Menyosialisasikan Pelestarian Lingkungan demi Mencegah Wabah Penyakit

Melihat bencana yang terjadi di dunia, kita sungguh merasa tidak tenang. Di Portugal, air banjir telah menggenangi beberapa stasiun kereta bawah tanah hingga stasiunnya terpaksa ditutup. Hujan terus turun dan mengakibatkan banjir di mana-mana. Bagaimana cara kita melakukan antisipasi? Unsur air yang tidak selaras dan curah hujan yang tinggi bisa mendatangkan banjir di berbagai tempat. Jika lokasi banjir tidak segera dibersihkan, maka akan menimbulkan masalah sanitasi.

Kita bisa melihat mewabahnya penyakit demam berdarah di Guangdong. Inilah yang paling kita khawatirkan sekarang. Mengapa ada nyamuk pembawa penyakit? Karena sanitasi lingkungan yang buruk. Tempat yang paling disukai nyamuk adalah genangan air yang kotor. Botol plastik yang berisi air kotor sering kali menjadi tempat nyamuk berkembang biak. Inilah yang menyebabkan mewabahnya penyakit demam berdarah.

Di Provinsi Guangdong, kasus demam berdarah sudah mencapai lebih dari 30.000. Ini sungguh jumlah yang besar. Seekor nyamuk dapat menularkan penyakit kepada banyak orang. Pada suatu hari, seorang ahli virologi membahas tentang penyakit demam berdarah dengan saya. Dia berkata bahwa saat nyamuk demam berdarah akan mengigit manusia, ia akan mengeluarkan air liurnya terlebih dahulu sebelum mengisap darah manusia. Ia akan mengeluarkan virusnya terlebih dahulu, baru menghisap darah kita.

Di dunia ini, manusia selalu merasa dirinya sangat hebat padahal sesungguhnya, nyamuk lebih hebat dari manusia. Seekor nyamuk yang begitu kecil juga mampu merenggut nyawa manusia. Ada beberapa kasus penyakit demam berdarah yang sangat parah dan bisa merenggut nyawa manusia. Meski berhasil diselamatkan, efek samping akibat penyakit tersebut akan tetap ada. Karena itu, kita harus bermawas diri dan tulus. Jangan sampai digigit oleh nyamuk. Cara yang terbaik adalah membuat nyamuk berhenti berkembang biak.

Intinya, kita harus menjaga kebersihan lingkungan dalam keseharian kita. Agar setiap orang dapat hidup aman dan tenteram, kita harus menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kita. Untuk menjaga kebersihan lingkungan, kita harus memulainya dari hati manusia. Jika manusia tidak bersedia dan tidak punya kesabaran untuk melakukannya, maka kita tidak bias mengatasi sumber penyakit secara tuntas.

Kita juga melihat di Indonesia, Gunung Sinabung kembali meletus. Letusan kali ini lebih kuat dari sebelumnya. Debu vulkanik juga telah beterbangan ke mana-mana. Ini sungguh menakutkan. Selain itu, sebagian petani di Indonesia menggunakan cara membakar hutan untuk membuka lahan bercocok tanam. Kabut asap yang ditimbulkan bukan hanya berdampak bagi Indonesia, tetapi juga telah berdampak pada Malaysia. Baik insan Tzu Chi Indonesia maupun insan Tzu Chi Malaysia, semuanya memberi bantuan kepada warga dengan cara membagikan masker di jalan. Mereka berharap setiap orang tidak menghirup kabut asap karena tidak baik bagi paru-paru. Mereka begitu perhatian.

Singkat kata, baik untuk mencegah penularan wabah penyakit maupun untuk menghentikan nyamuk berkembang biak, kita harus melakukan pelestarian lingkungan. Jika tidak melestarikan lingkungan, kita selamanya tak dapat mencegah bencana alam dan penularan wabah penyakit. Karena itu, kita harus mulai melakukan daur ulang.

Kita telah melihat insan Tzu Chi di Taipei menyosialisasikan daur ulang. Selama lebih dari 20 tahun ini, mereka bekerja dengan segenap hati dan tenaga. Terlebih lagi, beberapa tahun belakangan ini, saya terus mengimbau setiap orang untuk menjaga kebersihan barang daur ulang dari sumbernya. Kita harus mengajak setiap keluarga untuk melakukan pemilahan barang daur ulang di rumah. Kali ini, saya melihat setiap orang sungguh telah menyadari pentingnya melakukan daur ulang.

“Di dalam botol ini masih ada kecap. Lain kali, saat memasak sayur, Anda bisa membilasnya dengan sedikit air, lalu menuangkannya ke dalam kuali untuk dimasak bersama sayur. Dengan begitu, baru tidak boros. Hari ini, ada banyak keranjang yang digunakan untuk memisahkan barang daur ulang. Dengan ini, para warga dapat mempelajari cara pemilahan barang daur ulang dengan mudah. Dengan begitu, mereka juga bisa melakukan pemilahan di rumah masing-masing. Kami ingin membuat para warga memahami bahwa semua barang ini adalah sumber daya alam,” ucap relawan.

Kita harus memilahnya terlebih dahulu sebelum dibawa ke posko daur ulang. Semoga lingkungan masyarakat kita bisa bersih, semoga semua saudara sebangsa kita bisa sehat, dan semoga semua umat manusia bisa melihat keteladanan relawan daur ulang kita.

Insan Tzu Chi di seluruh Taiwan menyosialisasikan hal ini dengan sepenuh hati. Pagi ini, dalam program “Bodhisatwa Akar Rumput”, kita melihat sekelompok anggota komite dan relawan yang terus melakukan daur ulang. Mereka telah bekerja keras di tengah tumpukan sampah tanpa merasa takut. Selain memilah dan merapikannya, mereka menumpuknya tinggi-tinggi. Mereka memanjat tinggi-tinggi untuk menumpuk kantong demi kantong barang daur ulang itu.

Melihat ini, saya tidak bisa menahan diri untuk berkata, “Bagaimana bisa saya tidak tersentuh?” Mengapa para relawan daur ulang rela bekerja keras seperti ini? Mereka bisa saja menikmati hidup di rumah, menyalakan penyejuk ruangan, dan menonton TV. Mengapa mereka harus berkeringat dan bekerja keras seperti itu? Meski harus menghadapi aroma yang tidak sedap, tetapi mereka tetap tidak meninggalkan posko daur ulang. Melihat pemandangan seperti ini, bagaimana bisa saya tidak tersentuh dan berterima kasih?

Apa tujuan mereka melakukan semua itu? Mereka melakukannya bukan demi keuntungan pribadi. Meski sangat bekerja keras, tetapi mereka tidak memiliki pamrih. Mereka hanya berharap lingkungan bisa bersih dan orang-orang bisa hidup sehat secara fisik dan batin.

Semoga empat unsur bisa selaras dan manusia dapat hidup aman dan tenteram. Inilah harapan para relawan kita. Bagaimana bisa saya tidak tersentuh dan tidak berterima kasih? Saya berharap setiap orang dapat membangkitkan kebijaksanaan dan cinta kasih. Bumi ini merupakan tempat tinggal setiap orang. Kita semua bergantung hidup pada bumi ini. Bukan hanya generasi ini, tetapi masih ada generasi berikutnya.

Setiap orang hendaknya mengasihi dan melindungi bumi ini. Kita bisa melihat setiap relawan bersumbangsih dengan penuh cinta kasih. Semoga setiap orang dapat melihatnya dan meneladaninya. Tzu Chi melakukan ini semua bukan demi mencari nama. Bukan. Kita membutuhkan sebuah organisasi untuk melakukan semua ini. Apakah kalian bisa melihatnya? Semoga setiap orang dapat melihat kerja keras para relawan daur ulang dan meningkatkan kesadaran.

Mewabahnya penyakit demam berdarah

Melindungi diri dari polusi akibat kabut asap

Mengajak warga untuk menjaga kebersihan barang daur ulang dari sumbernya

Melindungi bumi dan menghargai sumber daya alam

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -