Suara Kasih : Kehangatan Dalam Pembagian

Judul Asli:
Pendistribusian yang Penuh Cinta Kasih dan Rasa Hormat

Sekelompok Bodhisatwa mengadakan pendistribusian bantuan materi di Cile. Pukul 5 dini hari, mereka telah meninggalkan hotel untuk menuju lokasi bencana, yakni Cobquecura, sebuah kota tua. Mereka mendistribusikan bantuan materi kepada hampir 1.000 keluarga. Insan Tzu Chi juga mengadakan pendistribusian di daerah Dichato dan Caleta Tumbes.
  
Dalam waktu 1 hari, mereka mendistribusikan bantuan di kedua tempat ini. Pendistribusian tersebut sungguh menghangatkan hati. Sebelumnya, insan Tzu Chi telah menyurvei lokasi bencana selama beberapa hari. Mereka dapat merasakan ketakutan dan kepanikan para korban bencana.

Cile adalah negara yang wilayahnya memanjang, serta dekat dengan pegunungan dan perairan. Pascagempa di Cile, peringatan akan tsunami dikeluarkan. Saat itu, dikatakan bahwa gempa yang telah terjadi mungkin akan mengakibatkan tsunami. Warga setempat tak memahami bahaya tsunami. Karena itu, mereka tak mempersiapkan diri. Tsunami yang melanda kali ini, meninggalkan luka batin meninggalkan luka batin yang sangat dalam bagi mereka. Banyak warga yang pulang ke rumah mereka pada siang hari, namun kembali ke tenda pengungsian pada sore hari karena trauma akan tsunami.

”Kami sangat takut akan tsunami. Saya tak berani turun ke sana. Sekitar 22 keluarga tinggal di dataran yang agak tinggi ini,” kata salah satu warga. Saya sungguh sedih mendengarnya. Berbicara mengenai tsunami saja sudah membuat mereka ketakutan. Mereka tak berani mendekati laut. Karena itulah, kita memutuskan untuk melakukan pendistribusian di daerah Dichato dan Caleta Tumbes agar hati mereka dapat lebih tenang.

Insan Tzu Chi telah berkunjung 4 kali untuk berkomunikasi dengan warga setempat mengenai pemilihan lokasi pendistribusian. Mereka sangat teliti. Ada seorang tentara lokal yang menjadi jembatan komunikasi  antara insan Tzu chi dengan warga setempat. Ia berkata kepada insan Tzu Chi,  “Awalnya, saya merasa ragu-ragu dan hanya menjalankan tugas ini karena kewajiban saja. Namun, saya tak menyangka kalian benar-benar bersungguh hati. Saya terus berusaha mencari informasi mengenai organisasi Tzu Chi ini.”katanya.

Insan Tzu Chi telah berkunjung 4 kali untuk berkomunikasi dengan warga Cile mengenai pemilihan lokasi pendistribusian.

Ia berkata bahwa awalnya ia merasa ragu-ragu dan tak mempercayai Tzu Chi. Namun kini, ia yakin dan mendukung Tzu Chi. Ia merasa sangat tersentuh melihat insan Tzu Chi yang datang dari berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Argentina, Paraguay, Brasil, Bolivia, serta Taiwan. Ia berkata bahwa insan Tzu Chi yang datang dari berbagai negara, berhimpun dengan tertib dan rapi. Ia berkata, ”Saya merasa sangat tersentuh melihat semua ini. Apa sebenarnya yang memotivasi organisasi kalian?”

Tentu saja, dengan penuh kesabaran, insan Tzu Chi menjelaskan kepadanya bahwa Tzu Chi adalah sebuah organisasi Buddhis yang berasal dari Taiwan. Karena itu, di spanduk-spanduk yang terdapat di lokasi pendistribusian, pasti terdapat tulisan “Taiwan”. Dalam acara pendistribusian tersebut, mereka juga membacakan surat dari saya yang menyatakan perhatian dan cinta kasih seluruh insan Tzu Chi kepada mereka. Warga setempat merasa tersentuh mendengarnya, begitu juga dengan relawan yang membacakan surat tersebut karena ia telah melihat kerusakan yang sangat parah di lokasi bencana dan telah bekerja keras mempersiapkan pendistribusian bersama insan Tzu Chi lainnya. Terlebih, pada malam hari insan Tzu Chi mengadakan pertemuan dengan pengusaha Tionghoa setempat untuk menginspirasi mereka  agar turut mencurahkan cinta kasih.

Saat Ci Cheng relawan Tzu Chi membacakan surat dari saya kepada warga setempat, ia merasa sangat tersentuh karena ia telah mengalami banyak hal selama berkontribusi di sana. Sejak menginjakkan kaki di Cile, ia banyak berhubungan dengan semua orang, dan mengoordinir semua relawan dalam menginspirasi warga setempat. Hingga akhirnya, ia dapat melihat barang bantuan diserahkan oleh insan Tzu Chi kepada setiap korban bencana.

Jadi, kita dapat memahami perasaannya saat membacakan surat dari saya. Ia membacakan surat dengan penuh perasaan sehingga yang mendengarkan pun merasa tersentuh. Kita dapat melihat  banyak orang meneteskan air mata. Mereka merasa tersentuh karena orang-orang yang tak mereka kenal atau jumpa sebelumnya, datang dari berbagai negara dan bersatu hati untuk mencurahkan cinta kasih kepada mereka dengan penuh rasa hormat.

Insan Tzu Chi melakukan pendistribusian dengan penuh cinta kasih dan rasa hormat sehingga membuat warga setempat merasa sangat tersentuh. Selain insan Tzu Chi yang datang dari 7 negara, sebanyak 66 orang warga lokal juga turut bersumbangsih dalam pendistribusian tersebut. Beberapa korban bencana juga mulai turut menjadi relawan. Jadi, lebih dari 100 orang bersumbangsih bagi korban bencana di sana. Tentara lokal yang berjumlah 30 orang lebih juga turut memperhatikan korban bencana dengan penuh cinta kasih dan kelemahlembutan.

Beberapa tentara lokal juga turut membantu dalam pendistribusian barang bantuan yang diadakan oleh Tzu Chi.

Paket bantuan seberat 17 kg tersebut berisi makanan, selimut, dan barang kebutuhan sehari-hari. Para tentara membantu warga membawa paket bantuan tersebut dengan senang hati. Mereka juga menyiapkan truk untuk mengantar paket bantuan hingga ke tenda para warga.

Kita juga berterima kasih kepada para relawan lokal yang baru bergabung karena mereka telah mengumpulkan orang untuk melakukan pengemasan barang bantuan. Mereka mengukur dan menimbang terlebih dulu agar pengemasan bisa berjalan dengan lancar. Mereka juga menyusun paket-paket bantuan dengan sangat rapi.

Mereka melakukan segala hal dengan penuh cinta kasih. Mereka mengemas barang bantuan dengan penuh cinta kasih pula. Inilah kontribusi insan Tzu Chi. Kesungguhan hati, perilaku, dan cara yang mereka terapkan sungguh membuat orang tersentuh.


Sungguh banyak kisah yang menyentuh. Semua ini berkat dukungan dari insan Tzu Chi seluruh dunia yang telah menghimpun cinta kasih dari setiap orang sehingga tim penyalur bantuan dapat melangkah dengan mantap dan menginjakkan kaki di lokasi bencana untuk menyalurkan bantuan kepada hampir 10.000 warga.

Para korban bencana mendapatkan perhatian sekaligus bantuan materi dari insan Tzu Chi. Hal ini sungguh menyentuh. Yang terpenting adalah, cinta kasih warga setempat telah terbangkitkan. Singkat kata, dalam waktu kurang dari 20 hari, insan Tzu Chi telah melakukan banyak hal. Hampir 10.000 ribu korban bencana mendapatkan bantuan materi dan banyak warga lokal yang turut bergabung menjadi relawan karena benih cinta kasih Tzu Chi telah tumbuh dalam hati mereka. Hal ini sungguh membuat kita bahagia dan merasa tersentuh.

Diterjemahkan oleh: Erni & Hendry Chayadi
Foto: Da Ai TV Taiwan
Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -