Suara Kasih: Menghargai Semua Makhluk

Judul Asli:

 

  Menghargai Semua Makhluk

 

Semua makhluk memiliki hakikat Kebuddhaan
Melindungi makhluk hidup dan menghargai segala materi
Menyimak kisah pertobatan masa kini
Mengubah noda batin menjadi Bodhicitta

"Saat baru bergabung dengan Tzu Chi, saya masih sering mengonsumsi daging. Saya tak bervegetarian," kata seorang relawan. Saya berkata padanya, "Kamu tidak muda lagi, bervegetarianlah seperti saya. Bervegetarian sangatlah bagus bagi kesehatan keluarga dan bumi kita. Tapi ia meminta saya tak mencampuri urusannya," kata istrinya yang juga relawan Tzu Chi. Kita dapat melihat dan mendengar bahwa penyelaman Sutra Pertobatan telah membuat hati setiap orang menyatu dengan Dharma. Saya merasa sangat tenang melihat hal ini. Setiap orang pernah melakukan kesalahan tanpa terkecuali. Kita sungguh harus merenung apakah dalam berinteraksi dengan sesama, kita pernah berselisih paham sehingga timbul rasa benci dalam hati. Kita harus menginstrospeksi diri apakah pernah bersalah terhadap sesama maupun makhluk lain. Ada beberapa wujud makhluk hidup di bumi ini dan manusia memperlakukan mereka secara kejam dengan membunuh dan memakan dagingnya.

Manusia menciptakan karma buruk ini tanpa sadar dan hal ini sangat sering terjadi. Saat penyelaman Sutra Pertobatan dimulai, saya berkata agar setiap orang merenung dan merefleksi diri. Janganlah berkata, "Saya tak pernah melakukan kesalahan, mengapa harus bertobat?" Sebagian orang sangat yakin bahwa mereka tak pernah berbuat salah. Saya pun berkata lagi, "Cobalah ingat masa kecil kalian, tidakkah kalian pernah mempermainkan dan menyakiti serangga atau hewan kecil?" Meski hanya bermain-main, namun hewan kecil itu akan merasa tersiksa. Buddha berkata bahwa semua makhluk memiliki hakikat Kebuddhaan. Mereka terlahir sebagai hewan akibat karma yang mereka ciptakan sendiri di kehidupan lampau. Terlahir di alam hewan adalah buah dari karma buruk mereka.

 

Sesungguhnya, hubungan orang tua dengan anak juga ditentukan oleh hukum karma. Contohnya, ada orang tua yang baik, namun anak-anak mereka tak patuh dan suka memberontak sehingga mereka merasa tersiksa. Singkat kata, setiap keluarga memiliki masalahnya masing-masing dan masalah ini timbul karena adanya hukum karma. Bila senantiasa menjalin jodoh yang baik, maka orang tua yang baik akan memiliki anak-anak yang baik pula. Meski kehidupannya serba sulit, mereka akan selalu merasa bahagia. Sementara ada keluarga berada yang hidupnya selalu penuh tekanan.

 

Anak-anak mengeluh bahwa orang tua mereka memberikan banyak tekanan, karena itu mereka memberontak. Namun sesungguhnya, buah karmalah yang menentukan baik tidaknya hubungan orang tua dengan anak. Hal ini akan menciptakan siklus yang terus berputar tanpa henti. Kita terus menciptakan karma buruk, karena itu segeralah sadar akan adanya hukum karma.

Bertobatlah atas segala niat buruk yang timbul terhadap orang lain. Kita telah tahu akan empat karma yang diciptakan melalui ucapan. Nafsu makan kita juga dapat menciptakan karma buruk. Tadi kita telah mengulas bahwa sewaktu kecil kita mungkin pernah bermain-main dengan hewan-hewan kecil dan membunuhnya secara tak sengaja. Kini kita juga harus sadar bahwa memakan daging hewan juga menciptakan karma buruk, sama seperti orang yang membunuhnya. Jadi, yang membunuh hewan dan yang memakan dagingnya sama-sama menciptakan karma buruk.

 

Karena itu, segeralah sadar. Buddha datang ke dunia agar semua makhluk sadar akan kebenaran. Namun hingga sekarang, makhluk hidup tak juga sadar. Buddha terus menunggu kita sejak lebih dari 2.000 tahun lalu. Beliau telah menyadari penderitaan hidup dan ketidaksetaraan dalam dunia ini. Beliau melatih diri dengan menghadapi berbagai rintangan. Pelatihan diri ini membutuhkan kesabaran. Dalam melatih diri, kita harus mempraktikkan Enam Paramita. Bagi makhluk awam yang ingin memperoleh pencerahan, mereka harus melatih diri yang dimulai dengan berdana.

Buddha berharap semua orang dapat berdana. Salah satu dana adalah dana Dharma agar semua orang dapat memahami kebenaran, membuka hati, dan menumbuhkan kebijaksanaan sehingga mereka paham bahwa karma buruk bersumber dari nafsu keinginan.

Sebersit niat buruk dalam hati adalah sumber dari karma buruk yang kita ciptakan. Buddha menggunakan berbagai metode yang sesuai dengan kondisi orang-orang umumnya, agar mereka dapat menerima dan memahami Dharma. Inilah dana Dharma. Dharma tak hanya dibabarkan oleh Buddha, para murid-Nya pun terus mewariskannya. Semua orang dapat membabarkan Dharma. Kita sungguh berada dalam lautan Dharma dan banyak ajaran yang dapat kita pelajari. Kita harus segera menjalankan kapal Dharma dan membebaskan orang dari lautan noda batin. Semoga semua orang dapat menyeberang ke pantai kebahagiaan dan senantiasa bermandikan air Dharma. Dengan sukarela kita terjun ke lautan noda batin demi membebaskan orang dari penderitaan agar noda batin berubah menjadi pencerahan dan semua orang dapat menjadi Buddha. Kita sungguh harus mengubah hati setiap orang agar mereka dapat tersadarkan dan dapat menginspirasi orang lain maupun makhluk hidup lain.

Kita harus memulainya dari diri sendiri dengan tidak menjalin jodoh buruk dengan makhluk lain. Jadi, kendalikanlah nafsu makan. Inilah hal yang paling penting. Segeralah sadar dan janganlah lagi ciptakan karma buruk. Para Bodhisatwa sekalian, hendaknya kalian sering menyaksikan Da Ai TV dan menyimak kisah pertobatan orang lain. Kisah pertobatan mereka sama seperti kisah yang tertulis dalam Sutra Agama maupun Sutra Dharmapada. Kisah-kisah pertobatan ini sangat serupa. Meskipun singkat, kisah-kisah ini sangat inspiratif.

Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -