Master Bercerita: Menarik Kereta di Alam Neraka

Mengapa kehidupan kita penuh dengan penderitaan? Akibat banyaknya noda dan kegelapan batin, maka terciptalah banyak ketidakselarasan di dunia. Saat pikiran manusia penuh dengan kegelapan dan noda batin, maka akan tercipta kekeruhan. Karena itu, tujuan kita melatih diri adalah untuk melenyapkan noda batin.

Kita berlatih diri bukan demi pencapaian pribadi, melainkan juga demi membawa manfaat bagi orang lain. Bodhisatwa selalu membawa manfaat bagi diri sendiri sekaligus bagi orang lain. Bodhisatwa menggunakan cara ini untuk menghadapi semua kejahatan. Saat kita melakukan kebaikan dan menjadi teladan nyata, maka tubuh, ucapan, dan pikiran kita akan berfokus untuk memberi manfaat bagi umat manusia.


Contohnya Buddha Sakyamuni. Kapan Beliau mulai melatih diri? Saat berada di alam neraka. Pada salah satu kehidupan, Buddha pernah terlahir sebagai penghuni di alam neraka. Saat menjalani hukuman di neraka, Beliau bersama seorang penghuni yang lain diperintah untuk menarik sebuah gerobak api. Menarik gerobak api adalah salah satu hukuman di alam neraka. Gerobak itu memerah karena kobaran api. Sebuah sentuhan saja dapat membuat kulit melepuh, terlebih lagi jika harus menarik gerobak itu. Sungguh menyiksa.

Pria yang menarik gerobak bersama-Nya mencoba untuk melarikan diri. Namun, dia kembali tertangkap. Dengan gemetaran, dia menarik gerobak itu. Saat baru mulai menariknya, pria itu menangis dan jatuh pingsan. Penjaga neraka pun menyiraminya dengan air dan memerintahnya untuk kembali menarik gerobak. Ini terus terjadi berulang kali.


Seorang penghuni yang lain berkata kepada penjaga neraka, "Dia tidak kuat menahannya. Biarlah saya menariknya sendiri. Saya akan menggunakan kekuatan ganda untuk menggantikan orang ini menerima hukuman.Biarlah dia beristirahat. Saya bersedia menanggung penderitaan ini sendiri." Penjaga neraka sangat marah mendengarnya."Kamu sendiri sudah kesulitan menanggung buah karma sendiri, tetapi masih ingin menanggung buah karma orang lain. Kamu sangat tidak tahu diri."

Karena sangat marah, si penjaga memukul pria itu hingga mati. Setelah mati dipukul oleh penjaga neraka, pria itu terlahir di alam surga. Setelah terlahir di alam surga, dia berpikir, "Apa yang membuat saya pantas terlahir di alam surga? Ternyata saat berada di alam neraka, saya membangkitkan sebersit niat baik dan bersedia menanggung penderitaan orang lain. Mungkin niat baik yang dibangkitkan itu mengurangi waktu saya untuk menderita di alam neraka.Karena itulah, saya dapat terlahir di alam surga."


Beliau kembali berpikir,"Banyak orang yang menderita di alam manusia. Mengapa manusia dapat terlahir di alam neraka?" Ini karena orang di alam manusia dipenuhi kegelapan batin dan tidak memahami prinsip kebenaran. Karena itu, mereka menciptakan banyak karma buruk. Ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, dan keraguan terus mempertebal noda batin sehingga mendorong manusia menciptakan banyak karma buruk. Karena itulah, mereka terlahir di alam neraka.

Mengingat berbagai alat digunakan untuk menghukum para penghuni alam neraka, Beliau sungguh tidak tega. Penderitaan di tempat itu disebabkan oleh kejahatan yang diperbuat di alam manusia. Karena itu, Beliau membangun tekad untuk meringankan penderitaan semua makhluk dari kehidupan ke kehidupan. Beliau berharap semua makhluk dapat terbebas dari penderitaan. Beliau tidak mencari kebahagiaan sendiri.

Demikianlah, Beliau berulang kali lahir ke alam manusia karena hanya di alam manusia Beliau dapat merasakan penderitaan dan kebahagiaan. Di alam manusia, Beliau dapat merasakan lima alam lain. Di alam manusia ini, kita dapat merasakan alam surga, alam manusia, alam neraka, alam binatang, dan alam setan kelaparan. Lima alam ini dapat dirasakan di alam manusia. Karena itu, lebih mudah melatih diri di alam manusia.

Hanya di alam manusia, kita berkesempatan untuk melatih diri. Karena itu, Buddha berharap dapat kembali lahir ke alam manusia. Beliau mengalami berbagai penderitaan hanya demi satu tujuan, yakni ingin melatih diri. Tujuan utama Beliau melatih diri adalah demi menyelamatkan semua makhluk. Buddha membangun ikrar luhur pada saat Beliau terlahir di alam neraka dan berada dalam masa-masa yang tersulit.


Sejak saat itu, Beliau berulang kali datang ke alam manusia untuk menjalin jodoh baik dan menciptakan berkah. Beliau juga memahami banyak kebenaran di tengah umat manusia dan mengembangkan jiwa kebijaksanaan-Nya. Praktik Bodhisatwa yang membawa manfaat bagi semua makhluk dapat mengatasi semua kesulitan. Kita harus membangun tekad untuk terjun ke tengah masyarakat dan melakukan tindakan secara nyata.

Kita juga harus berjalan ke arah yang benar serta menyemangati sesama untuk melakukan kebaikan dan melatih diri. Setelah memahami prinsip kebenaran, kita dapat menghadapi semua kesulitan. Contohnya, relawan Tzu Chi sering berkunjung ke lembaga pemasyarakatan untuk mengajak para narapidana mengikuti kegiatan bedah buku. Mereka juga berbagi kisah ajaran Buddha dengan mereka lewat hal-hal yang terjadi di dunia.

Lewat kisah-kisah itu, mereka menginspirasi narapidana agar kebenaran dapat meresap ke dalam hati mereka. Inilah praktik Bodhisatwa yang memberi manfaat bagi semua makhluk. Mereka menggunakan berbagai cara untuk membimbing orang agar terhindar dari kejahatan.

Kita harus menggunakan Dharma pada saat terjun ke tengah umat manusia untuk membimbing semua makhluk. Untuk membimbing semua makhluk, terlebih dahulu kita harus menyucikan hati sendiri. Pada saat memberi manfaat bagi diri sendiri,

kita juga harus memberi manfaat bagi orang lain. Dengan begitu, baru kita dapat membimbing orang lain. Ini harus dimiliki setiap praktisi.

Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -