Suara Dharma Membawa Ketenangan

”Hari ini kami memasak sawi hijau, bengkuang, dan rebung. Semua itu terlihat indah dan lezat rasanya,” Huang Jing-shu, relawan Tzu Chi di bagian konsumsi menjelaskan. ”Kami memotong sayurannya dengan sangat cantik dengan harapan semoga orang yang memakannya bisa merasa gembira,” Kong Xiang-lian, relawan konsumsi yang lain menambahkan.  “Meski sangat sibuk, tetapi semua orang merasa sangat gembira. Kami juga tidak merasa lelah. Yang penting para warga bisa memakannya dengan kenyang dan gembira,” kata Weng Ying-cheng, seorang relawan pria yang juga membantu di dapur. 

Kejadian ledakan pipa gas di Kaohsiung telah berlalu hampir sebulan. Insan Tzu Chi di seluruh Taiwan bekerja sama dengan bersatu hati, harmonis, saling menyayangi, dan bergotong royong. Mereka mengantarkan nasi kotak dan berkunjung ke rumah warga setiap hari. Setiap keluarga di berbagai wilayah harus dikunjungi dan didata dengan jelas. Sepanjang perjalanan ini, kita terus menenangkan hati dan menghibur para warga. Semua ini berkat kekuatan cinta kasih. 


Kontribusi para insan Tzu Chi sudah berlangsung selama hampir sebulan. Ledakan itu terjadi pada tengah malam tanggal 31 Juli lalu. Saya berharap masyarakat bisa aman dan tenteram setiap hari. Namun, kehidupan ini sungguh tidak kekal. Yang terpenting setiap orang harus mengubah gaya hidup. Kita hendaknya selalu mawas diri, tulus, dan berhati-hati dalam segala hal. Jika bisa hidup hemat, maka kita tidak membutuhkan begitu banyak pipa untuk menyalurkan bahan kimia ke pabrik. Semua ini mempunyai hubungan yang erat dengan kehidupan kita. 

Kita bisa melihat para pejalan kaki dan petugas yang pergi ke lokasi untuk memeriksa sebelum ledakan terjadi, mereka menjadi korban dalam ledakan itu. Saya sungguh merasa tidak sampai hati. Karena itu, kita harus menaruh perhatian terhadap insiden ini dan memetik hikmahnya ke arah yang lebih baik. Dengan begitu, baru kita bisa membalas budi orang-orang yang berada di garis depan dan mempertaruhkan nyawa mereka untuk melakukan penyelamatan. 

Insan Tzu Chi di Kaohsiung sangat bersungguh hati. Penyaluran bantuan telah berlangsung hampir sebulan. Karena itu, relawan kita memanfaatkan waktu selama beberapa hari ini untuk menyelesaikan bantuan tahap pertama. Tahap selanjutnya adalah kita akan memberikan perhatian jangka panjang dengan penuh ketulusan dan kasih sayang. 


Namun, warga yang mengalami trauma masih harus terus diberikan pendampingan. Sementara waktu ini, kita akan mengantarkan bingkisan istimewa untuk mereka. Inilah yang kita lakukan mulai hari ini. Gerakan selama beberapa hari ini membutuhkan kerja sama para relawan senior di seluruh Taiwan karena tujuan kita melakukan kunjungan ini adalah untuk menunjukkan ketulusan dan kasih sayang kita terhadap para korban supaya mereka bisa melihat orang baik di dunia yang bagaikan Bodhisatwa. Kita juga berharap para korban yang mengalami trauma ini dapat sadar dan memetik hikmah dari bencana, selamanya merasa tenang, dan membangkitkan cinta kasih. Karena itulah, kita membutuhkan relawan yang sangat senior dan yang telah berpengalaman dalam penyaluran bantuan baik di Taiwan maupun di luar negeri. 

Kemarin, seluruh relawan kita berkumpul di Aula Jing Si Kaohsiung untuk berdiskusi tentang gerakan ini. Hari ini, mereka mulai menjalankannya. Hari ini, besok, dan lusa, mereka akan mengunjungi para korban yang mengalami tingkat kerusakan parah, sedang, dan ringan serta mengantarkan bingkisan untuk menenangkan hati mereka. 

Saya juga sangat berterima kasih kepada Kepala RS Chien dan para staf medis dari RS Tzu Chi Taichung yang bersama insan Tzu Chi setempat membuat 12.000 kue bulan dan mengemasnya ke dalam kardus untuk dikirimkan ke Kaohsiung. Semua orang berusaha menunjukkan ketulusan hati mereka. 


Kita juga memberi mereka sebuah pemutar musik. Kita berharap lagu Sutra Makna Tanpa Batas dan buku kecil yang berisi lirik lagunya bisa diberikan kepada para korban ledakan. Dengan begitu, mereka bisa memutar lagu itu kapan saja. Pada bagian awal dari lagu itu terdapat rekaman sepenggal ceramah saya. Semoga setelah bencana berlalu, setiap orang dapat menenangkan hati. Semoga saat setiap orang merasa takut, mereka dapat memutar lagu itu. Inilah yang disebut saat hati merasa tenang, kita akan dipenuhi berkah. Kita ingin membuat mereka tenang dan tahu bahwa mereka memiliki berkah sehingga tidak sulit untuk bangkit kembali. 

Yang paling mereka khawatirkan sekarang adalah bagaimana memulihkan kehidupan dan ekonomi mereka. Kita harus memberi tahu mereka, “Tenanglah, Anda masih memiliki berkah. Jangan khawatirkan keuangan karena Anda sangatlah beruntung.” Semoga insan Tzu Chi dapat mengantarkan bingkisan itu ke setiap keluarga dan tangan setiap orang yang merasa takut serta mengajarkan mereka bagaimana cara menggunakan pemutar musik itu. Semua relawan harus kompak dan mengetahui cara menggunakannya. 

Saya sangat berterima kasih kepada sebuah pabrik di Shenzhen, Tiongkok yang telah mengirimkan 3.000 buah pemutar musik ke Taoyuan, Taiwan. Relawan kita memasang baterai dan mencobanya satu per satu untuk memeriksa apakah ada gangguan suara atau tidak. Mereka menemukan ada beberapa diantaranya yang rusak. Untungnya, kita mempunyai banyak orang berbakat di Tzu Chi. Salah seorang anggota Tzu Cheng kita adalah ahli dalam memperbaiki instrumen presisi pesawat. Dia menggunakan kemampuannya untuk memperbaiki pemutar musik yang rusak. 

Singkat kata, pascaledakan di Kaohsiung insan Tzu Chi di seluruh Taiwan berusaha dengan segenap hati dan tenaga. Semua relawan bersatu hati tanpa membeda-bedakan wilayah mereka berasal. Setiap orang bersatu hati, harmonis, dan saling memuji. Insan Tzu Chi di Kaohsiung memuji insan Tzu Chi di seluruh Taiwan yang memiliki banyak kelebihan. Insan Tzu Chi di seluruh Taiwan juga memuji insan Tzu Chi di Kaohsiung yang bekerja sama dengan harmonis. 

Insan Tzu Chi dari berbagai daerah berkumpul bersama demi menyalurkan bantuan di Kaohsiung. Pada kesempatan itu, mereka saling belajar dari kelebihan masing-masing. Jika ada kekurangan, mereka sama-sama berusaha untuk memperbaikinya. Inilah ladang pelatihan Bodhisatwa. Banyak sekali hal yang patut kita syukuri. Hidup ini tidak kekal. Kita hendaknya senantiasa tekun dan semangat.

 

Penyaluran bantuan bagi korban ledakan telah berlangsung selama hampir sebulan

Membuat kue bulan untuk menunjukkan cinta kasih dan perhatian

Suara Dharma menenangkan hati para korban ledakan

Saling belajar di ladang pelatihan Bodhisatwa

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 30 Agustus 2014.

 

Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -