pembesar untuk saya sehingga saat menemukan tulisan yang kecil, saya dapat menggunakan kaca pembesar untuk membacanya. Wah, catatan mereka sangat rapi. Mereka selalu merapikan kembali catatan mereka.


Selama 40 tahun sejak berdirinya Tzu Chi, kita telah menapaki Jalan Bodhisatwa. Empat puluh tahun kemudian, selama hampir 10 tahun ini, kalian telah menyelami Dharma dengan sepenuh hati. Setelah menyelami Dharma, pikiran kita menjadi lebih terbuka dan batin kita juga lebih damai. Saya berharap semua murid saya dapat mendengar Dharma, menyerap Dharma ke dalam hati,  dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita harus memiliki kesatuan tekad untuk memikul bakul beras bagi dunia dan bersumbangsih bagi semua makhluk yang menderita. Inilah tekad kita semua.

Tahun ini, tema Pemberkahan Akhir Tahun kita adalah “Ketulusan Jalinan Kasih Sayang Antarsesama Membawa Kebaikan bagi Dunia Pendidikan Moral dan Kesadaran Lingkungan Menciptakan Masyarakat yang Penuh Berkah”. Inilah yang harus kita capai pada tahun depan. Bagaimana kita dapat membawa kebaikan bagi dunia dan menciptakan masyarakat yang penuh berkah? Ini bergantung pada ada atau tidaknya ketulusan jalinan kasih sayang antarsesama. Insan Tzu Chi harus selalu membina ketulusan, kebenaran, keyakinan, kesungguhan serta mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Karena itu, kita harus memiliki ketulusan jalinan kasih sayang antarsesama. Kita harus menjadi teladan nyata bagi sesama.

Contohnya, insan Tzu Chi di Kanada. Mereka merupakan teladan bagi para imigran. Inilah pendidikan moral yang nyata. Mereka pergi ke negara lain dan menjadikan diri sendiri sebagai teladan lewat tindakan nyata. Jika seluruh insan Tzu Chi di Taiwan dan di luar negeri dapat berbuat demikian, tentu akan tercipta masyarakat yang penuh berkah. Kita bisa melihat insan Tzu Chi Afrika. Berkat cinta kasih kita yang tulus, mereka dapat membuka pintu hati dan membangkitkan kekayaan batin mereka. Kita bisa melihat relawan kita di Afrika membantu warga kurang mampu meski mereka sendiri juga hidup kekurangan. Sekelompok orang yang kekurangan secara materi berubah menjadi orang yang kaya batinnya. Karena itu, mereka dapat berbahagia. Inilah yang disebut menyucikan hati manusia dan memiliki kehidupan yang kaya. Ini semua bergantung pada pikiran kita.

Pelantikan hari ini hanyalah sebuah permulaan. Jangan berpikir bahwa setelah dilantik, kita tidak perlu melakukan apa-apa lagi. Saya harus memberi tahu kalian bahwa siapa yang berlatih, dialah yang mendapat hasilnya. Jika tidak berlatih, kalian tak akan mendapat apa-apa. Saya baru saja mengakui kalian sebagai insan Tzu Chi dan Bodhisatwa dunia. Jadi, ini hanyalah sebuah langkah awal. Jangan melupakan tekad awal dan niat kalian pada saat ini.

Mulai sekarang, kalian akan menjadi Bodhisatwa dunia yang sesungguhnya. Angpau Berkah dan Kebijaksanaan adalah harta kebijaksanaan yang saya bagikan kepada kalian semua sebagai tanda terima kasih atas sumbangsih kalian di tahun ini. Saya berharap kelak setiap orang dapat bersumbangsih bagi seluruh makhluk di dunia. Kalian harus menyebarkan ajaran Buddha lewat tindakan nyata. Terima kasih. Saya mendoakan semoga di tahun yang baru, segala sesuatu dapat berjalan lancar dan kalian dapat menapaki Jalan Bodhisatwa dengan mantap.

Memegang teguh nasihat guru tanpa tergoyahkan

Menyerap Dharma ke dalam hati dan bersumbangsih di seluruh dunia

Selalu tekun, bersemangat, dan tidak melupakan tekad awal

Terjun ke tengah masyarakat dan menjadikan diri sendiri sebagai teladan

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -