Suara Kasih: Menyadari Hakikat Kebuddhaan

.
 

Judul Asli:

 

Membimbing Setiap Orang untuk Menyadari Hakikat Kebuddhaan

      

Memberikan bantuan dana pendidikan bagi anak-anak di daerah pedalaman
Cinta kasih membuat kehidupan manusia harmonis
Membimbing para pengusaha untuk bersama-sama mengemban misi amal
Membimbing setiap orang untuk menyadari hakikat kebuddhaan

Saya sungguh sedih melihatnya. Bulir-bulir padi itu terlihat sangat berisi, namun akibat badai dan hujan lebat, semuanya menjadi rebah. Saya sungguh sedih melihatnya. Tak hanya para petani yang mengalami kerugian, sesungguhnya kita juga terkena dampaknya karena padi-padi yang ditanam petani itu akan dijual ke pasar untuk menopang kehidupan setiap keluarga. Karena itu, kita juga harus memerhatikan bidang pertanian. Jika petani mengalami kerugian, rakyat juga akan mengalami kerugian.

Belakangan ini, kita juga sering melihat laporan berita tentang krisis bahan pangan di Korea Utara. Sebagian besar warga di sana hidup dalam kondisi kekurangan, entah bagaimana kita bisa membantu mereka. Yang paling mengkhawatirkan adalah kondisi iklim dan masalah politik di negara itu. Kedua hal tersebut telah mengakibatkan warga setempat mengalami penderitaan yang tak terhingga. Ketidakselarasan iklim terjadi bermula dari batin manusia. Jika batin manusia bisa lebih selaras dan lebih banyak memikirkan kesejahteraan warga dan negara, maka alangkah baiknya. Inilah yang disebut benar-benar mengasihi semua orang dan bumi. Setiap orang hendaknya  mengasihi diri sendiri dan orang lain. Dengan demikian, secara alami kita akan memperoleh berkah. Melihat warga di Korea Utara selalu hidup di tengah kondisi kelaparan, saya sungguh tidak sampai hati.

Kita dapat melihat di mana pun insan Tzu Chi berada, tempat itu selalu penuh kehangatan. Baik di Tianjin, Guangdong, maupun Heping, insan Tzu Chi  memberikan bantuan dana pendidikan bagi anak-anak yang membutuhkan. Selain itu, insan Tzu Chi juga membimbing anak-anak agar memahami kerja keras orang tua mereka dan berbagi dengan mereka agar jangan takut hidup kekurangan. Asalkan belajar dengan giat, mereka dapat terbebas dari kemiskinan dan menjadi orang yang bisa membantu sesama. Membantu orang lain adalah hal yang paling membahagiakan. Jadi, insan Tzu Chi membantu anak-anak  agar bisa mengenyam pendidikan, memiliki tata krama dalam keseharian, serta mengimbau mereka untuk bervegetarian, melindungi bumi, menghemat energi, dan mengurangi emisi karbon, serta melakukan kegiatan daur ulang. Mereka menerapkan budaya humanis Tzu Chi dalam membimbing anak-anak. Kita dapat melihat anak-anak itu menerima bimbingan insan Tzu Chi serta mengerti untuk bersyukur.

Demikian pula di Taiwan. Di daerah Zhongli, Taoyuan, ada seorang ibu berkewarganegaraan Indonesia. Sepuluh tahun yang lalu, suaminya meninggal dunia akibat penyakit kanker. Demi membesarkan tiga orang anaknya, dia harus bekerja dengan keras Dari sekolah anaknya, insan Tzu Chi mengetahui kasus ini dan ingin membantunya. Akan tetapi, ibu ini enggan menerima bantuan Tzu Chi. Mengapa? Karena dia khawatir setelah insan Tzu Chi membantu membersihkan rumahnya, insan Tzu Chi akan meminta bayaran, sedangkan dia tidak memiliki uang.

”Kami berkata padanya bahwa kami akan membantu mengecat rumahnya tanpa biaya apa pun. Kami ingin membantunya dengan ikhlas. Setelah mendengar penjelasan itu, dia pun merasa lega dan setuju untuk kami bantu. Jadi, insan Tzu Chi membantu membersihkan rumahnya dengan sangat bersih membersihkan rumahnya serta membantunya mengecat rumah,” ucap seorang relawan.
 
Ibu itu merasa sangat senang dan menyadari bahwa di dunia ini ada organisasi yang begitu baik yang bersedia membantunya tanpa syarat dan penuh cinta kasih. Inilah cara insan Tzu Chi berkontribusi. Orang yang selalu membantu sesama tanpa mengharapkan pamrih adalah Boshisatwa dunia. Meski di dunia ini insan Tzu Chi adalah manusia awam, namun batin mereka telah melampaui batin manusia awam. Insan Tzu Chi mengasihi semua makhluk dan memiliki perasaan senasib sepenanggungan. Mereka menganggap setiap orang di dunia ini bagaikan keluarga sendiri. Saat mengetahui adanya orang yang hidup dalam penderitaan, mereka segera bergerak untuk membantu. Ini bukan hanya bisa dilakukan oleh orang berada. Selama memiliki niat baik, setiap orang bisa melakukannya. Bukan hanya orang sehat saja yang bisa melakukannya, asalkan memiliki niat baik dan cinta kasih, setiap orang bisa bersumbangsih. Ini adalah kehidupan yang paling kaya.

Kita dapat melihat kini di seluruh dunia terdapat banyak orang berada. Banyak pengusaha yang mengembangkan usaha hingga ke dunia internasional. Inilah kekuatan mereka. Jika mereka bisa menggunakan kekuatan mereka untuk bersumbangsih dengan sungguh-sungguh, maka akan bisa membantu banyak orang. Jika setiap orang bisa membangkitkan hati Boshisatwa dan bergerak untuk berkontribusi, maka bisa membantu banyak orang di dunia. Kita melihat sekelompok pengusaha yang telah membangkitkan welas asih di dalam batin mereka serta terus bergerak untuk mencurahkan cinta kasih. Mereka bahkan pergi ke luar negeri untuk berbagi pengalaman. ”Kami berharap bisa berbagi pengalaman serta sukacita dalam Dharma kepada para pengusaha di Malaysia agar kami bisa bersama-sama berkontribusi. Dengan hanya menyumbangkan waktu dan tenaga, kita akan menciptakan perbedaan yang besar,” ucap seorang relawan.

Segala sesuatu yang mereka lakukan telah menginspirasi banyak orang. Karena itu,  ada banyak pengusaha dari Malaysia yang datang ke Taiwan untuk lebih memahami Tzu Chi. Semoga dengan menyebarnya benih cinta kasih ini, ladang batin setiap orang bisa menjadi kaya secara spiritual. Semoga benih cinta kasih yang telah tertanam di ladang batin setiap orang bisa bertunas dan bertumbuh hingga menghasilkan lebih banyak benih cinta kasih. Janganlah seperti bulir-bulir padi yang telah berisi tadi, namun rebah begitu saja sehingga mengakibatkan gagal panen.

Semoga di dalam batin setiap orang terdapat ladang yang subur. Kita harus mencabut  “rumput-rumput liar” di dalam batin. Dengan menyebarkan benih-benih cinta kasih, barulah kita berkesempatan  untuk menciptakan berkah bagi umat manusia. Jika orang berada bersedia bersedia memberi manfaat bagi sesama dan bersedia menggarap ladang berkah, maka kesempatan orang yang menderita untuk memperoleh bantuan akan lebih besar.

Kita dapat melihat para pengusaha di Malaysia sangat bersungguh hati mengadakan pertunjukan tentang semangat Mahabhiksu Jian Zhen. Para nyonya muda juga membawakan pertunjukan isyarat tangan “Mewujudkan Mimpi”. Mereka berharap impian mereka bisa tercapai, yaitu menjadi Boshisatwa dunia dan menjadi orang berada yang juga kaya secara spiritual. Boshisatwa dunia sangatlah diperlukan. Para pengusaha di Malaysia menjalani latihan secara berulang kali. Mereka berkata bahwa mencari uang sangat mudah, namun menjalani latihan sangat sulit. Ya. Sangat mudah bagi mereka untuk mencari uang karena mereka telah menanam berkah pada kehidupan lampau. Akan tetapi, untuk mementaskan pertunjukan yang indah seperti itu, mereka harus mengembangkan berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan. Dengan membangkitkan ketulusan dan kebaikan hati saat menjalani latihan, barulah mereka bisa menampilkan pertunjukan yang sangat indah.

Melihat itu, saya merasa bahwa dunia ini masih ada harapan karena masih ada banyak orang berada yang penuh cinta kasih dan kaya secara spiritual. Jika mereka bisa bergerak untuk membantu, orang yang hidup menderita di dunia ini akan lebih memiliki berkah. Baiklah. Singkat kata, kita harus memanfaatkan setiap kesempatan dan waktu sebaik mungkin untuk bersumbangsih bagi orang yang membutuhkan dan berdoa bagi dunia dengan penuh ketulusan hati. Tadi kita telah melihat sebuah angin topan telah terbentuk dan mungkin akan mengarah ke Jepang. Kita juga harus meningkatkan kewaspadaan. Diterjemahkan oleh: Lourencia Lou.

 
 
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -