Suara Kasih: Membangkitkan Cinta Kasih

.
 

Judul Asli:

 

 Memberikan Penyuluhan dengan Penuh Welas Asih dan Kebijaksanaan

      

Negara maju mengambil sumber daya alam negara lain dan membiarkannya terlantar
Memberikan penyuluhan kesehatan dengan penuh welas asih dan kebijaksanaan
Membantu lansia yang hidup sebatang kara membersihkan rumah
Para tetangga saling mengasihi dan saling membantu

Beberapa tahun belakangan ini, saya sering mengulas tentang kekhawatiran saya, dan sumber daya alam yaitu tentang krisis bahan pangan yang terjadi di dunia internasional. Kini krisis bahan pangan dan sumber daya alam telah terjadi. Akibat tanah yang tandus, kini berbagai masalah mulai timbul. Contohnya di Afrika. Negara yang perekonomiannya lebih baik akan membeli tanah di Afrika guna bercocok tanam.

Mereka menggunakan sumber daya manusia dan tanah setempat untuk bercocok tanam. Selain itu, mereka juga membuat bahan bakar di sana, lalu mengirimkannya ke negara mereka sendiri yang tengah berkembang. Yang mereka tinggalkan di sana hanyalah sebidang tanah yang terlantar dan sumber daya alam yang sangat sedikit. Hal ini telah membawa masalah besar bagi negara-negara miskin di Afrika. Sungguh mengkhawatirkan.

Selain itu, di sana juga terjadi bencana akibat ulah manusia akibat pertikaian antarsesama. Ini semua akibat api kebencian. Bencana akibat ulah manusia bagaikan api yang bisa membakar diri sendiri. Jika kita mengeksploitasi sumber daya alam negara lain, orang lain akan memberontak. Jika demikian, negara kita sendiri juga akan berada dalam kondisi bahaya. Jadi, kebodohan juga bagaikan api. Berhubung tidak bisa melihat segala hal dengan jelas, mereka membiarkan api ketamakan dan api kebencian membakar begitu saja.

Ini semua berasal dari kebodohan manusia yang tidak menyadari bahwa bahwa segala benda materi di dunia hanyalah berfungsi untuk menopang kehidupan kita. Akan tetapi, manusia malah ingin menguasainya dan terus mengekspolitasi lahan. dan terus mengekspolitasi lahan. Akibatnya, mereka harus berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kehidupan seperti ini sungguh menderita. Ini semua adalah akibat kebodohan manusia. Lihatlah, krisis pangan yang terjadi sekarang berkaitan erat dengan perubahan kondisi tanah dan iklim. Selain krisis pangan, sesungguhnya sumber daya alam juga mengalami krisis. Sungguh membuat orang khawatir melihatnya. Apakah kita bisa bertahan hidup tanpa bahan pangan dan sumber daya alam? Kita sungguh harus hidup hemat dan tak memboroskan sumber daya alam.

Beberapa hari lalu,  Wakil Kepala Biro Urusan Sipil Hongkong, Nona Florence Hui mengunjungi Tzu Chi di Taiwan. Melihat insan Tzu Chi melakukan daur ulang dengan baik, mencurahkan cinta kasih di komunitas, dan lainnya, dia merasa sangat tersentuh. Setelah kembali ke Hongkong, dia sangat giat mensosialiasikan Kata Perenungan Jing Si dengan menempelnya di banyak tempat. Dia juga berkunjung ke lahan yang diberikan oleh pemerintah Hongkong kepada Tzu Chi untuk dijadikan posko daur ulang. Posko daur ulang itu sangatlah luas, yakni sekitar 1.322 meter persegi.

 

Melihat insan Tzu Chi mengumpulkan dan memilah barang daur ulang serta memperbaiki barang-barang yang masih bisa dipakai, lalu menjualnya kepada orang yang berpenghasilan minim, dia merasa sangat tersentuh. Setiap orang hendaknya menghargai berkah  dan tidak membuang barang yang masih bisa dipakai. Kita harus menghargai barang lama. Janganlah kita terus mengejar mode. Segala barang yang masih dapat digunakan, jangan kita buang begitu saja. Kita harus menghargai berkah. Setelah diperbaiki, barang-barang itu bagaikan barang baru. Inilah cara kita menghargai segala sesuatu mengasihi bumi, dan menghemat sumber daya alam.

Kita juga dapat melihat Taiwan. Insan Tzu Chi di Taiwan sungguh telah bersumbangsih dengan mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan. Mereka memperlakukan semua makhluk dengan setara. Kita dapat melihat sepasang suami istri di Taiwan bagian tengah. Istrinya adalah warga negara Indonesia. Mereka memiliki 8 orang anak. Akan tetapi, mereka tidak tahu bagaimana membesarkan anak-anak tersebut.

Salah seorang anaknya  duduk di bangku TK. Tubuh anak itu sering mengeluarkan aroma tidak sedap. Karena itu, para orang tua dan murid pun memberi tahu hal ini kepada guru. Akan tetapi, sang guru tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kebetulan, ada seorang cucu insan Tzu Chi yang satu TK dengan anak tersebut. Setelah mengetahui hal ini, insan Tzu Chi pun segera berkunjung ke rumah murid itu guna memberi tahu ibunya. Sang ibu berkata bahwa itulah cara anak-anak di Indonesia dibesarkan. Lingkungan kehidupan keluarga ini sangat kotor dan anak-anaknya tidak dididik dengan baik. Karenanya, insan Tzu Chi menggunakan berbagai cara untuk membimbing sang ibu dan membantu membersihkan rumah mereka.

Demikian pula dengan seorang nenek di Taiwan bagian utara. Kesehatan nenek itu kurang baik. Dia mengalami kesulitan  untuk naik dan turun tangga. Dia memiliki satu kebiasaan, yaitu sebelum meninggal dunia, dia tak akan membuang barang-barangnya. Lihatlah dia begitu percaya pada takhayul. Hal ini sungguh sulit dipercaya. Karenanya, kepala desa setempat mengajukan kasus ini kepada Tzu Chi.

Saat melihat kondisi ini, insan Tzu Chi memutuskan untuk membantu sang nenek membersihkan seluruh rumah. welas asih dan kebijaksanaan secara bersamaan. Insan Tzu Chi menggunakan welas asih  untuk membangkitkan kebijaksanaan. Mereka berkunjung ke rumah setiap tetangga sang nenek untuk memberi tahu bahwa mereka akan membersihkan rumah nenek dan khawatir para tetangga akan terganggu. Insan Tzu Chi juga mengajak mereka untuk turut membantu. Tentu saja, di antara para tetangga, ada beberapa orang yang terinspirasi untuk membantu membersihkan rumah itu.

Para tetangga membantu insan Tzu Chi membersihkan rumah. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya. Insan Tzu Chi mengasihi setiap orang tanpa mementingkan jalinan jodoh. Mereka membantu sang nenek membersihkan lingkungan sekitar agar para tetangga tidak mengucilkan sang nenek dan Beliau bisa hidup dengan gembira. Jadi, insan Tzu Chi selalu mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan. Saya sungguh tersentuh melihatnya. Para tetangga juga turut membantu dengan penuh sukacita. Mereka mengubah kemarahan menjadi sukacita. Saya yakin kelak sekelompok orang ini akan merawat nenek itu sebaik mungkin.

Di Taidong, yang menderita stroke dan hidup sebatang kara. ada seorang pria paruh baya Insan Tzu Chi di Taidong juga membantu membersihkan lingkungan rumah pria tersebut dan mengganti perabotnya yang rusak dengan perabot bekas yang masih layak pakai.

Lihatlah, setiap orang di dunia memiliki sifat hakiki yang bajik. Inilah keindahan dari Dharma. Asalkan setiap orang mengembangkan cinta kasih, dunia ini akan penuh kehangatan dan keindahan. Melihat hal itu, saya sungguh merasa tersentuh hingga ingin menitikkan air mata. Berkat adanya sekelompok Bodhisattva ini, baik barang-barang tidak terpakai maupun sumber daya alam lainnya dapat didaur ulang menjadi barang baru. Inilah cara mereka mengasihi sumber daya alam dan bumi. Selain itu, mereka juga mengasihi para lansia yang hidup sebatang kara, atau memiliki keterbatasan fisik. orang yang mengalami penderitaan batin, Insan Tzu Chi selalu bersumbangsih bagi orang-orang yang membutuhkan.

Bagaimana saya tidak merasa tersentuh? Kalian harus lebih sering menyaksikan Da Ai TV. Semua kisah yang dilaporkan oleh Da Ai TV sangatlah menyentuh. secara singkat. Saya hanya bisa berbagi kisah denga kalian Semoga kalian bisa mengajak lebih banyak orang untuk menyaksikan Da Ai TV agar mereka bisa menyadari berkah. Dengan lebih banyak menyaksikan Da Ai TV, maka kebajikan dan cinta kasih setiap orang akan terbangkitkan. Diterjemahkan oleh: Lie San.

 
 
Gunakanlah waktu dengan baik, karena ia terus berlalu tanpa kita sadari.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -