Suara Kasih : Bantuan Dana Pendidikan di Guizhou

Judul Asli:

Memberikan Bantuan Dana Pendidikan bagi Siswa Kurang Mampu di Guizhou

Memberikan bantuan dana pendidikan  bagi siswa kurang mampu di Guizhou
Melakukan antisipasi terhadap bencana alam yang  terjadi silih berganti
Tulus bervegetarian demi membersihkan kekeruhan di dunia
Menghimpun niat baik untuk menciptakan kesejukan bagi dunia

Insan Tzu Chi di Guangzhou, Tiongkok tak henti-hentinya mencurahkan perhatian bagi warga Guizhou. Selain itu, mereka juga menandatangani kesepakatan dengan pemerintah setempat mengenai pemberian beasiswa kepada anak-anak setempat agar mereka berkesempatan untuk mengenyam pendidikan. Insan Tzu Chi juga berkunjung ke setiap keluarga anak penerima bantuan sesuai dengan data yang diberikan. Dalam kunjungan tersebut, mereka menemukan berbagai kesulitan di dalam keluarga anak-anak. Beberapa keluarga di antaranya sudah menerima bimbingan dan perhatian dari insan Tzu Chi selama bertahun-tahun lamanya. Saya sungguh berterima kasih kepada mereka.

Selain itu, demi menyiapkan pembagian bantuan musim dingin tahun ini,insan Tzu Chi juga menghitung estimasi bantuan yang dibutuhkan warga Guizhou. Dalam perjalanan kali ini, mereka sungguh telah melakukan banyak hal. Saya juga sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi Guangdong yang selalu bekerja keras untuk menggalang lebih banyak Bodhisatwa. Selain itu, mereka juga pergi ke Guizhou untuk mendukung orang-orang agar mengadakan kegiatan bedah buku. Mereka mempelajari cara insan Tzu Chi Taiwan, lalu menerapkannya di negara mereka sendiri untuk melatih dan membimbing lebih banyak orang. Inilah yang terjadi di daratan Tiongkok.

Insan Tzu Chi di Guangdong sangat bersungguh hati dalam membantu warga di Provinsi Guizhou kali ini. Kita juga melihat insan Tzu Chi  di Melaka, Malaysia. Bulan 7 Imlek akan segera berlalu. Berhubung Festival Kue Bulan akan segera tiba, insan Tzu Chi setempat mulai mengadakan kegiatan tahunan, yaitu membuat kue bulan untuk bazar amal. Melalui kegiatan tahunan tersebut, setiap orang bisa berkumpul bersama untuk membuat kue bulan dengan penuh sukacita. Ini sungguh merupakan sebuah ladang pelatihan bagi setiap orang untuk melatih kesatuan hati dan ketekunan. Kita tidak berharap tanggung jawab kita berkurang, hanya berharap kekuatan kita bisa bertambah untuk melakukan lebih banyak hal.

“Tahun ini saya merasa sangat beruntung. Meski telah mengalami kecelakaan mobil, saya masih bisa berkumpul dengan semua orang. Saya sangat menghargai kebersamaan ini. Saya sangat gembira karena merasa seperti pulang ke rumah sendiri,” ujar relawan yang bertugas memasak di dapur.

Setiap orang berkumpul bersama untuk membuat kue bulan bagaikan satu keluarga. Mendengar kisah mereka, kita bisa melihat betapa bahagianya mereka karena bisa berkumpul bersama untuk berbuat baik. Ini merupakan kegiatan tahunan  yang paling mereka nantikan. Setiap orang melakukannya dengan sukacita.

Kita juga melihat insan Tzu Chi Amerika Serikat yang tak henti-hentinya mensosialisasikan pola makan vegetarian. Kita melihat siaran berita tentang Amerika Serikat. Sejak awal tahun 2012 ini, suhu udara di Amerika Serikat terus meningkat hingga memicu terjadinya gelombang panas. Hujan tidak turun pada musim hujan. Kekeringan ditambah suhu udara yang tinggi mengakibatkan seluruh tanaman pangan di Amerika Serikat bagian tengah, baik jagung, kacang-kacangan, maupun tanaman pangan lainnya mengalami gagal panen.

Melihat itu, kita merasa sangat khawatir. Bukankah kita sering mengulas tentang Lima Kekeruhan di dunia? Di dunia yang penuh Lima Kekeruhan ini, Tiga Bencana Besar dan Tiga Bencana Kecil terjadi silih berganti. Kita juga mendengar berita tentang Topan Sanba yang berkekuatan yang ringan. Menurut Badan Meteorologi, Topan Sanba mungkin tidak mengarah ke Taiwan, tetapi karena jarak topan ini masih sangat jauh, kita tak bisa memastikan arah pergerakannya. Jika topan tersebut mengarah ke Ryukyu, Jepang, kita harus tetap mawas diri dan berhati tulus.

Belakangan ini, kita sering mendengar berita tentang Jepang yang dilanda bencana silih berganti. Kemarin, hujan lebat juga mendatangkan bencana bagi Hokkaido, Jepang. Banjir itu terjadi bukan karena angin topan, melainkan karena hujan lebat. Karena itu, saat mendengar tentang terjadinya hujan lebat, kita harus meningkatkan kewaspadaan. Terlebih lagi, kini terdapat sebuah topan di atas permukaan laut. Kita harus senantiasa mawas diri  dan berhati tulus.

 

Sesungguhnya, kini Tiga Bencana Besar dan Tiga Bencana Kecil semakin sering terjadi. Seorang ilmuwan asal Amerika Serikat berkata bahwa gelombang panas terjadi akibat pemanasan global.
Dia juga berkata bahwa  aktivitas manusia yang berlebihan bisa menciptakan pemanasan global sehingga terjadilah banyak bencana di dunia. Intinya, janganlah kita terus menciptakan karma buruk.

Pada ceramah pagi tadi, saya mengulas tentang Kekeruhan Kalpa. Pada masa sekarang ini, dunia dipenuhi oleh kekeruhan. Kekeruhan pandangan dan noda batin telah menciptakan kekacauan di zaman sekarang ini. Hal ini mengakibatkan manusia yang hidup pada zaman sekarang ini tidak tahu untuk belajar hal-hal yang baik. Hal ini mengakibatkan kehidupan dan segala aktivitas mereka tidak mendatangkan manfaat bagi dunia dan semua makhluk. Kekeruhan makhluk hidup ini memicu terjadinya kekeruhan usia. Hal ini menjadi ancaman yang besar bagi kehidupan kita.
Bencana alam bisa menelan banyak korban dan melukai banyak orang. Selain itu, bencana akibat ulah manusia, seperti peperangan, konflik, ketidaktenteraman dalam masyarakat, dll. semuanya mendatangkan ancaman yang besar bagi kehidupan manusia.

Selain itu, bencana kelaparan, wabah penyakit menular, dan lainnya, semuanya membuat kita semakin tegang. Melihat itu semua, saya semakin merasa kita harus membimbing setiap orang agar mengubah pola hidup mereka. Kita harus membimbing setiap orang agar bisa menyucikan fisik dan batin mereka. Jika fisik dan batin manusia dapat damai dan murni, maka dunia ini akan menjadi harmonis dan terbebas dari bencana. Ini semua bergantung pada manusia. Setiap orang hendaknya berdisiplin diri.

Selain itu, kita juga harus bersungguh hati untuk menggalang Bodhisatwa dunia. Kita harus berbagi ajaran yang baik dengan banyak orang dan mengajak banyak orang untuk berbuat kebajikan. Inilah satu-satunya cara yang terbaik. Baiklah, singkat kata, kita harus memanfaatkan waktu. Segala ucapan kita harus disertai dengan tindakan. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou)
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -