Satu Benih Tumbuh Menjadi Tak Terhingga

Setiap tahun, saat pelantikan, saya selalu merasa sangat gembira. Ini karena Bodhisatwa dapat membawa berkah tak terhingga bagi dunia dan hati Bodhisatwa dapat membimbing makhluk yang tak terhingga. Inilah isi dari Sutra Makna Tanpa Batas, yakni satu benih tumbuh menjadi tak terhingga dan yang tak terhingga tumbuh dari satu benih. Dengan adanya Bodhisatwa di dunia, barulah semua makhluk berkesempatan untuk terselamatkan.

Kita bisa melihat Relawan Wu. Setelah mengetahui keindahan Tzu Chi, dia pun bergabung dengan Tzu Chi. Waktu yang dimiliki setiap orang adalah 24 jam dalam sehari. Begitu pula dengan Relawan Wu. Semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk bergabung dalam kegiatan Tzu Chi, maka waktu untuk membantu usaha keluarga  akan semakin berkurang. Ini adalah hal yang sudah pasti. Karena itu, dia dan istrinya menjadi sering bertengkar.

”Di luar, saya dengan penuh sukacita bergabung dalam berbagai kegiatan Tzu Chi. Saya tidak memperhatikan bahwa istri saya sangat sibuk dengan pekerjaan di salon. Saya tidak memperhatikan hal itu. Karena itu, kami menjadi sering bertengkar. Pertengkaran kami telah mempengaruhi putri kami. Putri kami mengalami halusinasi pendengaran dan sering tertawa sendiri. Keluarga kami berpikir bahwa dia dirasuki setan. Saya lalu mengajaknya ke kuil untuk meminta petunjuk dari dewa. Sesungguhnya, saat itu saya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Apa pun yang disarankan oleh orang, semua saya lakukan. Dari tidak tahu caranya, lama-kelamaan saya menjadi sangat pakar meminta petunjuk. Setiap hari, saya pergi ke kuil yang direkomendasikan oleh orang-orang. Sesungguhnya, apa pun yang terjadi, hati kita harus tenang dan teguh,” ucap relawan Wu.

Jangan biarkan noda batin dan orang lain mengacaukan hati kita. Yang seharusnya mereka lakukan adalah memberi bimbingan psikologis kepada putri mereka. Bimbingan psikologis ini harus dimulai dari lingkungan keluarga dan masyarakat agar anak mereka dapat terbimbing ke arah yang benar. Kita tidak seharusnya percaya pada takhayul. Jika kita terus terjerumus dalam takhayul, maka konsekuensinya akan sangat besar.

Untungnya, setelah mendengar ajaran saya, mereka menjadi dapat memahami kebenaran. Setelah mendengar perkataan saya, mereka mulai mengubah pandangan hidup mereka. Mereka lalu mulai menghirup keharuman Dharma dan mulai memahami kebenaran. Mereka sangat tekun dan bersemangat. Meski angin dan hujan menerpa,mereka tetap pergi ke tempat mendengar ceramah untuk membuka pintu dan mempersiapkan konferensi video agar setiap orang dapat datang mendengar Dharma. Sungguh, kita bisa melihat jika sepasang suami istri dapat bersama-sama menuju satu arah yang sama dan benar, maka keluarga itu pasti akan hidup harmonis.


“Kini, putri saya telah bekerja. Dia juga bisa membantu di salon. Ini semua berkat Master. Master, setiap hari Master membabarkan Dharma kepada kami sehingga kami bisa memahami kebenaran dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Di sini, saya juga ingin mengimbau Kakak-kakak sekalian, jika pasangan kalian belum bergabung dengan keluarga besar Tzu Chi, maka segeralah ajak mereka bergabung. Dengan demikian, barulah keluarga kita dan misi Tzu Chi bisa sempurna. Hari ini, saya juga ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk bertobat kepada ayah dan ibu saya. Ini semua karena kesalahan saya. Karena temperamen saya yang buruk, saya menjadi sering bertengkar dengan istri saya sehingga mempengaruhi kesehatan fisik dan batin anak-anak. Ini semua kesalahan saya. Saya tidak berbakti kepada kalian,” tambah relawan Wu.

Orang sering berkata, “Jika keluarga harmonis, maka segala hal akan berjalan dengan lancar.” Lihatlah, kini orang tua mereka merasa gembira dan tenang. Sepasang suami istri itu sudah berbakti  dan berbuat baik di saat yang bersamaan. Melihat keluarga ini, kita turut bergembira dan mendoakan mereka. Jadi, dalam mempelajari ajaran Buddha, yang terpenting adalah kita harus menyerap Dharma ke dalam hati dan mewujudkannya lewat tindakan nyata agar langkah kita tidak menyimpang. Jika pikiran kita lurus dan tidak menyimpang, maka secara alami kita dapat menjadi penyelamat bagi semua orang di dunia.

Lihatlah, bantuan Tzu Chi di Thailand Utara sudah memasuki tahun ke-20. Saat itu, para warga di Thailand Utara hidup kurang mampu dan sangat menderita. Bapak Chiang sangat tidak tega melihatnya. Karena itu, pada tanggal 29 Januari 1994, Bapak Chiang datang bertemu saya untuk membicarakan kondisi kehidupan para warga Thailand Utara yang serba kekurangan dan berharap Tzu Chi dapat membantu mereka.

Pada tahun 1995, kita mulai menjalankan program bantuan di sana. Dalam waktu dua tahun, kita membantu mereka membangun empat Desa Tzu Chi. Demi merawat para veteran di sana, kita meminta insan Tzu Chi di Thailand untuk mengunjungi dan memberikan perhatian kepada mereka setiap bulan. Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi di Thailand. Setiap kali berkunjung ke sana, mereka harus naik kereta api selama 15 jam. Itu pun hanya sampai di Chiang Mai. Untuk menuju wilayah pegunungan, mereka masih harus menempuh perjalanan selama berjam-jam. Mereka harus menempuh jarak yang sangat jauh. Meski demikian, insan Tzu Chi tidak takut bekerja keras. Mereka tetap bersumbangsih demi orang-orang yang menderita. Mereka sangat memperhatikan dan mengasihi para veteran di sana.

Selain membangun empat Desa Tzu Chi untuk mereka, kita juga mengambil alih sebuah kebun untuk mengajari mereka teknik menanam teh serta bagaimana cara menjaga konservasi air dan tanah. Dengan meningkatkan teknik bercocok tanam mereka, kehidupan mereka akan lebih makmur. Kemudian, kita juga membangun sebuah gedung sekolah di sana agar anak-anak di wilayah pegunungan juga dapat bersekolah. Kita juga membantu mereka memperjuangkan kartu identitas dari pemerintah Thailand agar mereka dapat terlepas dari status “anak yatim piatu Asia” dan bisa menjadi warga negara Thailand. Melihat anak-anak bertumbuh besar di Desa Tzu Chi dan bersekolah di Sekolah Tzu Chi, hati saya dipenuhi kehangatan.

Ini semua berkat tetes demi tetes sumbangsih penuh cinta kasih dari setiap orang. Kesempatan yang kita genggam pada 20 tahun lalukini telah membuahkan hasil. Bodhisatwa sekalian,semoga setiap orang yang dilantik hari ini dapat memiliki hati Buddha dan tekad Guru. Tekad yang kita bangun haruslah sangat teguh. Jangan biarkan orang lain mengacaukan hati kita. Berhubung telah memutuskan untuk menapaki Jalan Bodhisatwa, kita harus meneladani Buddha agar bisa semakin dekat dengan Buddha. Jadi, harap setiap orang bisa lebih bersungguh hati.

Giat menebarkan benih agar satu benih bisa bertumbuh menjadi tak terhingga

Menangani masalah dan mengatasi kesulitan dengan hati yang tenang

Melihat pencapaian dari program bantuan untuk kaum papa

Memperluas jalinan jodoh dengan hati Buddha dan tekad Guru

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 11 Desember 2014

Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -