Suara Kasih: Empat Misi Tzu Chi Bersatu Hati dan Bersemangat

 

 

Judul Asli:

Staf dari Empat Misi Tzu Chi Bersatu Hati dan Bersemangat

Membangkitkan cinta kasih tanpa penyesalan dan welas asih tanpa keluh kesah 
Membina kebijaksanaan dengan sukacita dan keseimbangan batin tanpa pamrih dan kerisauan
Staf dari Empat Misi Tzu Chi sangat tekun dan bersemangat
Insan Tzu Chi memperlakukan semua makhluk dengan pandangan yang setara

Pemberkahan Akhir Tahun kemarin sungguh membuat saya tersentuh dan merasa tenang. Tahun ini telah berlalu. Semoga tahun depan bisa seperti tahun ini, yaitu setiap orang dari Empat Misi Tzu Chi bisa memiliki hati Buddha dan tekad Guru, membina welas asih agung, serta membangkitkan ikrar luhur untuk menapaki Jalan Bodhisattva. Pementasan kemarin penuh dengan Dharma. Setiap orang telah membangun ladang pelatihan batin. Di atas panggung terdapat formasi perahu Dharma, di bawah panggung juga terdapat formasi perahu Dharma. Pementasan lagu berjudul “Jalankan Ikrar” menunjukkan keteguhan hati mereka yang bagaikan keteguhan hati Mahabhiksu Jian Zhen dalam membabarkan Dharma ke negeri orang. Misi kesehatan, misi pendidikan, dan misi budaya humanis Tzu Chi harus membangun teladan bagi orang lain. Untuk itu, kita harus memiliki tekad yang teguh dan kegigihan yang kuat.Para dokter, guru, dan staf administrasi,yang semuanya adalah pria bekerja sama untuk mengadakan pementasan. Pementasan mereka sungguh menampilkan kekuatan di tengah kelemahlembutan.

Para perawat Tzu Chi juga mementaskan lagu “Bertanya Tentang Jalinan Jodoh”. Lirik dan melodi lagu ini juga sangat indah. Yang lebih indah adalah gerakan para perawat yang sangat kompak bagaikan bersatu. Kita sungguh bisa merasakan kemurnian dan kehangatan. Inilah keindahan dalam kelemahlembutan. Inilah pementasan yang dibawakan oleh para perawat. Selain itu, para guru dan staf administrasi juga mementaskan lagu berjudul “Mewujudkan Mimpi”. Mimpi kita bagai telah menjadi kenyataan. Meski disebut mimpi, tetapi sesungguhnya ia telah menjadi nyata. Lihatlah, setiap orang bekerja sama dengan harmonis dan membangkitkan kesungguhan hati untuk membawakan pementasan itu. Pementasan mereka sungguh nyata, mengandung nilai kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Jadi, asalkan ada niat dan bersatu hati, maka kita bisa membawakan pementasan yang penuh kehangatan dan kelemahlembutan. Kita dapat melihat para staf dari Empat Misi Tzu Chi bersatu hati dan tekun mendalami Dharma. Mereka membangkitkan cinta kasih tanpa penyesalan dan welas asih tanpa keluh kesah untuk bersumbangsih dan menciptakan berkah.

Membangkitkan cinta kasih tanpa penyesalandan welas asih tanpa keluh kesah untuk bersumbangsih dan menciptakan berkah merupakan fondasi semangat Tzu Chi. Kita sungguh harus memiliki cinta kasih dan welas asih. Cinta kasih diwujudkan lewat misi amal dan welas asih diwujudkan lewat misi kesehatan. Perpaduan antara misi amal dan misi kesehatan bisa menciptakan berkah bagi dunia. Selain itu, kita juga harus membina kebijaksanaan dengan sukacita dan keseimbangan batin serta memberi tanpa pamrih dan kerisauan. Dengan bersumbangsih penuh sukacita berarti kita tengah membina kebijaksanaan. Kebijaksanaan ini tumbuh karena kita dapat memberi dengan sukacita dan tanpa pamrih. Inilah yang disebut sukacita tanpa kerisauan dan keseimbangan batin tanpa pamrih. Inilah kebijaksanaan. Selain bersumbangsih tanpa pamrih, kita juga harus mengucapkan terima kasih. Ini adalah kebijaksanaan. Jadi, kita harus membina kebijaksanaan dengan sukacita dan keseimbangan batin serta memberi tanpa pamrih dan kerisauan. Inilah metode pelatihan kita untuk mengembangkan berkah dan kebijaksanaan.

Kemarin, usai pementasan, para dokter berbagi. Saya bisa mendengar bahwa mereka sungguh telah menyerap inti sari Dharma ke dalam hati dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Setiap orang telah menyerap inti sari Dharma ke dalam hati dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan mereka. Saya sudah kembali selama 10 tahun. Saya hanya memiliki tiga kata, “Terima kasih, terima kasih, dan terima kasih yang tak terhingga.” Selama 10 tahun ini, saya belajar banyak hal. Selain di bidang ilmu pengetahuan, saya juga belajar tentang nilai budaya humanis Tzu Chi. Di tengah lingkungan Tzu Chi yang luar biasa ini, saya akan mengerahkan segenap tenaga untuk menjalankan tanggung jawab saya. Tentu saja, selama Master tidak pensiun, saya juga tidak akan pensiun. Saya bangga bisa menjadi insan Tzu Chi.

Dua minggu lalu, saya kembali ke Universitas Nasional Taiwan untuk menghadiri reuni jurusan magister patologi. Kebetulan, mantan kepala klinik duduk di sebelah saya. Berkata kepada saya, “Di sini ada orang bodoh. Dia telah kembali.” Saya bertanya padanya, “Profesor, mengapa anda berkata demikian?” Dia menjawab, “Tiada seorang pun dokter lulusan Universitas Nasional Taiwan yang masih terus mendalami ilmu patologi setelah bekerja di rumah sakit. Hanya kamu seorang.” Selama 23 tahun ini, saya tidak pernah berubah. Saya melakukan hal yang benar. Saya merasa di RS Tzu Chi, ilmu patologi sangatlah berharga. Di Tzu Chi, saya belajar untuk bersyukur. Saya ingin berterima kasih kepada banyak orang, termasuk kepada Silent Mentor yang telah mendonasikan tubuh mereka dan seluruh tim medis di rumah sakit. Berkat kalian, ilmu patologi bisa semakin berkembang. Kita telah mendengar Profesor Li berbagi. Meski sudah berusia 70 tahun dan telah memasuki masa pensiun, tetapi dia berkata bahwa jika saya tidak pensiun, dia juga tidak akan pensiun selamanya. Perkataannya sungguh membuat saya tenang. Meski sudah berusia 70 tahun, dia tetap sangat bersemangat. Dengan kesehatan dan kebijaksanaannya, dia bisa mendampingi lebih banyak siswa. Dia memiliki kebijaksanaan yang luar biasa.

Demikian pula dr. Hsu. Dia memiliki tekad teguh yang tak tergoyahkan. Dia terus memberikan pelayanan medis di Taiwan bagian timur. Kita mendirikan rumah sakit demi menyelamatkan kehidupan manusia. Lihatlah, para dokter di RS Tzu Chi memiliki tekad teguh yang tak tergoyahkan dan bersedia mendedikasikan keterampilan medisnya untuk menolong pasien. Para tim medis juga membangkitkan cinta kasih untuk menyelamatkan kehidupan pasien. Setiap staf medis bekerja sama dengan harmonis untuk memberikan pelayanan medis. Ini juga membuat saya sangat tersentuh. Saya juga berterima kasih kepada para relawan rumah sakit yang telah mendampingi staf medis RS Tzu Chi dalam jangka waktu yang panjang. Acara Pemberkahan Akhir Tahun kemarin berlangsung dengan sangat menarik dan membuat orang tersentuh. Saya juga berterima kasih kepada para donatur yang sengaja kembali ke Taiwan untuk menjalani pelantikan anggota komisaris kehormatan Tzu Chi.

Beberapa di antaranya berasal dari Malaysia. Mereka membantu membangunTK Tzu Chi dan pusat cuci darah di Malaysia. Pusat Pelayanan Cuci Darah Tzu Chi memiliki standar yang sangat baik dan telah membantu banyak pasien yang harus cuci darah. Ada pula TK Tzu Chi yang memberikan pendidikan yang sangat baik. Insan Tzu Chi setempat menggalang dana secara mandiri di sana. Cinta kasih mereka sungguh harus saya akui. Sebagai wujud terima kasih saya, saya melantik mereka sebagai anggota komisaris kehormatan Tzu Chi.  Donatur dari Indonesia juga tidak sedikit. Di Indonesia, Empat Misi Tzu Chi berjalan dengan serempak. Ada pula para donatur dari Hong Kong. Mereka selalu bersumbangsih tanpa pamrih. Asalkan bisa kembali ke Taiwan dan melintas di hadapan saya untuk dilantik, mereka sudah merasa sangat bersyukur. Mereka selalu bersumbangsih tanpa pamrih. Ini sungguh membuat saya tersentuh. Jika tidak, kapankah saya sempat bertemu mereka? Mereka sungguh berpengertian dan selalu bersumbangsih dengan cinta kasih universal yang tanpa pamrih.

Ada banyak hal yang patut kita syukuri. Hari ini, suasana Tahun Baru Imlek sudah terasa. Hari ini, di kantor Tzu Chi Hualien, kita mulai menggelar pembagian bantuan musim dingin. Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi di seluruh dunia yang telah berangsur-angsur menggelar penyaluran bantuan musim dingin. Setiap hari, kita dapat melihat di setiap tempat yang terdapat insan Tzu Chi dan orang etnis Tionghoa, semuanya tengah menggelar penyaluran bantuan dan Pemberkahan Akhir Tahun. Di seluruh dunia ini, di mana pun terdapat insan Tzu Chi, kita pasti dapat merasakan kehangatan. Saya sungguh tersentuh melihat begitu banyak orang merendahkan hati untuk bersumbangsih. Mereka sungguh memandang semua orang dengan pandangan penuh kesetaraan. Pandangan penuh kesetaraan ini bukanlah slogan, tetapi kita sungguh telah melihatnya. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou )

 

 
 
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -