Suara Kasih: Kesatuan Hati

Judul Asli:

 

 Menjalankan Perahu Cinta Kasih dan Kesatuan Hati

      

Menyadari rentannya bumi dan ketidakkekalan di dunia
Menghimpun kebajikan dan berdoa bagi dunia
Menggerakkan perahu cinta kasih dengan kesatuan hati
Menjalankan perahu cinta kasih ke seluruh dunia

Saya sering berkata bahwa saat berada dalam kondisi aman, kita harus tetap waspada terhadap bencana. Buddha juga selalu mengingatkan kita untuk waspada terhadap ketidakkekalan. Kita harus senantiasa sadar akan ketidakkekalan. Karena itu, kita harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan. Janganlah kita selalu tamak untuk menikmati kesenangan di dunia. Dalam kehidupan manusia, bagaimana baru disebut menikmati hidup? Kita harus menenangkan batin dan senantiasa bersukacita.

Kita dapat melihat sekelompok insan Tzu Chi di Xiamen, Tiongkok, yang merasa sungguh bersukacita di sana. Mengapa mereka bersukacita? Mereka telah memiliki truk untuk mengangkut barang daur ulang. Dengan truk tersebut, mereka bisa berkeliling kota untuk mengumpulkan barang daur ulang. Mereka dapat menjaga kelestarian bumi dengan cara lebih mudah dan efisien. Melihat mereka bersumbangsih dengan sukacita, saya juga turut merasa senang. Ini adalah simbol kehidupan yang damai dan merupakan awal dari masyarakat yang harmonis. Inilah pola hidup manusia yang menghargai serta menciptakan berkah. Saya sungguh tersentuh melihatnya.

Di Taiwan, terutama di Hualien, setiap orang bersungguh hati mempersiapkan diri untuk pementasan adaptasi Sutra. Demi Persamuhan Dharma Agung ini, setiap orang bervegetarian lebih dari 108 hari. Jika tak dapat ikut latihan karena sibuk dengan pekerjaan, setelah usai bekerja, mereka akan meminta seseorang untuk membimbing mereka berlatih. Baik itu di kantor maupun di tempat umum, kita dapat melihat para relawan yang membimbing dan para partisipan yang berlatih.

dr. Hu adalah kepala unit gawat darurat di Rumah Sakit Tzu Chi Hualien. Dia selalu bekerja secepat mungkin demi menyelamatkan kehidupan pasien. Usai menangani pasien, dia pun segera kembali ke kantornya untuk berlatih peragaan isyarat tangan dan gerak tubuh yang benar. Lihatlah, setiap tempat adalah ladang pelatihan diri. Di sekolah juga demikian. Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan para pengajar juga melakukan hal yang sama. Tak peduli sesibuk apa pun, demi pementasan adaptasi Sutra kali ini, setiap orang berlatih dengan hati yang tulus.

Sesungguhnya, untuk menampilkan suasana yang khidmat, syarat utama yang harus dimiliki oleh setiap orang adalah ketulusan hati. Hanya dengan hati yang tulus, barulah kita dapat masuk ke ladang pelatihan yang murni ini. Dharma bagaikan air. Kita harus membersihkan batin dari segala noda dengan hati yang paling tulus. Kita semua adalah makhluk awam. Siapa yang bisa berkata bahwa dia tak memiliki penyesalan di dalam hidupnya? Siapa yang bisa berkata bahwa dia selalu sempurna dalam berinteraksi antarsesama dan mengatasi segala masalah sesuai dengan prinsip kebenaran?

Jika dahulu kita pernah membangkitkan sebersit niat buruk, bersikap buruk terhadap orang lain maupun dalam menghadapi masalah, serta memiliki tabiat buruk, kita harus segera menggunakan saat ini untuk menyelaraskan batin kita dan membangun interaksi yang harmonis dengan sesama. Inilah yang disebut terlahir kembali dengan memulai lembaran kehidupan yang baru dan mengubah pandangan hidup. Saya berharap setiap orang dengan hati yang tulus mengikuti pementasan adaptasi Sutra dan memperoleh sukacita  setelah menyelami Dharma.

Kali ini, kita meminjam gedung olahraga untuk mengadakan pementasan adaptasi Sutra. Setelah gedung tersebut dibersihkan, insan Tzu Chi juga mendekorasinya. Entah berapa ribu orang telah berpartisipasi selama beberapa hari ini. Ada pula relawan yang bertugas mendirikan panggung. Agar dapat menahan berat seribu orang lebih, panggung ini harus memiliki fondasi yang kokoh. Setiap orang sangat bersungguh hati. Mereka bersumbangsih dengan hati penuh sukacita serta penuh cinta kasih. Yang terpenting adalah hati yang tulus. Jadi, dalam waktu beberapa hari, mereka berhasil mendirikan sebuah panggung.

Setelah panggung didirikan, mereka memasang pencahayaan. Pencahayaan ini sangatlah penting. jika pencahayaan tak diatur dengan baik, maka keindahan kelompok dari gabungan banyak orang ini tak akan dapat terlihat. Jumlah lampu dan dari mana cahaya akan dipancarkan harus diatur dengan baik. Ini sungguh membutuhkan keterampilan yang baik. Selain itu, agar orang-orang yang duduk di empat sisi dapat melihat pertunjukan dengan jelas, mereka pun memasang sebuah layar besar.

Ada pula penataan suara. Setiap orang harus menyelaraskan tubuh, ucapan, dan pikiran serta memiliki hati yang tulus. Agar gerakan tubuh setiap orang dapat serempak, mereka harus mendengarkan musik. Sebanyak ribuan orang baik yang di atas panggung maupun yang di bawah panggung harus bernyanyi dengan suara yang serempak. Jadi, penataan suara sangatlah penting. Lihatlah, berapa banyak orang yang diperlukan untuk mengatur layar, suara, dan pencahayaan? Ada pula orang yang bertugas menyiarkan acara ini sehingga semua orang di seluruh dunia dapat melihat Persamuhan Dharma Agung yang diadakan di Hualien, Taiwan, ini. Ini sungguh adalah persamuhan Dharma yang penuh ketulusan.

Selain itu, di lokasi yang sangat luas ini, ada juga orang yang bertugas menunjukkan jalan, menyediakan minum, mengurus transportasi, dan lainnya. Setiap orang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Beberapa hari lalu, kita dapat melihat setiap orang berlatih dengan sungguh-sungguh dan dalam waktu yang lama. Setiap orang sangat bersungguh hati. Ribuan orang bergerak dengan serempak dan bernyanyi dengan suara yang kompak. Bayangkan, para partisipan memiliki usia yang berbeda-beda. Ada yang berusia belasan tahun dan ada pula yang berusia 70-an dan 80-an tahun.

Para partisipan yang membentuk formasi lautan Dharma bahkan lebih tua usianya. Setiap orang yang membentuk formasi lautan Dharma harus bergerak dengan serempak agar perahu cinta kasih dapat mulai berlayar ke seluruh dunia dan berdoa agar dunia dapat aman dan tenteram. Pementasan adaptasi Sutra kali ini  akan diadakan di Hualien selama 4 malam berturut-turut. Semoga setiap orang dapat mengikuti Persamuhan Dharma Agung ini dengan hati yang tulus.

Ini bukan pertunjukan, melainkan Persamuhan Dharma. Setiap orang membabarkan Dharma dengan hati yang tulus agar para Buddha dan Bodhisatwa serta makhluk pelindung Dharma dapat melihat dengan jelas kebajikan hakiki manusia serta ketulusan hati setiap orang. Semoga kita dapat mengajak untuk menghadiri persamuhan Dharma ini. Lebih banyak orang lagi Perahu cinta kasih telah mulai berlayar menuju ke seluruh dunia. Semoga setiap orang dapat menyatukan hati dan pikiran.

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -