Terus Mencurahkan Perhatian Tanpa Henti

“Saya sungguh berterima kasih atas bantuan kalian sesaat setelah ledakan,” ucap seorang warga.

“Pascaledakan, kakak-kakak Tzu Chi bermunculan untuk memperhatikan kami. Saya sangat berterima kasih,” tutur Zhang Jin-tian, seorang warga.

“Baik untuk biaya hidup maupun biaya perbaikan rumah, dana bantuan ini sangat bermanfaat bagi saya. Kebetulan sekali Tzu Chi tahu kebutuhan saya,” ungkap Nona Wang.

Ledakan pipa gas di Kaohsiung telah berlalu genap satu bulan. Selama jangka waktu ini, orang-orang merasa trauma dan takut. Mereka melewati hari dengan sulit. Namun, waktu tetap terus berlalu. Rumah yang rusak bisa diperbaiki dengan cepat. Akses jalan yang rusak juga bisa diratakan kembali dengan cepat. Namun, akibat ledakan tersebut, ada orang yang tewas seketika, ada pula orang yang mengalami luka-luka. 

Orang yang menderita luka fisik sungguh mengalami rasa sakit yang luar biasa. Mereka yang mengalami luka bakar sungguh merasakan penderitaan tak terkira. Kita juga melihat seorang anggota pemadam kebakaran yang meninggal dunia. Selama hampir sebulan, dia mengalami penderitaan akibat luka bakar. Namun, dia tak berhasil diselamatkan. Sungguh membuat orang sedih melihatnya.

 

Di sisi lain, kita juga melihat seorang anggota pemadam kebakaran yang beruntung. Selama masa itu, dia sungguh menderita rasa sakit yang luar biasa, tetapi dia sudah berhasil melewatinya. Kita bisa melihat kondisi tubuhnya kian hari kian membaik. Kini dia sudah juga pindah dari ruang perawatan intensif ke kamar pasien biasa. Dia mengungkapkan perasaannya dengan sangat berani. Dia berkata bahwa setelah pulih kembali, dia masih akan terus melakukan pekerjaan yang mulia itu. 

Kita juga melihat beberapa orang yang melihat relawan Tzu Chi bagai melihat keluarga sendiri. Contohnya ibu anggota pemadam kebakaran ini. Ibu yang tinggal di Chiayi ini datang ke Kaohsiung untuk menjaga anaknya. Namun, sang ibu ini tidak tahu jalan di Kaohsiung. Karena itu, setiap hari insan Tzu Chi mengantar jemput beliau serta memberinya penghiburan. Selain itu, mereka juga memperhatikan pasien di ruang perawatan intensif. Kini anggota pemadam kebakaran itu sudah keluar dari ruang perawatan intensif. Dia sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi yang tidak hanya memperhatikannya, tetapi juga menjaga ibunya dengan baik.

 

“Saya berterima kasih kepada kakak-kakak Tzu Chi yang telah menjaga ibu saya selama beberapa hari ini. Saya merasa sangat bahagia karena ada pendampingan kalian,” tutur Zheng Jian-chun, anggota pemadam kebakaran ini dengan penuh rasa haru. Relawan menenangkannya dengan berkata, “Master berkata bahwa kita semua adalah satu keluarga.” 

Ibunya juga menyampaikan, “Saya sangat berterima kasih kepada beberapa relawan perempuan Tzu Chi. Saya juga sangat berterima kasih kepada Master yang sangat menaruh simpati dan perhatian kepada kami sebagai korban musibah. Saya sangat berterima kasih atas bantuan kalian.” 

Pemandangan yang menggugah hati sangatlah banyak. Hingga hari ini, penyaluran bantuan kita genap satu bulan. Insan Tzu Chi di Kaohsiung terus memberi bantuan selama sebulan penuh tanpa berhenti sehari pun. Tadi saya mendengar berita tentang seorang ibu yang tinggal di lantai 30. Lantai 30 sangatlah tinggi. Akibat ledakan tersebut, aliran listrik di seluruh gedung itu terputus. Ini berarti liftnya tidak beroperasi. Namun, selama lima hingga enam hari, setiap hari insan Tzu Chi menaiki tangga setinggi 30 tingkat untuk mengantarkan makanan ke rumahnya. Karena itu, dia merasa sangat tersentuh. 

Warga ini, Huang Gui-yu berkata, ”Saya yang tinggal di gedung tinggi sama sekali tidak bisa turun ke bawah karena tidak ada lift. Dengan adanya doa kalian, kami pasti aman dan selamat. Terima kasih.” Relawan Tzu Chi menaiki tangga setinggi 30 tingkat untuk mengantarkan makanan kepada mereka. Ini mereka lakukan setiap hari. Saat mendengar hal ini, saya merasa sangat tersentuh. Saya sungguh merasa tersentuh.

 

Selama tiga hari yang lalu, insan Tzu Chi dari berbagai wilayah di Taiwan beserta para staf dari misi kesehatan, misi pendidikan, dan misi budaya humanis berangkat ke Kaohsiung untuk membantu. Lihatlah setiap orang mengungkapkan cinta kasih dan perhatian yang tulus. 

Dokter Chien Sou-hsin, Kepala RS Tzu Chi Taichung ikut mengunjungi warga dan menyampaikan, “Kami para staf dari RS Tzu Chi sangat perhatian terhadap Anda. Karena adanya jalinan jodoh, kami memiliki kesempatan untuk memberikan Anda sedikit kenang-kenangan dari kami. Ini sangatlah sehat.” 

Para relawan berkunjung ke setiap rumah untuk berbincang dengan para warga serta mengajari mereka cara menggunakan alat pemutar musik. Mereka memberi tahu tombol mana yang harus ditekan. Dengan menyalakan alat pemutar musik itu, mereka bisa mendengar ceramah saya. Saat mendengarnya, nenek itu berkata, "Master tengah berbicara dengan kita. Namun, saya belum mengucapkan terima kasih kepada Master. Saya belum berbicara dengan Master." Relawan kita sangat bijaksana. Dia lalu menurunkan volume alat pemutar musik itu agar nenek itu bisa berbicara dengan saya. 

Maka, Nenek Xu berkata pada alat pemutar music itu, “Master, terima kasih. Master sudah begitu sibuk, tetapi masih memperhatikan dan mengasihi saya. Terima kasih, Master.” Dia berbicara sambil berlinang air mata. Dia sungguh merasa tersentuh. Nenek yang berusia 79 tahun itu sungguh berbicara kepada saya. 

Saya sangat bersyukur atas kemajuan teknologi masa kini sehingga dia bisa mendengar Dharma dengan jelas. Setelah melenyapkan penderitaannya, kita berharap bisa membabarkan Dharma kepadanya. Semoga dia bisa mendengarnya perlahan-lahan hingga memahami suara hati saya. Saya mendoakan mereka dengan tulus. 

Di dalam alat pemutar musik itu juga ada lagu Sutra Makna Tanpa Batas. Relawan Tzu Chi juga menjelaskan makna dari Sutra Makna Tanpa Batas. Mereka menghabiskan sedikit waktu untuk menjelaskan sepenggal lirik lagu tersebut agar para warga tahu bahwa dengan menyerap Dharma ke dalam hati, maka mereka akan merasa tenang dan kehidupan mereka akan tenteram. 

Intinya, setiap relawan Tzu Chi bersatu hati untuk bersumbangsih dengan penuh cinta kasih. Insan Tzu Chi Kaohsiung telah bekerja keras selama sebulan penuh. Sejak insiden jatuhnya TransAsia Airways di Penghu, relawan Tzu Chi di Kaohsiung dan Penghu bekerja sama untuk memberi bantuan. Kemudian dilanjutkan dengan insiden ledakan pipa gas di Kaohsiung. Jadi, hingga hari ini, relawan Tzu Chi Kaohsiung sudah bekerja keras selama 37 hari. 

Hari ini, di Aula Jing Si Kaohsiung, kita akan mengadakan acara doa bersama dalam rangka mengenang sebulan berlalunya musibah itu. Karena ini, kini relawan Tzu Chi kembali sibuk mendekorasi lokasi acara. Dari sini terlihat bahwa semakin banyak orang, maka kekuatan juga semakin bertambah. Sesungguhnya, di Kaohsiung, kita memiliki lebih dari 8.000 anggota komite dan Tzu Cheng. Setiap orang sungguh mengerahkan tenaga untuk bersumbangsih.

 

Bertemu jalinan jodoh istimewa pascaledakan

Mengantar jemput keluarga pasien dan menganggap mereka bagai keluarga sendiri

Memahami Empat KebenaranMulia dan membangkitkan kesadaran

Mengungkapkan perasaan penuh rasa syukur

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 2 September 2014.

Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -