Master Bercerita: Raja Prasenajit Mengurangi Berat Badan

>

Kita harus menghargai kesempatan saat dapat bertemu dengan ajaran Buddha. Kita harus tahu bahwa kesempatan ini sangat sulit untuk ditemui. Kita harus menggenggam kesempatan ini dan jangan membiarkannya berlalu. Sangatlah sulit untuk bertemu dengan ajaran Buddha. Berhubung telah bertemu, maka kita harus menghargainya. Hanya ajaran Buddha yang dapat menyelaraskan tubuh dan pikiran manusia. Saat pikiran berjalan menyimpang dari kebenaran, maka kita akan kehilangan arah.

Saat kehilangan arah, maka kita akan tersesat. Jika setiap orang berjalan tersesat, bagaimana kita dapat hidup aman dan tenteram? Ketenteraman di masyarakat bergantung pada keselarasan pikiran manusia. Untuk menyelaraskan pikiran manusia, dibutuhkan ajaran kebenaran. Untuk bertemu dengan ajaran kebenaran bukanlah hal yang mudah.


Melihat ke seluruh dunia, seberapa luas bumi ini dan berapa populasi jiwa di dunia? Di seluruh dunia ini, tempat-tempat yang dapat terjangkau oleh ajaran Buddha sangatlah sedikit. Ia bagaikan sebidang papan yang tengahnya bolong. Ada seekor kura-kura buta yang berenang di laut. Saat mengangkat kepala, kebetulan kepalanya masuk ke tengah lubang papan tersebut. Kesempatan ini sangat jarang ditemui. Sama halnya untuk bertemu  dan mendengar ajaran Buddha, sungguh hal yang sulit. Berhubung telah memperoleh kesempatan yang sangat sulit ditemui ini, bolehkah kita tidak menghargainya?

Saat Buddha berada di Vihara Jetavana, suatu hari Raja Prasenajit datang untuk bertemu Beliau. Raja Prasenajit bersujud kepada Buddha. Namun, beliau bersujud dengan susah payah. Beliau bahkan membutuhkan bantuan orang untuk memapahnya berdiri. Setelah bersujud, sang raja segera duduk di samping. Buddha berkata kepada raja, "Yang Mulia, mengapa belakangan ini Anda terlihat bertambah gemuk?" Raja Prasenajit menjawab, "Aku juga tidak tahu mengapa bisa demikian."


Buddha melanjutkan, "Anda terlihat terengah-engah dan tidak bisa bergerak dengan leluasa." "Ya." Buddha lalu mengucapkan sebait Gatha, "Ingatlah selalu pesan ini dalam pikiran. Kendalikanlah selalu porsi makan. Tubuh akan bugar dan terhindar dari derita. Pencernaan baik dan menjadi panjang usia."

Setelah mendengarnya, Raja Prasenajit menoleh ke samping dan berkata kepada salah satu pengawalnya, "Apakah kamu sudah mendengar Gatha yang baru saja dikatakan Buddha?" "Ya, saya sudah mendengarnya." "Kamu harus mengingatkan saya. Setiap hari, sebelum makan, kamu harus membacakan Gatha ini untuk saya. Saya akan memberimu hadiah setiap hari."

Buddha juga berbagi dengannya tentang cara-cara hidup sehat. Buddha membimbingnya untuk menjalani pola makan sederhana serta memiliki pandangan yang benar terhadap benda materi di dunia. Raja Prasenajit sangat menghormati Buddha. Beliau menyerap dan mempraktikkan semua ajaran Buddha. Raja Prasenajit lalu berpamitan kepada Buddha.


Setelah kembali ke istana, setiap kali akan makan, pengawal akan membacakan Gatha itu untuk raja. Mendengarnya, raja akan bergumam, "Saya tahu." Raja pun mengendalikan porsi makannya. Kian hari porsi makannya kian berkurang. Setelah beberapa waktu, berat badan sang raja pun berkurang. Karenanya, raja sangat gembira. Raja Prasenajit kembali menghadap Buddha dan memberi sujud dengan leluasa. Tubuhnya sudah kembali tegap seperti sedia kala.

Raja bekata kepada Buddha, "Yang Dijunjung, terima kasih karena telah membuat saya tetap sehat." Buddha menjawab, "Mulai sekarang, Anda harus tahu untuk mengasihi tubuh Anda dan mengendalikan porsi makan. Inilah cara untuk mengasihi dan melindungi diri sendiri. Mulai sekarang,selain harus mengendalikan porsi makan, Anda juga harus memberi manfaat bagi semua makhluk dan mempraktikkan ajaran kebenaran."

Raja Prasenajit sangat berterima kasih atas ajaran Buddha. Inilah yang terjadi pada zaman Buddha hidup. Buddha memperhatikan raja  bagai seorang teman sekaligus seorang guru. Buddha memperhatikan raja dan raja menerima serta mempraktikkan ajaran Buddha. Raja memanfaatkan kesempatan untuk mendalami ajaran Buddha. Buddha juga selalu menggunakan berbagai perumpamaan dan kesempatan untuk memberi bimbingan. Beliau memanfaatkan setiap momen untuk memberi bimbingan.


Buddha selalu memanfaatkan setiap kesempatan dan kondisi untuk memberi bimbingan, kita juga harus memanfaatkan setiap kesempatan untuk belajar. Jadi, kita jangan melewatkan setiap kesempatan untuk mendalami ajaran. Jangan kita melewatkannya. Untuk bertemu dengan ajaran Buddha adalah hal yang sulit. Karena itu, kita harus sangat menghargainya dan menjaga pikiran dengan baik. Setelah mendengar ajaran Buddha, kita juga harus sangat bersungguh hati dan senantiasa mengingatnya. Sebersit niat ini harus senantiasa ada di dalam hati kita.
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -