Suara Kasih: Sekuat Tenaga Memberi Bantuan

 

 

Judul Asli:

Berusaha Segenap Tenaga untuk Memberikan Bantuan

Bencana alam dan bencana akibat ulah manusia mendatangkan penderitaan bagi manusia
Berusaha segenap tenaga untuk memberikan bantuan
Menerjang badai salju demi menyalurkan bantuan di Pesisir Timur Amerika Serikat
Mengadakan kelas pelatihan demi menggalang lebih banyak Bodhisatwa

Setengah bulan lalu, Badai Sandy menerjang Kepulauan Karibia. Lingkaran luar badai ini mendatangkan hujan lebat dan angin ribut bagi Haiti sehingga mengakibatkan bencana di sana. Beberapa tempat masih tergenang banjir hingga saat ini. Kini angin ribut dan hujan lebat kembali menerjang Haiti dan mengakibatkan penderitaan para korban bencana semakin bertambah. Penderitaan warga setempat sungguh tak terkira. Ada pula berita tentang pengungsi Suriah. Lebih dari 2 juta warga Suriah kehilangan tempat tinggal. Mereka yang mengungsi sungguh hidup menderita karena setiap saat ada bahaya yang mengintai. Inilah penderitaan yang diakibatkan oleh ulah manusia. Bencana alam dan bencana akibat ulah manusia sungguh mendatangkan penderitaan yang tak terkira.

Badai Sandy juga mendatangkan kerusakan parah bagi Amerika Serikat. Setiap hari, usai pertemuan pagi relawan, saya selalu mengadakan konferensi video dengan insan Tzu Chi Amerika Serikat. Kemarin, saya juga mendengar sebuah kisah yang sangat menyentuh. Di tengah angin ribut dan badai salju, sekelompok insan Tzu Chi dari Washington, D.C. menempuh perjalanan ke New Jersey untuk mendukung kegiatan penyaluran bantuan. Pagi-pagi sekali, usai ceramah pagi, saya menerima sebuah laporan yang sangat menyentuh. Penyaluran bantuan di Amerika Serikat hari ini berlangsung dengan lancar. Dua hari sebelum Badai Sandy terjadi, wali kota dari South Toms River, New Jersey juga turut berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra Bakti Seorang Anak di New York. Dia mementaskan tokoh Ananda dengan sangat khidmat di atas panggung. Dua hari setelah pementasan itu, Badai Sandy mendatangkan kerusakan parah bagi New York, New Jersey, Long Island, dan beberapa wilayah pesisir lainnya. South Toms River juga terletak di pesisir pantai.

Hari ini, insan Tzu Chi menyalurkan bantuan di South Toms River. Meski ada beberapa keluarga  yang tidak bisa dihubungi, kita tetap menyiapkan bantuan bagi mereka. Meski daftar nama bantuan masih tidak lengkap dan banyak korban bencana terus berdatangan, proses penyaluran bantuan tetap berlangsung dengan sangat teratur. Kabarnya, para korban bencana di New York maupun New Jersey sangat berterima kasih saat menerima bantuan dari kita hari ini.

 

Pembagian bantuan di New York, Long Island, dan New Jersey, diadakan secara serentak pada hari ini. Mereka semua sangat berterima kasih. Mereka berkata bahwa belasan hari pascabadai, mereka masih belum mendapat bantuan dari pemerintah setempat, tetapi kini ada sekelompok orang Asia yang membantu mereka penuh cinta kasih. Karenanya, mereka sangat berterima kasih. Walikota dari South Toms River juga sangat berterima kasih. Dia membungkukkan badan hingga 90 derajat lebih demi mengungkapkan terima kasih kepada Tzu Chi. Kabarnya, polisi setempat juga sangat berterima kasih kepada Tzu Chi. Saat hendak mengambil foto bersama, para polisi berlutut di atas lantai. Insan Tzu Chi meminta mereka untuk berdiri, tetapi mereka semua sangat tersentuh sehingga bersikeras untuk berlutut saat foto bersama.

Dalam konferensi video kemarin, walikota dari South Toms River juga datang ke Kantor Cabang Tzu Chi New Jersey demi mengungkapkan terima kasihnya kepada Tzu Chi. “Kami sangat beruntung karena bisa bertemu dengan orang-orang berhati lapang seperti kalian yang bisa memahami penderitaan dan kesedihan para warga. Karena itu, semua warga dari South Toms River sangat berterima kasih atas bantuan dan kontribusi kalian. Tiada ucapan lain yang bisa saya katakan selain terima kasih dari lubuk hati terdalam atas kemurahan hati Anda, cinta kasih Anda, dan perhatian Anda. Terima kasih. Saya juga berterima kasih atas dukungan dan bantuan Anda terhadap insan Tzu Chi. Saya juga ingin  berterima kasih kepada insan Tzu Chi. Beberapa hari ini, setiap orang sudah sangat sibuk dan kesibukan kalian akan terus berlanjut. Saya berharap ada lebih banyak orang yang datang mendukung kita. Terima kasih. Saya mendoakan kalian semua. Terima kasih,” katanya.

Saya sering berkata bahwa kita harus senantiasa bersyukur. Bodhisatwa datang karena adanya  makhluk yang menderita. Pada saat sekarang ini, kita harus memiliki kesatuan hati dan tekad untuk menolong semua makhluk yang menderita. Pada saat sekarang ini, kita sungguh membutuhkan bantuan dari insan Tzu Chi di seluruh Amerika Serikat. Setiap hari, saya berkata kepada mereka bahwa kini adalah saatnya untuk menggalang Bodhisatwa dunia. Saya berharap setiap orang bisa bergerak untuk menggalang hati dan menggalang dana bagi para korban bencana.

Menggalang hati dan dana sangatlah dibutuhkan. Kini sungguh adalah saatnya bagi kita untuk menggalang Bodhisatwa dunia. Bagaimana cara kita menggalang Bodhisatwa dunia? Setiap tahun, di saat-saat seperti ini, masa pelatihan relawan sudah hampir selesai. Pelatihan di Afrika Selatan dan Lesotho juga sudah hampir selesai. Mereka juga menggalang dana, menjalani pelatihan, dan lainnya, seperti insan Tzu Chi di Taiwan. Setelah mengenakan Qipao (seragam komite), mereka memeragakan cara memasang kartu relawan yang benar, cara duduk yang benar, bagaimana kita menempatkan posisi kaki dan posisi tangan agar benar, dan lainnya. Mereka memiliki tata krama sama seperti insan Tzu Chi di Taiwan.

Kita juga melihat kelas pelatihan di Afrika Selatan. “Saat berkunjung ke wilayah pedesaan, inilah makanan yang kami makan. Karena itu, hari ini saya khusus mengundang mereka untuk memasak bagi kita. Terima kasih telah mengundang kami untuk mengikuti kamp ini. Jika makanan yang kami siapkan tidak lezat, katakan saja pada kami, ’Makanan kalian tidak enak.’ Kami bersedia belajar lagi hingga bisa memasak makanan lezat. Saya senang bisa bertemu dengan kalian semua. Terima kasih banyak. Saya sangat senang bisa bertemu kalian hari ini. Terima kasih karena telah memberikan kesempatan kepada kami untuk memasak buat kalian semua. Jika kami melakukan kesalahan, seperti kata Gogo, kami bersedia belajar lagi. Terima kasih,” kata seorang relawan.

Mereka menyiapkan makanan dengan sukacita. Mereka sungguh mendedikasikan diri dengan ikhlas dan merasakan sukacita. Lihatlah bagaimana mereka mengaduk satu panci besar makanan. Meski menguras banyak tenaga, tetapi mereka melakukannya dengan gembira. Mereka juga berharap tahun depan masih berkesempatan untuk membantu. Mereka sungguh bersungguh hati dan penuh cinta kasih. Selain itu, dengan penuh semangat, mereka menempuh perjalanan dari Afrika Selatan menuju ke Mozambik, Swaziland, dan lain-lain. Demi berbagi dengan orang lain tentang semangat dan filosofi Tzu Chi. Mereka berkata kepada para warga Mozambik dan Swaziland, “Barang bantuan yang kami bawa tidaklah banyak, tetapi kami membawa harta spiritual yang berlimpah.” Karena itu, ada beberapa warga setempat yang telah terinspirasi menjadi relawan Tzu Chi.

Inilah kekuatan cinta kasih. Jadi, tak hanya orang berada yang bisa menjadi Bodhisatwa. Cinta kasih juga tidak hanya dimiliki oleh orang berada. Meski kekurangan secara materi, hati mereka kaya dengan cinta kasih. Inilah kekayaan spiritual di tengah kemiskinan. Mereka sungguh mengagumkan dan membuat orang tersentuh. Pada masa sekarang ini, setiap orang hendaknya mengembangkan cinta kasih serta memanfaatkan setiap kesempatan dengan sebaik mungkin untuk bersumbangsih bagi orang yang membutuhkan. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou)

 
 
Seulas senyuman mampu menenteramkan hati yang cemas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -