Suara Kasih: Menyadarkan Diri Sendiri dan Orang Lain

 

 

Judul Asli:

Melihat Hakikat Sejati Setelah Membersihkan Kegelapan Batin

Menyadarkan diri sendiri dan orang lain
Berpegang teguh pada tekad hingga masa yang tak terhingga
Menghormati semua makhluk dengan cinta kasih yang setara
Berdoa semoga semua makhluk hidup tenteram dan bahagia

Ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran, mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisattwa di dunia. Ajaran Jing Si bertujuan untuk melatih kita agar setiap orang memiliki kondisi batin yang hening dan jernih, tekad yang luhur dan luas serta tak tergoyahkan dalam masa tak terhingga. Berbagai metode Dharma sudah terpampang di hadapan, memperoleh kebijaksanaan agung dan memahami segala kebenaran. Empat kalimat pertama dari Sutra itu adalah semangat inti dari ajaran Jing Si kita. Tujuannya adalah agar setiap orang bisa kembali pada hakikat kebuddhaan. Buddha datang ke dunia demi membimbing semua makhluk agar menyelami pengetahuan dan pandangan-Nya. Untuk menyelami pengetahuan dan pandangan Buddha, kita harus memiliki kondisi batin yang hening dan jernih. Pada dasarnya, setiap orang memiliki sifat hakiki yang jernih dan murni. Karena itu disebut “kondisi batin yang hening dan jernih, tekad yang luhur dan luas”. Kita harus mempertahankan hati yang jernih dan murni ini sebaik mungkin. Kita harus selalu ingat bagaimana perasaan kita saat pertama kali melihat Tzu Chi, saat pertama kali mendengar Dharma, hingga saat memutuskan untuk bergabung dengan Tzu Chi. Tekad awal ini harus kita pertahankan hingga masa yang tak terhingga. Kita harus memiliki keyakinan benar agar bisa melihat berbagai metode Dharma yang terpampang di hadapan kita. Setelah memahami Dharma, kita harus menjaga hati dengan baik. Selain menjaga hati dengan baik dan berpegang teguh pada tekad, kita juga harus terjun ke tengah masyarakat. Setelah terjun ke tengah masyarakat, kita bisa melihat berbagai metode Dharma terpampang di hadapan kita. Tanpa melewati masalah, kebijaksanaan kita tak akan bertumbuh. Inilah cara kita melatih diri.

Buddha datang ke dunia demi membimbing kita menapaki Jalan Bodhisattwa dan mengajari kita bagaimana cara menjadi Bodhisattwa. Dalam menapaki Jalan Bodhisattwa, kita harus menyadarkan diri sendiri sekaligus menyadarkan orang lain. Kita harus melatih diri dan membimbing orang lain untuk melatih diri. Inilah yang disebut berbagai metode Dharma karena setiap orang adalah Sutra hidup. Karena itu, di dalam organisasi yang besar ini, kita semua harus saling belajar dan menyemangati. Selain mendengar kisah dari orang lain, kita juga harus terjun ke tengah masyarakat untuk belajar dari penderitaan orang lain. Misi Bodhisattwa adalah melenyapkan penderitaan semua makhluk. Di tengah orang banyak terdapat banyak metode Dharma. Lewat sumbangsih di tengah masyarakat, kita bisa bertemu banyak orang dan memahami banyak hal. Dengan lebih sering mendengar Dharma, kita bisa memperoleh banyak pemahaman. Jika setiap hari kalian mendengar Lentera Kehidupan atau Sanubari Teduh, saya yakin setelah terjun ke tengah masyarakat, kalian bisa menyadari bahwa setiap orang dan hal yang kita temui adalah bahan pelajaran untuk kita dengar dan renungkan. Setelah mendengar Dharma, kita harus merenungkannya dan setelah itu, kita harus mempraktikkannya lewat tindakan. Setelah mempraktikkan Dharma, kita akan semakin memahami dan melihat bukti nyata dari ajaran Buddha bahwa kehidupan ini adalah penderitaan. Jadi, lewat orang, hal, dan segala sesuatu, kita bisa membuktikan ajaran Buddha, yaitu semua orang bisa menjadi Buddha.

Setiap orang bisa kembali pada hakikat Buddha yang jernih dan murni. Semoga setiap orang bisa giat mendalami ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi. Setiap pagi, saya sama dengan semua orang di Griya Jing Si, sudah harus bangun pukul 3.50 pagi untuk memulai hari yang baru. Saya akan memberikan ceramah pagi untuk berbagi Dharma dengan banyak orang. Setelah itu, saya sarapan dengan terburu-buru demi mengejar waktu untuk menonton siaran berita pagi. Sebelum siaran berita pagi, ada program Bodhisattwa Akar Rumput. Tentu saja, saya tidak melihat awal acara dari program Bodhisattwa Akar Rumput karena saya masih berada di ruang makan.

Akan tetapi, saya sangat ingin menyaksikan program tersebut karena para Bodhisattwa daur ulang memberikan banyak inspirasi kepada saya. Mereka memberi saya semangat untuk menjalani satu hari. Di dalam program itu, saya melihatbanyak relawan daur ulang  yang sudah berusia 90-an tahun, 80-an tahun,dan 70 tahun lebih. Mereka semua tidak lebih muda dari saya. Mereka telah bekerja keras seumur hidup. Meski kini telah berusia lanjut, mereka tetap tidak berhenti. Mereka bekerja kerasdan tak gentar oleh terpaan angin dan hujan demi melindungi bumi dan demi menyambut imbauan saya. Mereka melakukan pelestarian lingkungan karena tahu kegiatan ini sangat baik. Melihat mereka begitu bekerja keras, bagaimana boleh saya bermalas-malasan? Jika saya bermalas-malasan, saya akan merasa bersalah pada mereka, juga kepada kalian semua. Karena itu, saya harus lebih tekun dan bersemangat. Demikianlah perasaan saya saat menonton program Bodhisattwa Akar Rumput. Apakah kalian merasakan hal yang sama saat menyaksikan program Lentera Kehidupan?

Bodhisattwa sekalian, setiap satu hari berlalu, Setiap hari saya berkata, “Hari ini, waktu saya berkurang satu hari lagi. Setelah tahun ini, waktu saya berkurang satu tahun lagi.” Usia kehidupan kita terus berkurang, tetapi segala tabiat buruk masih terus mengikuti kita. Setelah mempelajari ajaran Buddha, kita harus sangat meyakini hukum sebab akibat. Saya selalu memberi tahu kalian bahwa doa kita yang tulus bisa menjangkau para Buddha, Bodhisattwa, dan semua Makhluk Pelindung Dharma. Suara hati kita yang tulus pasti bisa terdengar oleh Mereka. Jadi, kita jangan hanya membangkitkan ketulusan saat akan mengikuti Tzu Chi atau bervegetaris hanya jika diminta saja. Setelah kegiatan berakhir, jika kita kembali lagi seperti semula, maka ini berarti tabiat buruk kita masih ada. Jika kalian rutin menyaksikan program Lentera Kehidupan, kalian pasti sering mendengar saya berkata bahwa hewan-hewan sekarang diternak dengan cara yang tidak sehat. Pakan hewan sudah dicampur dengan bahan kimia. Jika mengonsumsi daging hewan yang tidak sehat, apakah itu baik bagi kesehatan tubuh kita? Tentu saja tidak baik. Terlebih lagi, semua makhluk hidup adalah setara. Manusia hanyalah salah satu jenis makhluk hidup. Akan tetapi, hanya manusialah yang bisa mempelajari ajaran Buddha dan berkemampuan untuk menciptakan berkah.

Bodhisattwa sekalian, setiap satu hari berlalu, Setiap hari saya berkata, “Hari ini, waktu saya berkurang satu hari lagi. Setelah tahun ini, waktu saya berkurang satu tahun lagi.” Usia kehidupan kita terus berkurang, tetapi segala tabiat buruk masih terus mengikuti kita. Setelah mempelajari ajaran Buddha, kita harus sangat meyakini hukum sebab akibat. Saya selalu memberi tahu kalian bahwa doa kita yang tulus bisa menjangkau para Buddha, Bodhisattwa, dan semua Makhluk Pelindung Dharma. Suara hati kita yang tulus pasti bisa terdengar oleh Mereka. Jadi, kita jangan hanya membangkitkan ketulusan saat akan mengikuti Tzu Chi atau bervegetaris hanya jika diminta saja.

Setelah kegiatan berakhir, jika kita kembali lagi seperti semula, maka ini berarti tabiat buruk kita masih ada. Jika kalian rutin menyaksikan program Lentera Kehidupan, kalian pasti sering mendengar saya berkata bahwa hewan-hewan sekarang diternak dengan cara yang tidak sehat. Pakan hewan sudah dicampur dengan bahan kimia. Jika mengonsumsi daging hewan yang tidak sehat, apakah itu baik bagi kesehatan tubuh kita? Tentu saja tidak baik. Terlebih lagi, semua makhluk hidup adalah setara. Manusia hanyalah salah satu jenis makhluk hidup. Akan tetapi, hanya manusialah yang bisa mempelajari ajaran Buddha dan berkemampuan untuk menciptakan berkah.

Karena itu, Buddha berkata bahwa hanya di alam manusialah, kita bisa mencapai kebuddhaan. Hanya di alam manusia ada Tiga Permata, yakni Buddha, Dharma, dan Sangha. Terlahir sebagai manusia, kita hendaknya mendengar Dharma dengan sepenuh hati. Selain mendengar Dharma, kita juga harus mempraktikkannya. Setelah mendengar Dharma, kita harus mengubah segala tabiat buruk. Kita harus terus melatih diri hingga hati kita menjadi sangat lapang dan penuh cinta kasih. Dengan adanya cinta kasih, barulah kita bisa bersumbangsih bagi dunia. Harapan kita adalah semua orang hidup damai, tenteram, dan bahagia. Untuk itu, kita harus memiliki hati yang lapang. Janganlah kita hanya mengejar ketenteraman dan kebahagiaan sendiri. Tidak. Yang harus kita kejar adalah ketenteraman dan kebahagiaan semua makhluk di dunia. Jika ingin menciptakan ketenteraman dan kebahagiaan bagi semua makhluk di dunia, kita hendaknya menghormati kehidupan. Kita harus bersumbangsih dengan rasa hormat terhadap semua makhluk.

(Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia )

(Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou )

 
 
Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -