Buah Persik dan Air Sumur yang Bau

Ada seorang nenek tua yang membawa madu dan buah saat bepergian. Setelah menempuh perjalanan jauh, dia merasa sangat haus, dan kemudian memakan sebuah buah persik untuk meredakan rasa hausnya.

Saat itu, kebetulan di seberang jalan terdapat rumah sebuah keluarga. Nenek ini pun berjalan ke rumah tersebut untuk meminta segelas air. Tetapi sayang, sumur milik keluarga ini adalah sumur yang sudah tak dapat dipakai. Dan air di dalam sumur itu juga berbau tak sedap.

Karena di sekitarnya tidak ada lagi sumber air lain, setiap hari keluarga itu terpaksa menggunakan air tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nyonya rumah mengambilkan air dari sumur untuk nenek minum. Nenek ini malah merasa air itu sangat bersih tiada bandingannya, seolah sedang meminum embun.

Nenek kemudian memohon kepada nyonya pemilik rumah, "Aku ingin menukar madu ini dengan seteko air, apakah Anda bersedia?"

"Air di sumur ini tidak bagus, mengapa Anda ingin menukarnya?" tanya si pemilik rumah. "Menurutku air sumur ini seperti embun," jawab si Nenek. Karena nenek bersikeras, akhirnya pemilik rumah menukarkan seteko airnya dengan madu milik nenek itu.

Setelah nenek membawa air itu pulang, dia pun menuang segelas air untuk meminumnya, tetapi merasa air itu sangat sulit diminum. Nenek tua itu merasa heran, dan mencoba untuk meminum untuk kedua kalinya, tetapi tetap merasa sulit untuk meminumnya. Dia merasa sangat heran. Air yang sekarang diminumnya adalah air yang sama dengan air yang diminum di rumah nyonya tadi, mengapa rasa airnya bisa berbeda? Dia pun menuangkan kembali segelas air, tetapi hasilnya tetap saja sama.

Oleh karena itu, Nenek mengundang tetangganya untuk mencoba meminumnya. Tetangganya yang melihat air yang kotor, tidak berani untuk mencobanya. Nenek tua itu pun berkata, "Air ini awalnya sangat enak diminum, tetapi setelah dibawa pulang, mengapa rasanya tidak sama? Benar-benar sangat aneh. Maukah kalian mencoba meminumnya?" Tetangganya pun dengan terpaksa mencoba air tersebut, dan dengan terkejut berkata, "Ah! Ini air yang sudah bau! Bagaimana mungkin dapat diminum?"

Nenek itu merasa sangat bingung. Setelah memikirkannya, nenek baru sadar, ternyata sebelum ia meminta air kepada nyonya pemilik rumah itu, ia telah memakan buah persik. Karena rasa harum dari buah persiklah, sehingga membuat air itu terasa sangat manis. Setelah menemukan penyebabnya, nenek itu merasa sangat menyesal telah menukar madunya dengan seteko air yang bau.

----------------------------------------------------------

Pesan Master Cheng Yen:

Sebenarnya, dalam kehidupan sehari-hari, banyak manusia yang sering merasa menyesal setelah mendengarkan kata-kata bijaksana. Tetapi bukannya menghargai dan menerapkannya, mereka malah menerima hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri. Ini seperti kisah nenek itu yang menukar madunya dengan air yang kotor. Jika seperti ini, maka perjalanan hidup manusia bukan hanya dijalani dengan tidak seimbang, tapi juga penuh penderitaan.

Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -