Master Bercerita: Sepasang Sahabat Baik

 

Semua orang mengetahui bahwa kucing dan tikus merupakan musuh turun-temurun. Sejak dahulu kala, entah sudah berapa ribu tahun lamanya mereka sudah saling bermusuhan. Si kucing yang melihat tikus pasti berusaha untuk membunuhnya, sedangkan saat tikus bertemu dengan kucing reaksi pertamanya adalah lari untuk menyelamatkan diri. Namun ada kalanya malah terjadi peristiwa di luar biasanya, seekor tikus dan seekor kucing menjadi sahabat baik, ini sungguh merupakan hal yang baru.

Kucing ini bernama Mimi. Mimi adalah seekor anak kucing liar yang sering mencari makan di antara tong-tong sampah. Usianya masih sangat kecil, hanya beberapa bulan saja. Bentuk badannya pun terlihat tidak lebih besar dari seekor tikus dewasa.

Mimi tidak mengetahui siapa ayah dan ibunya, ia juga tidak tahu apakah ia punya saudara atau tidak. Setiap hari ia lalui hanya sebatang kara dan tak berdaya. Kucing-kucing lain tidak peduli pada dirinya, anjing besar dan galak juga selalu berlaku tidak ramah padanya.

Pada suatu hari, Mimi berkenalan dengan seekor tikus bernama Siao Hei (hitam). Mimi tidak tahu bahwa kucing dan tikus bermusuhan. Ia hanya tahu bahwa dirinya sebatang kara dan kesepian, memerlukan siraman kesejukan persahabatan, maka Mimi dan Siao Hei menemukan kecocokan dan telah menjadi sahabat baik.

Postur tubuh Mimi dan Siao Hei hampir sama besarnya, mereka selalu beriringan, sering bermain dan mencari makanan bersama-sama. Siao Hei merasa sangat bangga dan terhormat telah menjalin persahabatan dengan Mimi. Ia sering membangga-banggakan sahabat kucingnya kepada temannya sesama tikus, dari mulutnya sering terdengar ucapan, “Sahabatku Mimi”. Tetapi teman-temannya sesama tikus tidak menyetujui jalinan persabatan mereka, “kucing adalah musuh bebuyutan kita, pasti tidak akan tidak mencelakai kamu”.

“Yang namanya kucing pasti bisa menangkap tikus, ini adalah pelajaran yang diwariskan oleh nenek moyang kucing. Kamu harus mencamkannya dengan baik,” mereka semua beramai-ramai menasihati Siao Hei untuk meninggalkan Mimi sesegera mungkin.

“Tetapi Mimi benar-benar sangat baik terhadap saya! Jika kamu bersahabat dengannya, pandangan kalian pasti juga akan berubah,” Siao Hei sangat percaya pada Mimi.

 “Tidak mungkin ada hari di mana akan terjalin persahatan,” seekor tikus berkata dengan tegas.

Untuk mengambil keputusan apakah harus memutuskan persahabatannya dengan Mimi, membuat Siao Hei terus menerus bermuram. Pada suatu hari, akhirnya Mimi membuka mulut dan bertanya kepada Siao Hei, “Ada masalah apa di dalam hatimu?”

“Mimi, apakah kamu akan memakan diriku?” Siao Hei balik bertanya pada Mimi.

“Mengapa kamu mencurigai saya? Kita adalah sahabat baik!”

“Tetapi, semua teman-teman sesama tikus mengatakan bahwa kita adalah musuh untuk selamanya, sama sekali tidak mungkin menjadi sahabat. Kamu pasti tidak punya niat baik,” Siao Hei berkata sambil memandang Mimi.

“Tidak peduli orang lain berkata apa, asalkan kamu bersedia melupakan perasaan benci dan dendam, aku juga tidak lagi berlaku buruk pada yang lemah dengan mengandalkan kekuatan. Kita akan menjadi sahabat dengan hati yang tulus!”

Hubungan Mimi dengan Siao Hei semakin hari semakin baik, semuanya dengan perasaan heran berkata, “Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?”

Pesan kasih sayang pada para sahabat cilik :

Adakah seorang yang tidak bisa kamu maafkan? Mengapa? Coba renungkan baik-baik, sesuatu yang tidak menyenangkan hati selalu terjadi karena dipicu oleh hal sangat kecil. Marilah belajar seperti Mimi dan Siao hei yang merubah permusuhan menjadi persahabatan, bukankah ini sangat baik?

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -