Master Bercerita: Anak Afrika Selatan Menggalakkan Vegetarisme


Dalam mempraktikkan Enam Paramita, apakah sulit untuk menjalankan praktik dana? Sama sekali tidak sulit. Saat melihat orang lain membawa barang berat, jika kita bisa mengulurkan tangan pada mereka, itu juga termasuk perbuatan baik. Saat melihat orang-orang bekerja keras dan kita tengah minum air, kita bisa bertanya pada mereka, "Apakah kalian haus?" Jika mereka haus, kita bisa menuangkan air untuk mereka guna membantu mereka menghilangkan dahaga. Ini juga termasuk berdana, menjalin jodoh baik, dan mempraktikkan kebajikan.

Buddha mengajari kita untuk membina hati penuh cinta kasih. Hidup di dunia ini, yang terbaik ialah membawa kebahagiaan dan ketenteraman bagi semua orang. Bersumbangsih untuk mewujudkan ketenteraman dan kebahagiaan yang dibutuhkan oleh semua makhluk, inilah cinta kasih. Selain cinta kasih, demi membawa ketenteraman, kebahagiaan, sukacita, dan ketenangan bagi semua orang, kita juga harus mengembangkan kebijaksanaan. Jadi, kita harus mengembangkan cinta kasih dan kebijaksanaan.


Saat empat unsur alam tidak selaras, bisakah semua makhluk hidup tenteram? Banyak bencana yang akan terjadi. Kita harus menghalau bencana, barulah setiap orang dapat hidup bahagia dan tenteram. Untuk itu, kita harus menginspirasi setiap orang untuk membina cinta kasih di dalam hati. Ini hendaknya tidak hanya dilakukan oleh segelintir orang.

Kita harus mengimbau orang banyak untuk bersumbangsih secara luas dengan cinta kasih. Kita berharap semua orang di seluruh dunia dapat hidup tenteram dan bahagia serta meneladan cinta kasih Buddha. Untuk itu, kita terus terjun ke tengah masyarakat dengan kebijaksanaan untuk membimbing semua makhluk secara luas.


Di Afrika Selatan, ada dua saudara sepupu perempuan. Mereka tumbuh besar dalam keluarga Tzu Chi dan menerima edukasi Tzu Chi dalam keseharian. Orang tua mereka juga berlangganan majalah mingguan anak-anak untuk mereka.

Suatu hari, salah satu anak yang memiliki julukan "Semut Kecil" membaca tentang sumber minyak bumi. Ternyata, minyak bumi harus disedot dari perut bumi dan prosesnya menimbulkan polusi udara. Kondisi iklim menjadi sangat ekstrem karena bumi dan udara telah tercemar. Untuk menurunkan temperatur Bumi, semua orang harus bervegetaris.


Tzu Chi mengajak orang-orang di seluruh dunia untuk turut bervegetaris pada tanggal 11 Januari setiap tahunnya. Semut Kecil pun menyadari bahwa seluruh anggota keluarganya bervegetaris karena itu bermanfaat bagi kelestarian lingkungan. Dia lalu berkata kepada ibunya bahwa dia hendak melakukan sesuatu bagi Bumi. Ibunya berpikir bahwa ucapan anak-anak tidak bisa dianggap serius dan berkata, "Lakukan saja."

Semut Kecil lalu berkata pada ayahnya, "Saat pulang ke rumah hari ini, bawalah sepotong papan kayu untuk saya." Dia pun mulai mencari kertas dan pensil warna serta merencanakan gerakan untuk mengimbau orang-orang bervegetaris. Dia bersungguh hati melakukan persiapan. Demi mengimbau orang-orang bervegetaris, dia menulis beberapa slogan. Adakalanya, dia merasa kesal dan menangis karena tidak tahu apa yang harus ditulis. Orang tuanya tidak ikut campur, tetapi terus menyemangatinya.


Beberapa hari kemudian, Semut Kecil berpikir, "Jika harus menggambar dan menulis, kapan saya bisa menyelesaikannya?" Dia lalu mengajak kakak sepupunya untuk melakukannya bersama. Mereka yang memiliki kegemaran yang sama menulis dengan teliti dan memotong kertas dengan hati-hati. Beberapa minggu kemudian, persiapan telah selesai.

Suatu hari, Semut Kecil berkata kepada orang tuanya, "Kami sudah siap." Pagi-pagi, mereka sudah menyiapkan makanan dan air minum sendiri serta berangkat untuk menggalakkan vegetarisme di komunitas. Namun, komunitas mereka begitu luas. Jika berjalan kaki, butuh banyak waktu. Mereka berdua lalu mendapat sebuah ide. Dengan sepatu roda, mereka bisa bergerak lebih cepat.


Mereka mengunjungi rumah pertama, mengetuk pintu, dan dengan percaya diri berkata, "Jika Bumi sehat, barulah manusia bisa bahagia. Kini, Bumi telah terserang demam. Kita harus menyelamatkan Bumi. Cara untuk menyelamatkan Bumi sangat sederhana, yaitu bervegetaris. Pada tanggal 11 Januari, mari kita bervegetaris bersama sehari." Demikianlah mereka mengetuk pintu dan mengajak orang-orang bervegetaris.

Orang yang bersedia berpartisipasi harus menuliskan alamat dan nama di buku serta membubuhkan tanda tangan. Ada orang yang berpikir, "Anak kecil saja tahu untuk mengasihi Bumi dan memiliki aspirasi seperti ini." Karena itu, mereka pun membubuhkan tanda tangan. Namun, sebagian besar menolak dan menutup pintu. Mereka merasa sangat sedih. Namun, Semut Kecil berkata, "Ini termasuk lumayan. Ada orang yang bersedia untuk berpartisipasi. Kita tidak boleh menyerah."


Meski mereka masih anak-anak, tetapi teladan yang diberikan orang tua telah membawa dampak besar bagi mereka. Di dalam tubuh mereka yang kecil itu, terdapat aspirasi yang besar. Jadi, setelah membangkitkan tekad, mereka tidak akan melupakannya. Anak kecil saja bisa berbuat seperti ini, bagaimana dengan kita sebagai orang dewasa? Selain mengimbau orang-orang untuk mempraktikkan segala kebajikan, kita juga harus tekun melatih diri dan membimbing orang ke arah yang benar. Ini sungguh tidak mudah.

Dengan cinta kasih agung, kedua anak itu mengasihi Bumi dengan harapan semua orang dapat hidup tenteram. Dengan berpegang pada cinta kasih, mereka menjalankan tekad mereka. Dengan kebijaksanaan, mereka dapat mengetuk pintu rumah orang-orang, baik yang dikenal maupun tidak dikenal, untuk menggalakkan vegetarisme. Ini sungguh tidak mudah. Mereka terjun ke tengah masyarakat untuk membimbing orang secara luas. Banyak orang yang tersentuh oleh mereka.


Kisah mereka mengingatkan kita bahwa kita hendaknya menghargai dan menggenggam jalinan jodoh yang ada. Kita juga harus berpegang pada cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin untuk mempraktikkan Enam Paramita. Kita hendaknya berusaha untuk bersumbangsih bagi orang banyak dan membimbing semua orang ke arah yang benar. Semua ini dapat kita lakukan dan tidaklah sulit.  

Sumber: Program Master Cheng Yen Bercerita (DAAI TV)
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, (DAAI TV Indonesia)
The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -