Suara Kasih: Membangkitkan Hati Bodhisatwa

 

 

Judul Asli:

Membangkitkan Hati Bodhisatwa Setelah Melihat Penderitaan

Banjir di Pesisir Timur Amerika Serikat meninggalkan penderitaan
Tiga Bencana Besar dan Tiga Bencana Kecil terjadi silih berganti di dunia
Memberikan bantuan dana pendidikan demi membantu melenyapkan kemiskinan
Membangkitkan hati Bodhisatwa setelah melihat penderitaan

Lihatlah kerusakan akibat terjangan Badai Sandy di Pesisir Timur Amerika Serikat. Entah kapan kemakmuran daerah setempat bisa kembali pulih. Selain itu, badai juga mengakibatkan tangki minyak bocor sehingga menciptakan pencemaran. Bencana demi bencana melanda Amerika Serikat. Melihat warga setempat menderita akibat bencana, saya sungguh merasa tak sampai hati. Beruntung, ada insan Tzu Chi yang segera bergerak untuk memberikan bantuan. Sejak beberapa hari lalu, mereka sudah mulai menyiapkan bantuan berupa air minum dan makanan. Hingga hari ini, mereka masih terus memberikan bantuan. Dedikasi mereka sungguh membuat orang tersentuh.

Kita juga melihat Badai Tropis Nilam yang mendatangkan bencana bagi India. Sekitar 150.000 warga di sana kehilangan tempat tinggal. Topan itu juga memengaruhi Sri Lanka. Ini semua adalah akibat  kondisi iklim yang tidak selaras. Ketidakselarasan empat unsur alam telah memengaruhi kehidupan banyak orang serta mendatangkan bencana di berbagai negara. Melihat itu semua, saya merasa sangat khawatir. Itulah sebabnya, saya sering berkata kepada setiap orang bahwa kita harus senantiasa mawas diri, berhati tulus, serta bersumbangsih dengan cinta kasih.

Kita bisa melihat pemandangan penuh kehangatan tentang insan Tzu Chi yang membagikan bantuan dana pendidikan di Guizhou, Tiongkok. Mereka telah membagikan bantuan dana pendidikan bagi para murid Sekolah Menengah Minzu selama bertahun-tahun. Karena itu, hubungan antara insan Tzu Chi dengan para murid terjalin sangat baik. Mereka bagaikan satu keluarga. Selain memberikan bantuan dana pendidikan, insan Tzu Chi juga membimbing anak-anak untuk berbakti terhadap orang tua serta bersumbangsih dengan cinta kasih. Insan Tzu Chi juga membawa sekelompok anak itu pergi ke panti jompo untuk menghibur, melayani, dan membawakan sukacita bagi para lansia. Ini adalah pendidikan penuh cinta kasih. Pendidikan tak hanya bisa diperoleh di sekolah, tetapi juga bisa diperoleh di tengah masyarakat. 

Kita juga melihat insan Tzu Chi Australia yang mengembangkan cinta kasih dan kebijaksanaan mereka untuk berbagi kepada setiap orang di masyarakat bahwa berbakti merupakan prinsip dasar dalam kehidupan manusia. Dengan berbakti, barulah cinta kasih bisa terbangkitkan. Di sana, kita bisa melihat kisah nyata seorang anak muda yang menjadi lumpuh akibat kecelakaan mobil. Waktu bersama orang tua sangatlah berharga karena saya merasa bahwa kehidupan ini tidak kekal, penuh dengan pasang surut. Dia bersama orang tuanya naik ke atas panggung untuk berbagi kepada setiap orang tentang ketidakkekalan hidup dan pentingnya berbakti.

Insan Tzu Chi memadukan kisah nyata dan Sutra menjadi pertunjukan yang luar biasa. Ini merupakan cara membimbing  juga membabarkan ajaran Buddha. Ajaran Buddha tidak hanya ada pada 2.000 tahun lalu, tetapi tetap ada hingga kini dan tak pernah lapuk oleh waktu. Ajaran kebenaran ini terus ada selamanya. Sejak lebih dari 2.000 tahun silam, Buddha telah memprediksi bahwa dunia masa kini Buddha telah memprediksi bahwa dunia masa kini akan diliputi Lima Kekeruhan dan ketidakselarasan empat unsur alam.

 

Secara perlahan-lahan, tiga bencana besar dan tiga bencana kecil juga akan semakin sering terjadi. Sungguh, saat ini kita bisa melihat tiga bencana besar meliputi bencana air, api, dan angin. Ada pula gempa bumi yang tak hentinya mendatangkan bencana besar bagi dunia. Itu semua adalah bencana alam. Akan tetapi,  ada pula bencana akibat ulah manusia, yaitu tiga bencana kecil yang terdiri atas bencana kelaparan, peperangan, dan wabah penyakit. Itu semua disebut tiga bencana kecil. Tiga bencana kecil ini bukanlah masalah kecil. Ia juga merupakan masalah yang sangat besar. Akibat empat unsur alam yang tidak selaras, banyak tempat yang mengalami bencana kekeringan. Karena itu, beberapa negara penghasil pangan meski memiliki hasil panen yang berlimpah juga khawatir jika suatu hari kekeringan berkepanjangan melanda mereka. Mereka pun mengeluarkan larangan ekspor pangan.

Jika negara penghasil pangan membatasi ekspor, maka orang yang tinggal di negara yang mengandalkan hasil impor tidak akan bisa mendapatkan makanan meski memiliki uang. Jadi, bencana kelaparan tak hanya melanda negara miskin. Karena itu, kita harus meningkatkan kewaspadaan, mawas diri, dan berhati tulus. Jika empat unsur alam selaras, barulah manusia bisa hidup aman dan tenteram. Perang dan konflik mendatangkan penderitaan yang tak terhingga bagi warga.

Kita bisa melihat Suriah, Pakistan, dan masih banyak negara lainnya yang mengalami konflik berkepanjangan. Akibatnya, warga setempat pun kehilangan tempat tinggal. Itu adalah bencana yang diakibatkan peperangan. Ada pula wabah penyakit. Saat ini, pemerintah New York tengah mengantisipasi penyakit menular yang diakibatkan oleh tikus. Awalnya, tikus-tikus tinggal di bawah tanah, tetapi akibat banjir, mereka pun terbawa ke atas. Karena itu, warga setempat sangat khawatir. Singkat kata, itulah tiga bencana besar dan tiga bencana kecil yang terjadi di dunia ini. Buddha pernah memprediksikan kondisi saat ini lebih dari 2.000 tahun silam.  

Empat unsur alam dan pikiran manusia yang tidak selaras bisa menciptakan banyak bencana di dunia. Karena itu, kita harus segera berusaha menyelaraskan pikiran semua orang. Jika tidak, maka tiada waktu lagi. Hari ini adalah tanggal 19 bulan 9 Imlek, diperingati sebagai hari Bodhisatwa Avalokitesvara meninggalkan keduniawian. Semoga dalam hati setiap orang terdapat Bodhisatwa Avalokitesvara. Kita harus membangkitkan cinta kasih untuk mendengar dan menjangkau penderitaan. Setiap orang adalah Bodhisatwa Avalokitesvara. Jadi, kita harus menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia. Semoga setiap orang bisa memiliki Bodhisatwa Avalokitesvara di dalam hati. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou)

 
 
Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -