Suara Kasih: Merendahkan Hati

.
 

Judul Asli:

 

Mengenang kerja Sama Setiap Orang dalam Proses Pembangunan Rumah Sakit

      

Merendahkan hati untuk turut bersumbangsih
Para relawan bekerja sama menggarap proyek pembangunan rumah sakit
Mengobati penyakit batin pasien dengan kata-kata yang baik
Menjalani latihan dengan harmonis demi menampilkan nilai keindahan dan kebajikan

Tanggal 8 Mei merupakan ulang tahun ke-7 RS Tzu Chi Taipei. Saat melihat rumah sakit yang indah ini, kita pasti akan teringat belasan tahun lalu, saat peletakan batu pertama rumah sakit, tepatnya tahun 1999. Terjadinya gempa dahsyat 21 September tahun itu mengingatkan kita bahwa bangunan rumah sakit haruslah tahan gempa. Karenanya, pascagempa 21 September 1999, kita segera mendesain ulang keseluruhan gambar dan struktur rumah sakit agar dapat tahan terhadap gempa. Jadi, RS Tzu Chi di Taipei sangatlah aman. pembedahan tetap dapat berjalan lancer tanpa ada pengaruh berarti. Saat sedang terjadi gempa, Inilah perencanaan ulang yang dijalankan pascagempa tahun 1999.

Tanggal 8 Mei tahun 2005 lalu, RS Tzu Chi Taipei diresmikan. Sebelum rumah sakit beroperasi, tim Tzu Cheng dan anggota komite lainnya turut membantu membersihkan rumah sakit. Beberapa hari lalu, insan Tzu Chi dari Xindian dan Wenshan kembali ke Griya Jing Si untuk berbagi. Saat pembangunan hampir rampung, membersihkan, dan lain-lain. banyak relawan bergerak mendekorasi, Kita melihat Relawan Zhang mewakili tim Tzu Cheng untuk berbagi. Setelah pembangunan rampung, saluran air dan selokan harus dibersihkan.

Mereka merangkak ke dalam untuk membersihkannya. Setelah mendengar Relawan Zhang berbagi, saya merasa sungguh tersentuh. Bayangan ini terus terlintas di benak saya. Masih ada banyak lagi pengusaha dan kepala departemen yang merendahkan hati mereka untuk membantu membersihkan toilet. Mereka melakukan apa yang bisa dilakukan. Baik pengusaha di masyarakat maupun pejabat pemerintah, mereka memiliki pandangan kesetaraan yang penuh welas asih serta bersumbangsih tanpa pamrih dan penuh cinta kasih. Untuk membuang ego dan keakuan, sungguh bukanlah hal yang mudah.

Saya sungguh berterima kasih kepada seseorang yang hingga kini belum menunjukkan dirinya. Saat itu, dia menjual tanahnya dengan harga yang sangat rendah kepada Tzu Chi. Saya sungguh berterima kasih kepadanya. Berkat cinta kasih dan sumbangsihnya yang tanpa pamrih, RS Tzu Chi Taipei bisa berdiri untuk melindungi kehidupan dengan penuh cinta kasih. Ini sungguh merupakan  ladang pelatihan diri yang sangat agung. Di RS Tzu Chi Taipei, kita dapat melihat para dokter dan perawat bekerja dengan semangat melatih diri. Mereka senantiasa bersumbangsih tanpa pamrih dan bekerja dengan sangat keras. Mereka menganggap pasien  bagaikan keluarga sendiri. Mereka berusaha menyembuhkan penyakit pasien serta membantu meringankan penderitaannya. Mereka juga berbagi Dharma dengan pasien.

Kepala RS Chao sangat bersungguh hati. Awalnya, dia berkata kepada saya bahwa dia berharap seluruh staf di RS Tzu Chi dapat memahami semangat Tzu Chi sambil bekerja. Sambil bekerja, mereka bisa mendengarkan Dharma. Tak disangka, para pasien yang berada di ruang tunggu dan yang tengah dirawat inap juga turut mendengarkan Dharma. Para dokter dan perawat juga demikian. Mereka selalu menggunakan Dharma dan budaya humanis Tzu Chi dalam menjalankan tugas mereka. Tim medis di seluruh rumah sakit selalu mempraktikkan Dharma dalam tindakan nyata.

Selain memberikan pelayanan medis, dokter juga harus merogoh kocek sendiri untuk berbagi dengan pasien atau keluarga pasien demi menyelesaikan permasalahan mereka. Selain mengobrol dengan mereka, dokter juga memberikan Kata Perenungan Jing Si agar setiap orang dapat menyerap perkataan yang baik dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. “Melepaskan noda batin dan kerisauan saat ini adalah pembebasan terbesar. Kita harus melepaskan kerisauan, tetapi makanan bergizi tak boleh dilepaskan, olahraga juga tak boleh ditinggalkan. Master pernah berkata bahwa penyakit fisik yang menyerang manusia hanyalah 30 persen, sedangkan 70 persennya adalah penyakit pikiran. Untuk sebagian pasien, 80 hingga 90 persen penyakit mereka mungkin disebabkan oleh pikiran. Saat kita menggunakan Kata Perenungan Jing Si dan ajaran Buddha untuk berinteraksi dengan para pasien, mereka mungkin akan terinspirasi oleh ajaran Buddha dan Kata Perenungan Jing Si ini sehingga pola pikir mereka dapat berubah,” ucap seorang dokter.

Banyak dokter senantiasa melindungi kehidupan dan menjaga kesehatan batin dan fisik pasien dengan penuh cinta kasih. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Jadi, menjaga kesehatan diri sendiri sangatlah penting. Selain mengandalkan dokter dan para perawat  yang merawat dengan cinta kasih di kala sakit, kita juga harus menjaga kesehatan diri sendiri. Karenanya, saat berpergian, kita harus berhati-hati.

Beberapa hari lalu, sekitar pukul 1.30 siang waktu Taiwan, terjadi sebuah kecelakaan di Terowongan Xueshan di Yilan. Saya sungguh sedih melihatnya. Singkat kata, insiden ini terjadi karena orang tidak berhati-hati. Terlebih lagi, jalur ini dianggap lebih praktis sehingga dipilih banyak orang. Meski ada lampu di dalam terowongan, setiap orang berkendara dengan kecepatan tinggi. Saat terjadi kejadian seperti itu, maka akibatnya sungguh tidak terbayangkan. Sungguh, setiap orang harus berhati-hati saat berpergian dan menyelaraskan batin dengan sebaik mungkin Hari Ibu, Hari Kelahiran Buddha, dan Hari Tzu Chi Sedunia yang akan kita peringati sudah semakin dekat.

Beberapa hari ini, di Chiang Kai-shek Memorial Hall, banyak orang yang menjalani latihan di bawah teriknya matahari. Mereka sungguh bekerja keras. Tak hanya berlatih dengan susah payah, di tempat yang luas tersebut, Relawan Ci Yue harus berbicara dengan suara yang keras agar setiap orang dapat mendengarnya. Sungguh penuh kesulitan. Berdiri di bawah terik matahari saja adakalanya kita merasa tidak tahan, apalagi para anggota panitia yang harus datang lebih awal untuk mendekorasi lokasi, membantu merapikan barisan, dan lain-lain.

Mereka sungguh bekerja keras di bawah teriknya matahari. Kita berharap cuaca di hari Minggu nanti dapat bersahabat. Kita harus mawas diri dan berdoa dengan tulus semoga tanggal 13 Mei nanti angin dapat bertiup sepoi-sepoi dan tidak turun hujan. Ini bergantung pada ketulusan setiap orang. Kita harus saling berterima kasih. Saya sangat berterima kasih kepada setiap orang yang berdiri mantap di posisinya masing-masing demi membentuk logo yang indah dan rapi. Saya juga berterima kasih kepada setiap orang yang telah turut membantu di sana dengan penuh kesungguhan hati.

Akan ada 3 sesi upacara pemandian rupang Buddha yang masing-masing dihadiri 10.000 orang lebih. Kita harus menggenggam waktu dengan tepat dan tidak keluar dari jadwal yang ditentukan. Setiap orang telah bekerja keras. Karenanya, kita harus saling bersyukur. Yang terpenting adalah kita harus berdoa dengan hati yang tulus semoga acara pada hari itu bisa berjalan lancar agar kebenaran, kebajikan, dan keindahan serta semangat agama bisa kita tampilkan. Agama yang saya maksud bukan hanya agama Buddha. Sesungguhnya, saya berharap setiap orang memeluk agama sebagai tuntunan hidup yang benar.

Di dunia ini, bagaimana cara menyelaraskan batin manusia? Jika batin setiap orang dapat selaras, kita akan dapat bekerja sama dengan harmonis. Dengan demikian, kita akan melihat wujud kebenaran tertinggi, yakni kebenaran  yang paling benar, paling bajik, dan paling indah. Akan tetapi, tanpa keselarasan, bagaimana kita bisa membawa nilai kebenaran, bagaimana kita bisa menampilkan nilai kebenaran, kegigihan, dan kerja sama yang harmonis agar dapat terwujud dan terlihat? Setiap orang harus bersatu hati untuk menampilkan nilai keindahan ini. Inilah yang paling bajik. Melihat setiap orang berdiri  di bawah matahari yang terik, saya merasa sungguh tidak tega. Akan tetapi, setiap orang telah bekerja keras demi menampilkan nilai kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Saya sungguh merasa tersentuh. Diterjemahkan oleh: Lourencia Lou.

 
 
Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -