Tulus Menciptakan Berkah demi Melindungi Bumi



Beberapa hari belakangan ini, Topan Goni tengah bergerak di permukaan laut. Kita sangat khawatir. Semoga Topan Goni berbelas kasih sehingga saat bergerak di lautan, ia lebih mengarah ke timur laut. Jika begitu, Taiwan akan aman. Yang kita khawatirkan adalah mulai hari ini, di Hualien hadir lebih dari tiga ratus tamu dan akademisi dari berbagai Negara serta lebih dari tujuh ratus peserta. Mereka semua berkumpul di Hualien dalam acara berskala besar yang melibatkan lebih dari seribu orang. Insan Tzu Chi juga tidak ketinggalan untuk memberi pelayanan kepada mereka. Total jumlah peserta, tamu undangan, dan para relawan di dalam konferensi itu mencapai lebih dari seribu orang. Jika topan datang, maka akan sangat mengkhawatirkan. Karena itu, kita harus berdoa dengan tulus. Tentu, kita bukan hanya berdoa bagi Hualien, melainkan bagi seluruh Taiwan. Yang lebih mengkhawatirkan adalah bencana yang terjadi di Wulai.

Kita telah melihat kondisi Wulai. Daerah itu berada di pegunungan, dan masih banyak keluarga di sana yang belum selesai membersihkan rumah. Lokasi mereka terlalu sulit dijangkau. Namun, akses jalan sudah dipulihkan. Untuk mengantisipasi topan kali ini, pemerintah juga berencana mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman. Setelah akses jalan pulih, warga diharapkan pindah ke tempat yang aman. Para petugas dan pekerja sangat menantang bahaya untuk memulihkan akses jalan serta membersihkan sampah-sampah agar warga dapat dievakuasi. Mereka sungguh bersusah payah. Yang lebih saya khawatirkan adalah kondisi tanah di pegunungan yang longgar.

Saya khawatir jika topan datang kembali, maka akibatnya sungguh tak terbayangkan, terutama bagi daerah kota tua Wulai yang dibersihkan para relawan selama beberapa hari. Daerah itu adalah daerah wisata dengan pemandian air panas dan banyak hotel. Daerah itu baru selesai dibersihkan. Jika topan datang kembali, bukankah pembersihan itu menjadi sia-sia? Saya tentu sangat khawatir. Namun, kita harus selalu mawas diri dan tulus. Segala sesuatu harus didasari ketulusan hati dan sikap mawas diri. Kewaspadaan menghindarkan kita dari bencana. Kewaspadaan ini adalah wujud dari ketulusan kita. Kantong-kantong pasir dikirimkan ke Wulai dengan harapan mampu menahan air dan lumpur. Wilayah tersebut baru selesai dibersihkan. Kini, semua orang harus kembali bersiap untuk menghadapi Topan Goni. Saya sungguh tak sampai hati melihatnya.

Saya juga berterima kasih kepada Relawan Li. Pagi tadi saya sudah bertemu beliau dan bertanya sudah berapa lama dia bersumbangsih di Wulai. beliau menjawab, "Tujuh sampai delapan hari." Usianya hampir sama dengan saya. Di usianya yang sudah cukup lanjut, dia masih memimpin barisan relawan. Ini sungguh keberanian yang luar biasa. Dia memiliki ketahanan dan kesabaran yang kuat. Semangatnya masih sangat tajam. Dia membimbing dan mendampingi relawan untuk terjun ke Wulai, Guishan, dan beberapa wilayah lainnya guna melakukan pembersihan. Saya sungguh berterima kasih kepadanya. Kita harus menaruh perhatian besar kepada bumi ini, yang kini tidak dihargai oleh umat manusia. Bumi ini telah dirusak dan dicemari. Kadar pencemaran yang ada sudah sangat berat sehingga empat unsur alam tidak lagi selaras dan terjadilah perubahan iklim. Kerusakan bumi semakin parah dan cuaca menjadi semakin ekstrem.

Menengok sejarah hari ini, pada tanggal 22 Agustus 1986, Topan Wayne yang berkekuatan sedang menerjang Taiwan. Topan ini menerjang daratan Taiwan sebanyak dua kali. Peringatan datangnya topan dikeluarkan tiga kali karena topan ini berubah arah empat kali dan terus berputar-putar. Ini sungguh merupakan wujud dari kekuatan karma kolektif semua makhluk. Arah pergerakan topan ini tidak sederhana. Ia tidak semata-mata mendekat, lalu menjauh. Bukan hanya begitu. Ia bisa berputar-putar dan bergerak dengan jalur melingkar. Segala hal yang terjadi bergantung pada tulus tidaknya semua makhluk. Dibutuhkan ketulusan dan berkah. Kita harus menciptakan berkah untuk melenyapkan bencana. Kita harus senantiasa berhati tulus.

Bagaimana cara melenyapkan bencana? Bukan hanya dengan bersembahyang. Bersembahyang hanya salah satu wujud ketulusan. Pergi ke kuil hanya salah satu bentuk keyakinan dan ketulusan Anda. Namun, jika ketulusan ini tidak dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari saat menghadapi orang dan masalah, dan kita hanya memohon perlindungan Buddha pada saat tertimpa masalah, maka tidak akan ada gunanya. Jadi, dalam keseharian kita harus memupuk ketulusan kasih sayang dan pendidikan moral yang nyata. Dengan begitu, setiap orang dapat melakukan praktik nyata dan sungguh-sungguh menjadi teladan.

Lihatlah ketua barisan Tzu Cheng kita. Selama bertahun-tahun, dia memegang tanggung jawab membimbing para relawan. Dia telah membimbing banyak orang sejak usianya masih muda hingga lanjut. Usianya tak jauh berbeda dengan saya, sudah cukup lanjut. Betapa banyak benih relawan yang telah dibimbing oleh dirinyahingga menjadi bagai pohon yang berakar kuat. Hingga kini dia masih membimbing dan mendampingi relawan. Inilah pendidikan yang nyata. Dia bukan hanya memberi perintah, melainkan menjadi teladan nyata. Inilah mengapa Tzu Chi bisa merespons dengan cepat. Saat masyarakat di suatu daerah dilanda bencana atau membutuhkan bantuan, para relawan berinisiatif dengan cepat untuk menghimpun kekuatan dan bergerak. Ini adalah keteladanan kasih sayang yang tulus dan pendidikan moral yang nyata. Intinya, kekuatan cinta kasih mampu mengatasi segala kesulitan. Karena itu, kita harus mawas diri dan berhati tulus. Kita harus memiliki rasa syukur, rasa hormat, dan cinta kasih. Benar, jika kita mampu mewujudkan semua ini, maka kita semua akan mampu mencapai tujuan kita. Bumi kita akan menjadi Tanah Suci.

Topan di permukaan laut mendekat ke daratan

Melindungi bumi dengan ketulusan kasih sayang ketulusan

Konferensi para akademisi digelar di Hualien

Mengenang Topan Wayne untuk membangkitkan kewaspadaan dan

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 20 Agustus 2015

 

Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -