Suara Kasih: Berikrar Mempraktikkan Empat Sifat Luhur

 

 

Judul Asli:

Bersama-sama Berikrar Mempraktikkan Empat Sifat Luhur

Bersama-sama berikrar mempraktikkan Empat Sifat Luhur
Senantiasa melatih diri dan mempraktikkan jalan kebenaran
Mengatasi berbagai kesulitan untuk menyelami Dharma
Menuai hasil yang berlimpah setelah menyebarkan benih cinta kasih

“Senang sekali bisa pulang ke rumah. Saya sudah melakukan perjalanan selama 24 hari. Bohong jika saya bilang tidak lelah. Sangat melelahkan. Akan tetapi, saya merasa gembira dan dipenuhi rasa syukur. Saya berangkat dari Hualien menuju Taipei. Begitu turun dari kereta api, sekelompok relawan Tzu Chi dan anggota komisaris kehormatan segera mendekati saya.” Kalimat pertama yang mereka katakan kepada saya adalah “Master, jangan khawatir”. Perkataan “jangan khawatir” ini memulai serangkaian kisah yang menyentuh. Singkat kata,Taiwan tidak memiliki harta berharga selain kebajikan dan cinta kasih para warganya. “Tujuan perjalanan saya kali ini adalah karena insan Tzu Chi dari 23 negara kembali ke Taiwan.” Saya melihat insan Tzu Chi di seluruh Taiwan bekerja sama dengan harmonis dan menyambut insan Tzu Chi luar negeri dengan hati yang tulus. Ketulusan mereka bisa terlihat dari hal-hal yang sangat kecil.

Dengan penuh kesungguhan hati, kecermatan, dan cinta kasih, mereka membuat perencanaan. Karenanya, para insan Tzu Chi dari luar negeri merasa sangat tersentuh dengan segala yang mereka lihat, suara setiap orang saat berinteraksi suara setiap orang saat berinteraksi juga terdengar sangat harmonis. Mereka kembali demi mempelajari dan mendalami semangat Tzu Chi. Segala yang mereka lihat dan dengar telah meresap ke lubuk dalam hati terdalam sehingga mereka bisa memperoleh manfaat yang sangat besar. Selama masa pelatihan, baik tim konsumsi, tim akomodasi, dan tim logistik, semuanya sangat teratur dan memuaskan. Kerja sama yang harmonis para insan Tzu Chi di Taipei sungguh menampilkan ketulusan. Para insan Tzu Chi dari wilayah lain juga ikut membantu dan memikul tanggung jawab dengan penuh kesatuan hati.

Mendengar mereka saling memuji dan saling belajar, saya sungguh merasa tenang. Insan Tzu Chi dari 23 negara menempuh perjalanan jauh demi menjalani pelantikan dan memikul tanggung jawab. Mendengar mereka berbagi kesan, saya sungguh merasa tersentuh. Sangatlah sulit bagi mereka untuk kembali ke Taiwan. Mereka kembali ke Taiwan demi mempelajari ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi agar mereka bisa menyebarkan benih cinta kasih di negara tempat tinggal masing-masing. Mereka ingin memikul tanggung jawab. Karena itu, saya berkata bahwa Bodhisattva membangun ikrar luhur demi menjangkau semua makhluk yang menderita. Insan Tzu Chi dari setiap negara kembali untuk melaporkan bagaimana mereka menyebarkan benih cinta kasih di negara masing-masing. Saya bisa melihat mereka sungguh telah membangun ikrar luhur untuk menjangkau semua makhluk yang menderita.

Insan Tzu Chi di seluruh dunia memiliki satu hati yang sama. Mereka semua berasal dari negara yang berbeda. Lingkungan sosial dan budaya tidak sama, ras, warna kulit, dan bahasa juga berbeda. Akan tetapi, mereka kembali ke Taiwan dengan satu hati yang sama. Jadi, insan Tzu Chi di seluruh dunia memiliki satu hati yang sama. Mereka semua bagaikan satu keluarga. Mereka berada di ladang pelatihan yang sama. Tujuan mereka adalah ingin menyebarkan benih cinta kasih. Saya juga berbagi dengan mereka bahwa seumur hidup ini, saya tidak pernah ingin membangun ladang pelatihan yang besar, tetapi saya berharap setiap orang memiliki ladang pelatihan batin. Semoga ladang pelatihan batin yang tak berwujud ini bisa tersebar ke seluruh dunia. Saat insan Tzu Chi dari seluruh dunia berkumpul, kita bisa melihat semuanya kita bisa melihat semuanya memiliki satu kesamaan, yaitu melatih Empat Ikrar Agung Bodhisattva dan mempraktikkan Empat Sifat Luhur.

Inilah ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi iyang berguna untuk mengembangkan berkah dan kebijaksanaan. Setiap orang telah menyimpan ladang pelatihan ini ke dalam hati. Setiap orang memiliki satu hati yang sama, setiap orang memiliki satu tekad yang sama, yaitu hati Buddha dan tekad Guru. Saya telah melihat setiap orang Saya membangun ladang pelatihan batin dan menyebarkan benih cinta kasih. Banyak sekali hal yang membuat saya tersentuh sekaligus bersyukur. Dalam perjalanan kali ini, saya juga berkunjung ke RS Tzu Chi Xindian. Saya melihat para staf medis memberikan pelayanan medis dengan sangat berbudaya humanis. Meski persiapan akreditasi rumah sakit adalah hal yang sangat serius, tetapi para staf di RS Tzu Chi menganggap setiap pengalaman bagai harta yang sangat berharga. Setiap hal yang mereka lewati adalah pelajaran yang terbaik. Mereka menjalani akreditasi dengan penuh rasa syukur. Mendengar laporan mereka, saya sungguh merasa tersentuh.

Demikian pula dengan RS Tzu Chi di Taichung. Melihat cara mereka memberikan pelayanan medis, saya sungguh merasa tersentuh. Saat Pemberkahan Akhir Tahun di Rumah Sakit Tzu Chi Dalin, para dokter mementaskan lagu “Jalankan Ikrar”. Mereka juga membentuk formasi perahu. Pementasan mereka sangat bertenaga dan mengagumkan. Kita juga dapat melihat pementasan para perawat yang sangat lemah lembut. Pementasan mereka sangat indah dan rapi. Acara ini adalah permintaan saya. Berhubung takut saya kelelahan, para staf medis berkumpul di kantor Tzu Chi Yunlin. Saya bertanya, “Jika demikian, berapa banyak staf medis yang bisa hadir?” “Sekitar seratus orang lebih saja.” Saya berkata, “Ini tidak adil.” “Mari kita tambahkan satu acara Pemberkahan Akhir Tahun di rumah sakit.” Setiap orang sangat gembira mendengarnya.

Demikian pula dengan relawan Tzu Chi di Dounan. Para Bodhisattva daur ulang juga mementaskan adaptasi Sutra. Semua itu sungguh membuka mata saya. Saya masih mengira kalian tidak mendengar perkataan saya. Saya sudah salah sangka. Setiap orang telah menyerap Dharma ke dalam hati. Baik di atas maupun di bawah panggung, semuanya terlihat rapi. Kalian juga bernyanyi dengan suara yang keras dan kompak. Setiap gerakan kalian sangat bertenaga dan kompak. Tubuh, ucapan, dan pikiran kalian sungguh sangat kompak. Itulah pembukaan acara Pemberkahan Akhir Tahun.

Saya melakukan perjalanan dari Nandou, Dalin, Tainan, lalu menuju Kaohsiung, dan Pingdong. Setiap tempat itu sungguh membuat saya tersentuh. Setiap relawan sungguh telah menyelami Dharma. Saya sungguh merasa tersentuh. Singkat kata, saya berterima kasih atas sumbangsih penuh kesungguhan hati dan cinta kasih setiap orang. Semua ini tercapai berkat kerja keras kalian. Tanpa benih yang baik dan petani yang menggarap ladang, bagaimana mungkin ada hasil yang berlimpah seperti sekarang? Banyak hal yang tak habis saya ungkapkan. Baiklah. ering-seringlah menonton Da AI TV untuk melihat sumbangsih para relawan di berbagai tempat dan bagaimana pencapaian mereka. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia )

 
 
Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -