Suara Kasih: Bantuan Bagi Korban Bencana Sandy

 

 

Judul Asli:

Menyalurkan Bantuan bagi Korban Bencana di Pesisir Timur Amerika Serikat

Kekuatan manusia tidak bisa mengalahkan kekuatan alam
Negara yang makmur tengah dilanda bencana
Bersungguh hati dalam meneruskan estafet cinta kasih bagi korban bencana
Mengatasi berbagai kesulitan demi membantu sesama

 

Hari ini adalah hari kelima pascabadai Sandy di Amerika Serikat. Selama beberapa hari ini, Badai Sandy telah mendatangkan banyak ketegangan, ketakutan, dan kepanikan bagi warga di Pesisir Timur Amerika Serikat.  Berbagai sendi kehidupan warga setempat pun  menjadi lumpuh total. Banyak rumah yang tergenang air dan lumpur. Bagaimana para warga memindahkan perabot mereka yang sudah basah? Sungguh sangat sulit. Inilah ketidakberdayaan dan ketidakkekalan dalam kehidupan ini. Sungguh, kekuatan dan kemampuan manusia sangatlah kecil. Akan tetapi, manusia selalu beranggapan bahwa kekuatan mereka bisa mengalahkan kekuatan alam. Bisakah? Sungguh, kekuatan manusia sangat kecil.

Akan tetapi, saat melihat insan Tzu Chi, saya merasa sangat tersentuh sekaligus berterima kasih karena di tengah angin kencang dan hujan lebat, mereka tetap bergerak untuk memberikan bantuan. Meski semuanya aman dan selamat, namun di tengah lokasi bencana yang luas itu, mereka menyalurkan bantuan dengan penuh kesulitan. Di tengah kegelapan tanpa aliran listrik, mereka menyalakan lilin demi menyiapkan makanan dan sup hangat bagi para korban bencana. Sungguh membuat orang tersentuh.

Mengingat wilayah yang terkena bencana sangat luas, berapa banyak relawan Tzu Chi di sana yang bisa membantu? Sesungguhnya tidaklah banyak. Meski demikian, mereka tetap termotivasi untuk membantu karena tak tega melihat orang lain menderita. Karena itu, mereka mengatasi berbagai kesulitan demi menjalankan misi. Saya sungguh tak sampai hati melihatnya.

Saya kembali teringat pada Topan Morakot yang juga mendatangkan bencana besar bagi Taiwan bagian selatan. Saat itu, sekelompok besar insan Tzu Chi dari Taiwan bagian utara dan tengah segera berangkat ke bagian selatan Taiwan untuk memberikan bantuan. Pagi-pagi sekali, kita bisa melihat para relawan biru putih sudah berbaris dengan sangat rapi. Meski terdapat banyak relawan di sana, mereka sangat beraturan dalam melakukan perjalanan dari utara hingga ke selatan Taiwan. Selama tujuh hingga delapan hari, sekitar 150.000 insan Tzu Chi berangkat ke Taiwan bagian selatan untuk membantu proses pembersihan. Insan Tzu Chi Taiwan bisa segera bergerak untuk berkontribusi di Taiwan bagian selatan.

Akan tetapi, wilayah New York yang terkena bencana kali ini sungguh sangat luas. Biasanya, jumlah insan Tzu Chi di sana tidaklah sedikit. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan wilayah yang terkena bencana kali ini, jumlah insan Tzu Chi menjadi sangat sedikit. Saya selalu mengimbau  insan Tzu Chi Amerika Serikat untuk menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia agar saat terjadi sesuatu, mereka memiliki kekuatan yang cukup untuk membantu. namun, tampaknya proses penggalangan Bodhisatwa di sana berjalan dengan sangat lambat. Pascabencana ini, setiap kali teringat bagaimana insan Tzu Chi setempat harus berkontribusi bagi wilayah bencana seluas itu, saya sungguh merasa tak sampai hati.

Akan tetapi, saya juga sangat bersyukur karena melihat mereka bisa  mengatasi berbagai kesulitan demi memberikan bantuan. Selama beberapa hari ini, saya juga mendengar dan melihat mereka terus mengadakan rapat lewat konferensi video. Melihat setiap rekaman video yang mereka kirimkan ke Taiwan, saya sungguh merasa tersentuh. Di kantor pusat Tzu Chi di Los Angeles, para insan Tzu Chi sangat bekerja keras demi mendukung kegiatan penyaluran bantuan. Mereka bekerja sepanjang malam demi menyiapkan kartu debit yang berisikan 200 dolar AS, 300 dolar AS, atau 500 dolar AS. Sepanjang malam, mereka menyiapkan kartu debit yang akan dikirimkan ke New York untuk pembagian bantuan di sana.

Saya berharap semua insan Tzu Chi Amerika Serikat yang tidak terkena bencana bisa bergerak untuk membantu para korban bencana di New York serta mengimbau setiap orang untuk membangkitkan cinta kasih. Saya berharap setiap orang bisa turut mengerahkan sedikit kekuatan untuk membantu korban bencana di New York. Menurut saya, yang harus kita lakukan selanjutnya adalah menginspirasi lebih banyak orang untuk turut membantu. Saat membutuhkan tenaga manusia seperti sekarang, kita baru menyadari bahwa tenaga kita tidak cukup. Karena itu, pada kehidupan sehari-hari, kita harus senantiasa menghimpun kekuatan cinta kasih.

Dua hari lalu, Relawan Tsai Duei kembali ke Hualien. Saya juga berdiskusi dengannya tentang cara tercepat untuk mengirimkan bantuan ke New York. Yang paling mereka butuhkan sekarang adalah nasi instan. Pada saat tidak ada air dan listrik, nasi instan Tzu Chi adalah yang paling praktis. Asalkan diseduh dengan air, nasi instan sudah bisa dikonsumsi. Inilah yang paling mereka butuhkan sekarang. Mereka juga membutuhkan selimut karena kini di beberapa tempat sudah turun salju. Cuacanya sangat dingin. Beberapa rumah bahkan  tak memiliki mesin penghangat. Kita jangan membiarkan mereka kelaparan maupun kedinginan. Kemarin sore, nasi instan yang kita siapkan telah lulus inspeksi bea cukai. Pukul 7.30 pagi ini, paket bantuan kita telah dikirimkan oleh Eva Air ke New York secara gratis. Sore hari ini, kita akan kembali mengirimkan bantuan berupa selimut. Insan Tzu Chi Taiwan selalu bekerja sama dengan penuh cinta kasih dan kesungguhan hati. Dalam keseharian, kita selalu menyiapkan barang bantuan untuk disimpan sebagai persediaan. Saat ada tempat yang membutuhkan bantuan, kita akan segera mengirimkannya. kepada perusahaan penerbangan Taiwan, seperti Eva Air dan China Airlines yang selalu membantu kita mengirimkan barang bantuan ke negara yang membutuhkan. Kedua maskapai penerbangan ini selalu membantu kita mengirimkan barang bantuan secara gratis. Berkat bantuan mereka, Tzu Chi bisa menyalurkan bantuan ke negara lain dengan sangat cepat. Inilah kekuatan cinta kasih di Taiwan. Saya sangat berterima kasih.

Di mana pun bencana terjadi, insan Tzu Chi setempat selalu bekerja keras untuk membantu. Semakin sedikit jumlah relawan,  semakin sulit bagi mereka untuk mengemban misi karena tanggung jawab yang dipikul semakin berat. Ini akan membuat kita merasa daerah jangkauan kita sangat terbatas. Akan tetapi, saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi Amerika Serikat yang telah terjun ke lokasi bencana untuk melihat kondisi bencana, melakukan survei di sana, serta mengulurkan tangan untuk membantu. Saya sangat berterima kasih kepada mereka. Kita harus mendoakan mereka dengan tulus semoga mereka senantiasa aman dan selamat. Semoga kehidupan mereka bisa segera kembali normal. Ini adalah harapan terbesar kita. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou)

 
 
Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -