Suara Kasih: Hidup yang Saling Bergantungan

Judul Asli:

 

 Semua Makhluk di Dunia Hidup Saling Bergantungan

      

Indera lidah sering tergoda objek rasa
Sirip hiu mengandung racun berbahaya yang merugikan kesehatan
Tidak membunuh hewan dan senantiasa membina cinta kasih
Semua makhluk di dunia hidup saling bergantungan

Gempa bumi sungguh membuat orang khawatir. Akan tetapi, setiap kali gempa berlalu, kita harus senantiasa bersyukur karena tetap aman dan tenteram. Kita harus menghormati langit dan mengasihi bumi. Kita harus menghormati kekuatan alam. Lihatlah, saat empat unsur alam tidak selaras, yang terjadi dapat mendatangkan bencana. sebuah guncangan yang ringan atau angin topan yang terjadi dalam sekejap bisa menghancurkan segalanya. Karena itu, sebagai manusia, kita harus menumbuhkan cinta kasih. Dalam interaksi antarsesama, kita harus saling mengasihi.

Kita dapat melihat seorang tunawisma di AS. Sepuluh tahun lalu, anggota TIMA memberikan perawatan gigi gratis baginya. Meski sepuluh tahun telah berlalu, dia tetap sangat berterima kasih dan mengingat Tzu Chi di dalam hati. Sungguh penuh kehangatan. Kita harus selalu bersumbangsih dengan penuh cinta kasih. Kita harus menumbuhkan niat untuk senantiasa bersumbangsih bagi sesama. Meski tidak mengharapkan pamrih, kita malah dapat merasakan kehangatan karena dikenang oleh orang lain.

Karena itu, kita harus menyerap Dharma ke dalam hati agar dapat membersihkan ketamakan dalam batin dan membangkitkan cinta kasih universal yang tak terhingga. Inilah manfaat yang kita peroleh dari Dharma. Aliran jernih Dharma dapat membersihkan batin kita sehingga cahaya sifat hakiki kita terpancar dan kita mampu menghormati kehidupan dengan penuh welas asih. Asalkan memiliki cinta kasih di dalam hati dan mengembangkan welas asih, maka secara alami kita akan bisa menghormati segala kehidupan serta bersumbangsih tanpa pamrih dan penuh rasa syukur. Jika memiliki hati penuh syukur dan cinta kasih, maka batin kita akan senantiasa bersih dan terang sehingga bisa lebih memahami ajaran Buddha.

Ajaran Buddha bertujuan agar kita memiliki hati yang jernih bagai cermin. Pahamilah bahwa kita harus memiliki hati yang lapang dan cinta kasih universal. Kita harus menyayangi semua makhluk dan tidak membunuh mereka. Kita harus lebih memahami bahwa semua makhluk di dunia ini hidup saling bergantungan. Kehidupan di bumi ini sangat indah. Ini karena di bumi ini terdapat banyak jenis makhluk hidup. Inilah keindahan di bumi.

Kita harus bersyukur karena bisa terlahir sebagai manusia yang merupakan makhluk tercerdas di bumi. Karenanya, kita harus mengasihi semua makhluk. Akan tetapi, manusia malah membunuh makhluk lain sebagai makanan mereka untuk dikonsumsi. Mulut adalah lubang yang tak akan penuh terisi. Meski Anda mengisinya selama puluhan tahun, mulut tetap tak akan terisi penuh. Sesungguhnya, bumi pertiwi telah menyediakan segala sesuatu untuk menopang kehidupan kita, yakni berbagai tanaman pangan. Akan tetapi, manusia sangat kejam terhadap makhluk hidup lain. Manusia terus membunuh hewan untuk dikonsumsi dan menganggap daging hewan adalah makanan yang bergizi. Benarkah demikian?

Penelitian baru menunjukkan bahwa di dalam sirip hiu terkandung kadar racun BMAA yang beraksi dalam sel saraf. Racun tersebut sangat mudah memicu penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson. Kabarnya, jika mengonsumsi sirip hiu, kita akan mudah terjangkit penyakit-penyakit itu. Inilah hasil penelitian para ilmuwan.

Kita juga dapat melihat program All About Health di Da Ai TV. dr. Chien menjelaskan hasil penelitian para ilmuwan dengan sangat bijaksana. Dari hasil pencitraan resonansi magnetik, kita dapat melihat otak kita akan bereaksi saat kita melakukan sesuatu.

Dokter Chien berkata, “Ini adalah bagian depan dari otak. Ini adalah bagian belakang. Hanya bagian ini yang aktif. Saat kita berbicara, bagian otak inilah yang aktif. Saat kita berbicara, melihat sesuatu, atau sedang berpikir, akan lebih banyak bagian otak yang aktif. Mengapa hal ini bisa terjadi? Sesungguhnya, setiap sel saraf otak berbentuk seperti ranting pohon. Selain bercabang, dia sendiri juga bisa menerima informasi yang dikirimkan oleh sel saraf yang lain. Jadi, jika kita sering merangsang serabut saraf otak, maka daya ingat atau daya tangkap kita akan meningkat. Jika kita tidak menggunakan otak, tentu saja fungsi otak akan mengalami penurunan. Karenanya, daya ingat kita akan melemah dan sering lupa. Jadi, otak sama seperti otot yang harus sering dilatih.”

“Banyak orang yang berpikir bahwa mengonsumsi makanan tertentu, seperti otak babi, ginkgo, atau makanan berkhasiat lainnya sangat baik bagi penderita Alzheimer. Apakah benar makanan-makanan berkhasiat itu bisa memperkuat daya ingat kita? Sesungguhnya, itu adalah salah. Makanan-makanan itu sama sekali tidak memiliki efek yang signifikan. Cara untuk meningkatkan kinerja otak sesungguhnya sangat sederhana, yakni lebih sering melatih otak agar sel saraf kita bisa lebih aktif. Janganlah menonton televisi seharian. Kita harus melakukan lebih banyak kegiatan yang dapat membantu melatih otak kita,” ucap Dokter Chien.

Beberapa waktu lalu, saat mengulas tentang Sutra Bunga Teratai, bukankah saya juga berkata bahwa Buddha memancarkan sinar ketika memasuki samadhi? Sinar ini memancar dari kening-Nya, di antara kedua alis-Nya. Bukankah sama dengan yang dikatakan dr. Chien? Saat bermeditasi, Buddha merenungkan segala prinsip kebenaran di alam semesta dengan penuh kebijaksanaan. Pada saat itu, setiap sel saraf otak Buddha mulai memancarkan sinar yang terang. Inilah yang tertulis di dalam Sutra. Karena itu, kita harus sering mengasah otak kita agar ia dapat selalu aktif.

Janganlah khawatir terlalu sering menggunakan otak akan mengurangi jumlah sel saraf otak. Kita harus sering menggunakannya agar sel-sel baik tidak menjadi pasif dan bisa terus memancarkan sinar. Jika sel yang buruk bersinar, maka akibatnya akan tidak baik. Demi kesenangan sesaat, kita bisa melakukan segala kejahatan. Ini semua bergantung pada aktivitas otak. Kita harus membimbing otak kita untuk berjalan di arah yang benar agar sel yang baik dan murni bisa bersinar terang. Dengan demikian, kebijaksanaan kita akan bagaikan sebuah cermin besar yang bisa memantulkan dengan jelas segala sesuatu di alam semesta. Tak peduli di mana pun berada, kita dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Inilah kebijaksanaan.

Singkat kata, kita harus meyakini kebijaksanaan Buddha dan segala ajaran-Nya. Kita harus menggunakan hati yang paling tulus serta sikap mawas diri dalam melakukan segala sesuatu. Kita harus menghindari kejahatan dan berbuat baik dengan penuh ketulusan. Dengan demikian, dunia ini akan menjadi Tanah Suci. Semua makhluk hidup memiliki habitatnya sendiri. Kita harus menghormati segala kehidupan dan tak melukai mereka. Dengan demikian, barulah akan tercipta Tanah Suci di dunia.

Giat menanam kebajikan akan menghapus malapetaka. Menyucikan hati sendiri akan mendatangkan keselamatan dan kesejahteraan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -