Suara Kasih : Membangkitkan Kebijaksanaan

 

Judul Asli:

Senantiasa Giat Mendalami dan Mempraktikkan Dharma

Staf  Da Ai TV menabuh genderang hati dan menampilkan gerakan yang indah 
Perahu Dharma telah berlayar di tengah lautan yang tenang dan damai 
Membangkitkan kebijaksanaan saat menghadapi kesulitan 
Senantiasa giat mendalami dan mempraktikkan Dharma

Kali ini saya berkunjung ke Taipei. Pada hari perayaaan Festival Perahu Naga, saat akan berangkat ke RS Tzu Chi di Taipei, ada orang yang menghentikan saya,dan berkata,“Master, jangan pergi dulu.Staf Da Ai TV sedang bersiap-siap.” Saya bertanya, “Sedang menyiapkan apa?” Dia menjawab, “Tim penabuh genderang akan mengadakan pertunjukan menabuh genderang untuk merayakan Festival Perahu Naga.”

Pertunjukan mereka sungguh menarik. Saya sungguh tersentuh melihatnya. Selain menabuh genderang, mereka juga memadukannya dengan gerak tubuh. Gerakan tubuh mereka sungguh sangat indah.Melihat gerakan tubuh dan mendengar suara genderang mereka, saya sungguh merasakan keindahan dalam misi budaya humanis Tzu Chi.Jika hati mereka tidak bersatu, ketukan genderang mereka juga tidak akan begitu kompak.Dengan adanya kesatuan hati yang harmonis, barulah kekuatan ketukan genderang mereka bisa sama.

Melihat gerakan mereka, saya bisa merasakan kesatuan hati dan keharmonisan mereka. Kekompakan dalam diri mereka telah menciptakan keindahan. Ini semua membutuhkan gotong royong dari setiap orang. Dengan semangat gotong royong, barulah mereka bisa bekerja sama dengan harmonis. Bukankah genderang ini ditabuh dengan hati? Tubuh mereka bergerak dengan indahnya sesuai dengan ketukan genderang.Kita dapat melihat banyak insan Tzu Chi yang berada di sana. Semangat kerja sama yang harmonis ini adalah Dharma. Orang-orang di sekitar tim penabuh genderang bagaikan lautan Dharma yang damai. Kita membutuhkan air di lautan untuk menggerakkan perahu Dharma. Saat melihat pertunjukan itu, dalam hati saya berpikir, “Genderang hati sudah ditabuh.Lautan Dharma sangat tenang dan damai. Perahu Dharma sudah berlayar menuju lima benua besar di dunia.”

Bodhisatwa sekalian, Buddha datang ke dunia demi satu tujuan penting, yaitu untuk membuka pikiran manusia dan membimbing semua makhluk. Tujuan Buddha adalah ingin memberi tahu kita bahwa setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Untuk kembali pada hakikat yang murni,terlebih dahulu kita harus membersihkan noda batin di dalam hati. Dengan demikian,prinsip kebenaran yang jernih dan murni bisa masuk ke dalam hati kita. 

Buddha menghabiskan lebih dari 40 tahun untuk membersihkan noda batin manusia. Untuk membersihkan noda batin, apakah kita harus berlatih dengan menutup diri? Apakah bisa dengan cara itu? Tidak bisa. Buddha ingin kita membersihkan noda batin.Untuk membersihkan batin, apakah bisa dengan menggunakan air? Bisa? Tidak bisa, kita memerlukan air Dharma. Meski terus mencuci tubuh hingga kulitnya menjadi rusak, air tetap tidak dapat masuk ke dalam hati. Singkat kata, kita memerlukan air Dharma dan inti sari Dharma.

Kita harus menggunakan air Dharma untuk membersihkan noda batin kita, untuk membersihkan noda batin kita,sedangkan untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan,kita memerlukan inti sari Dharma. Dengan air Dharma, kita membersihkan noda batin, sedangkan dengan menyerap inti sari Dharma, barulah kita bisa menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Dari mana inti sari Dharma itu berasal? Kita harus terjun ke tengah masyarakat karena mazhab Tzu Chi merupakan Jalan Bodhisatwa di dunia, artinya kita harus mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita,dan keseimbangan batin di tengah masyarakat.

Kita harus mempraktikkan cinta kasih,welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Kita harus mengasihi semua makhluk. Kita harus bersumbangsih dengan hati penuh sukacita. Dalam sumbangsih di tengah masyarakat,setiap orang bagaikan Sutra hidup. Kita harus belajar dari setiap pengalaman orang lain. Kita dapat melihat ajaran yang dibabarkan oleh Buddha terdapat dalam diri setiap orang. Menyadari berkah setelah melihat penderitaan;membangkitkan kebijaksanaan saat menghadapi kesulitan, inilah inti sari Dharma yang sesungguhnya.

Jadi, Sutra menunjukkan jalan,dan jalan harus dipraktikkan. Jadi, apa jalan yang harus kita praktikkan? Apa yang harus giat kita praktikkan? ”Ajaran Jing Si,”ujar relawan. ”Benar,” jawab Master.

Ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran. Ajaran Jing Si adalah jalan yang kita bentangkan berdasarkan ajaran Buddha. Jadi, ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran.Kita harus menapaki jalan ini dengan baik. Mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa yang dipraktikkan di tengah masyarakat. Benar. Jika tidak terjun ke tengah masyarakat,tiada orang yang akan percaya kita telah melatih diri dengan baik.

Kita harus berada di tengah masyarakat. Saat orang lain merasa pelatihan diri kita sangat baik, barulah kita sunggguh-sungguh melatih diri. Jika tidak terjun ke tengah masyarakat dan selalu mengasingkan diri,orang lain tidak akan menyakiti kita dan kita juga tidak akan menyakiti orang lain.

Akan tetapi,jika selalu mengasingkan diri, meski kita tidak akan menyakiti orang lain, tetapi kita juga tak akan menjalin jodoh dengan orang lain.Karena itu, kita harus mengerti untuk mendekatkan diri dengan orang lain dan turut memikul tanggung jawab atas dunia. Buddha datang ke dunia demi umat manusia.

Ketahuilah bahwa Buddha datang ke dunia demi satu tujuan penting, yaitu membuka hati semua makhluk dan menunjukkan jalan untuk disadari dan diselami. Karena itu, kita harus mendalami ajaran Buddha dan menyerapnya ke dalam hati. Kita harus membangkitkan kesadaran. Setelah menyerap Dharma ke dalam hati, kita harus mempraktikkannya lewat tindakan nyata.

Misi kita yang terbesar sekarang adalah membimbing semua umat manusia agar menyelaraskan hati. Dengan demikian, barulah empat unsur alam bisa berjalan dengan selaras. Dengan hati yang damai, manusia akan berinteraksi dengan harmonis. Saat setiap orang berinteraksi dengan harmonis,mereka akan saling mengasihi. Saat setiap orang saling mengasihi, barulah kita bisa menginspirasi orang di seluruh dunia untuk mengemban satu misi yang sama.

Baiklah. Bodhisatwa sekalian,kini perahu cinta kasih telah berlayar. Janganlah kita membiarkannya terhenti. Semoga kalian bisa selalu melangkah dengan giat dan bersemangat. Ini demi menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kalian, bukan demi membuat saya tenang. Sesungguhnya, ini demi pelatihan diri kalian. Kita harus terus giat dan bersemangat. Saya mendoakan kalian dengan tulus. Semoga kalian bisa terus mendalami Dharma serta giat mengembangkan berkah dan kebijaksanaan. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou)

 
 
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -